kunjungan paus
kunjungan paus

Adakah Nilai-nilai yang Bisa Dipetik dari Kunjungan Paus di Irak?

Paus Fransiskus sudah mengunjungi beberapa wilayah di Timur Tengah. Teranyar, Paus Fransiskus melakukan kunjungan bersejarah ke Irak, bertemu dengan Presiden Bahram Salih. Kemudian Paus bertemu dengan pemimpin spiritual Syiah, Ayatollah Agung Ali al-Sistani. Hal ini menjadi pertemuan bersejarah dalam agama modern. Pertemuan itu berlangsung di kota Najaf pada Sabtu (6/3/2021).

Pemimpin umat Kristen Katholik itu memang sudah melakukan kunjungan di beberapa wilayah yang mayoritas Muslim seperti Turki, Mesir, Uni Emirat Arab dan lain sebagainya. Paus menegaskan bahwa kunjungannya itu tidak lain dan tiada bukan untuk menyerukan dialog agama, membangun perdamaian dan menyudahi konflik.

Secara eksklusif, tulisan ini akan mencoba memetik nilai-nilai dari kunjungan Paus di Timur Tengah. Hal ini penting untuk diungkap dan dieksplorasi. Lebih-lebih, kunjungan itu bukanlah kunjungan biasa, melainkan kunjungan bersejarah oleh para pemimpin dan pemuka agama. Dan hal ini menarik karena, Paus Fransiskus yang merupakan pemimpin tertinggi bagi umat Kristen Katholik Roma itu bertemu dengan para pemimpin Muslim.

Setidaknya ada beberapa nilai yang bisa dipetik dari kunjungan Paus Fransiskus di Iraq beberapa waktu lalu.

Pertama, dialog.

Hubungan umat Islam dan Kristen bisa dibilang fluktuatif. Ketegangan umat Islam dengan Kristen kembali memuncak pasca pidato Paus Benediktus XVII. Pendahulu Paus Fransiskus itu, tepatnya pada tahun 2006—setahun setelah naik tahta, memberikan pidato kontroversial di Regensburg, Jerman.

Pidato yang merengganggang hubungan Islam-Kristen itu dimulai ketika ia mengutip seorang Kaisar Romawi Timur yang menuding Nabi Muhammad sebagai tidak manusiawi dan hanya berbuat jahat. Sontak. Pidatonya langsung memprovokasi umat Muslim di seluruh penjuru dunia.

Akhirnya, Paus Benidiktus pun mengakui kesalahannya dan menyesal dengan amat dalam atas kesalahpahaman sebagaimana yang disampaikan dalam pidatonya itu. Karena itu, ia pun mulai membangun dialog dengan pemimpin Muslim untuk membangun relasi yang baik dengan umat Islam dunia. Pada tahun 2008, Paus pun melakukan kunjungan ke Turki untuk menghidupkan kembali dialog Kristen-Islam.

Di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus saat ini, hubungan Islam-Kristen bisa dibilang relatif harmonis. Kunjungan Paus ke Irak beberapa waktu lalu pun menegaskan betapa dialog itu benar-benar terjadi. Bahkan, Paus Fransiskus bertemu langsung dengan orang yang paling berpengaruh di Irak, yakni Ali Al-Sistani.

Pengaruh luar biasa al-Sistani, antara lain, dekritnya mengantarkan orang Irak ke pemilihan bebas untuk pertama kalinya pada 2005, juga dapat membius ratusan ribu orang untuk bersatu-padu untuk melawan ISIS pada 2014 dan menggulingkan pemerintah Irak di bawah tekanan dari demonstrasi massal pada 2019 silam.

Kedua, perdamaian.

Konflik di Irak tidak saja menyita tenaga, namun juga meruntuhkan perdamaian dan nyawa manusia. Gereja, Masjid dan tempat ibadah lainnya hancur karena konflik. Terlebih di daerah yang sempat di kuasasi ISIS, kondisinya sangat miris. Jangankan perdamaian, kehidupan di situ nyaris tidak ada.

Sebagaimana dikutip persis dari BBC (7/3), ketika Paus Fransiskus mengunjungi Mosul—bekas benteng ISIS–, ia berkata: “Betapa kejamnya bahwa di negara ini, tempat lahir peradaban, harus dilanda pukulan yang begitu barbar, dengan tempat-tempat ibadah kuno hancur dan ribuan orang – Muslim, Kristen, Yazidi dan lainnya – terpaksa mengungsi atau dibunuh.

“Hari ini, bagaimanapun, kami menegaskan kembali keyakinan kami bahwa persaudaraan lebih kuat dibandingkan pembunuhan saudara, bahwa harapan lebih kuat daripada kebencian, dan bahwa perdamaian lebih kuat daripada peperangan.”

Senada dengan Paus,  Al-Sistani (90 tahun)  juga menegaskan perhatiannya terhadap warga Kristen dan Katolik harus dapat hidup seperti semua warga Iran dalam perdamaian dan keamanan, serta dengan hak konstitusional penuh mereka. “Umat Islam, Katolik, Kristen, harus hidup berdampingan secara damai,” kata Al-Sistani.

Sebagai informasi, Kelompok minoritas Kristen Irak telah dilanda gelombang kekerasan sejak invasi yang dipimpin AS ke negara itu pada tahun 2003. Dengan demikian, kunjungan Paus ke Irak sangat dinanti dan berarti bagi seluruh warga Irak yang hingga saat ini masih memimpikan kehidupan yang damai.

Ketiga, persaudaraan.

Ada hal yang menarik ketika Paus tiba di Irak, tepatnya ketika mendarat di bandara Najaf, ia ‘disuguhkan’ sebuah poster yang bertuliskan pepatah terkenal dari imam Ali bin Abi Thalib, khalifah keempat dan kerabat Nabi Muhammad, yang dimakamkan di kota suci itu, yakni:

“Orang-orang terdiri dari dua jenis, baik saudara seiman atau sederajat dalam kemanusiaan.”

Orang-orang Irak, yang mayoritas Muslim, sudah tidak begitu sensitif terhadap pemeluk agama lain. Mereka saling menghormati. Selain itu, mereka juga dipersatukan dalam persaudaraan dalam kemanusiaan. Terlebih mereka saat ini sedang dianiaya oleh pihak-pihak tertentu.

Pada bingkai itulah, misi kunjungan ke Irak bukan melulu untuk kalangan Katolik atau Kristen. Namun, simbol perdamaian bagi semua yang teraniaya, mengejawantahkan kekuatan dialog antarumat beragama, toleransi, melawan terorisme, dan sektarianisme.

Dalam perspektif Islam, nilai-nilai di atas sudah sangat jelas disebutkan dalam Islam. Bahan, Islam bisa disebut sebagai agama ‘dialog’. An-Nahl ayat 125 misalnya, memberikan pedoman kepada umat Islam untuk senantiasa melakukan bantahan secara baik terhadap sesuatu atau orang yang berbeda (pandangan maupun keyakinan). Dan yang harus ditekankan dalam nilai pertama ini adalah, bahwa dialog antar agama bukanlah untuk mengubah atau memaksa agama lain menjadi agama Anda, tetapi untuk menjalin perdamaian.

Bagikan Artikel ini:

About Muh. Ulin Nuha, MA

Check Also

jihad

Catat! Jihad dan Terorisme Itu Beda Jauh, Yuk Simak Penjelasannya

Kejadian aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar menyisakan duka yang mendalam bagi …

bahaya wahabi

Mengapa Wahabi Perlu Diwaspadai? Yuk Intip Alasannya!

Kelompok Wahabi di Indonesia mendadak kembali menjadi sorotan banyak orang. Penyebabnya adalah pernyataan ketum PBNU …