non muslim memimpin doa
non muslim memimpin doa

Akhlak Berdoa Sesuai Tuntunan Rasulullah

Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi adab dan akhlak dalam hal apapun termasuk dalam hal berdoa. Doa merupakan wujud permohonan atau permintaan seorang hamba kepada Allah.

Karena itu, doa dikenal juga sebagai perisai bagi kaum muslimin yang beriman. Dalam menjalankan solat juga dipenuhi dengan kalimat-kalimat doa, dengan kata lain, seorang muslim yang taat akan benyak meminta kepada Allah dalam waktu kapanpun.

Disunnahkan dalam berdoa dilakukan dengan tadharru’ khufyah atau penuh kerendahan dan suara lembut, Allah berfirman dalam al-Quran, “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Qs. Al-A’raf: 55)

Adapun cara yang baik berdoa supaya apa yang kita minta dapat terkabulkan dengan cara memperhatikan adab-adab serta tata cara yang sesuai tuntunan dari Rasulullah. Menurut Imam al-Ghazali terdapat sepuluh adab dan tata cara berdoa kepada Allah yang termaktub dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin jilid 1, hal : 382 – 386,

Pertama, Mencari waktu atau hari-hari yang mulia, seperti di hari jumat hari arafah, sepertiga malam, atau juga di bulan-bulan Haram.

Kedua, Mencari keadaan yang mulia. Seperti saat bersujud ketika sholat, turunnya hujan, setelah akan atau setelah sholat.

Ketiga, Menghadap ke arah kiblat dengan mengangkat kedua tangan dan setelah berdoa mengusapkannya ke wajah.

Keempat, Menjaga suara antara keras dan suara pelan. Artinya, kita harus mamou melembutkan suara ketika berdoa.

Kelima, Tidak perlu bersajak dalam berdoa. Artinya, tidak berlebih-lebihan dalam berdoa, tidak perlu lebay ketika berdoa dan meminta sesuatu kepada Allah, karena Allah tidak menyukai apapun yang berlebihan termasuk dalam doa. Berdoa dengan suara yang rendah dan cukup terdengar serta tidak menyengaja terlalu fasih dan dengan nada yang keras.

Keenam, Tunduk, patuh dan khusuk dalam berdoa. Allah berfirman, “Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (Qs. Al-Anbiya: 90)

Ketujuh, Meminta dan memohon dengan sungguh-sungguh serta meyakini harapannya akan dikabulkan. Dari sahabat Sufyan bin Uyainahmengatakan bahwa, jangan pernah menghalangi seseorang dari kalian, karena Allah-pun mengabulkan doa iblis sekalipun.

Kedelapan, Mengulang doa sebanyak tiga kali.

Kesembilan, Memulai doa dengan memuji asma Allah, berzikir kepada Allah seraya membaca shalawat Nabi kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian sampaikan permohonan doa dan ditutup dengan kembali memuji Allah SWT.

Kesepuluh, Bertaubat atas kesalahan yang diperbuat dan berharap keridhaan Allah sepenuhnya.

Doa juga menjadi salah satu sebab tertolaknya takdir dan juga timbulnya rahmat seperti perisai sebagai penangkis senjata yang mampu meindungi diri kita dari segala hal yang buruk. Karena itu berdoa haruslah menghadirkan hati dan memperlihatkan sikap sangat butuh, karena keduanya merupakan puncak dari suatu ibadah.

 

Bagikan Artikel ini:

About Ernawati

Check Also

hari guru nasional

Guru, Ustadz dan Kiayi : Sebuah Perenungan di Hari Guru Nasional

Setiap tanggal 25 November, kita merayakan Hari Guru Nasional untuk menghormati peran dan kontribusi para …

hebron

Menelusuri Palestina : Jejak Para Nabi dan Pesan Kebersamaan

Palestina, merupakan tanah suci yang merangkum sejarah agama-agama besar, mengisahkan jejak para nabi yang menginspirasi. …