Rasmus Paludan
Rasmus Paludan

Aksinya Dikecam Dunia, Pemimpin Garis Keras Anti-Islam Ancam Bakar Alquran Lagi

Stockholm – Aksi demonstrasi kelompok anti-islam yang berujung pembakaran kitab suci Alquran menimbulkan kecaman keras dari seluruh dunia. Namun kecaman itu tidak membuat kelompok anti-islam di Skandinavia itu kapok, mereka justru bertekad untuk kembali melakukan aksi bakar Alquran lagi.

Ancaman itu diucapkan pemimpin partai Garis Keras anti-Islam Swedia Rasmus Paludan. Ancaman itu dia lontarkan, menyusul dalih dan permintaanya agar perusuh diklaim kelompok mayoritas Muslim, bisa berperilaku sebagaimana masyarakat beradab.

Paludan juga mengeklaim tidak merasa terganggu dengan adanya ratusan Muslim Malmö yang tersulut atas pembakaran tersebut. Sebaliknya, partai garis keras itu menegaskan akan membakar Alquran kembali di distrik Rosengård, daerah Muslim yang mayoritasnya adalah keturunan imigran.

“Kepada semua perusuh dan pemerkosa di Rosengård, segera kami akan membakar Alquran lagi,” tulis partai itu di halaman Facebook-nya, Selasa (1/9/2020).

Seperti diketahui aksi kerusuhan akibat pembakaran Alquran itu terjadi akibat dilarangnya Paludan yang akan hadir sendiri Alquran di kegiatan itu. Paludan sendiri saat ini dilarang masuk ke Swedia selama dua tahun karena ada ancaman serius bagi keamanan nasional Swedia.

Merespons larangan itu,  Rasmus menyindir polisi Swedia dan menegurnya tidak obyektif. Bahkan pihak Swedia, ia sebut terlalu lunak dan membiarkan kekerasan.

“Polisi Swedia sangat pengecut. Itulah alasan mengapa mereka di Rosengård melakukan hal-hal yang tidak berani mereka lakukan di Maroko, Suriah, Irak, dan sebagainya, karena entah mereka akan ditembak atau dipukuli dengan sangat parah sehingga mereka harus berbaring di tempat tidur selama beberapa pekan. Jadi mereka tidak akan berani melakukannya di negara asal mereka,” kata Rasmus Paludan seperti dikutip Sputnik via laman Republika.co.id.

Paludan bahkan menuduh penegakan hukum Swedia menjalankan tugas-tugas Islamis yang juga berfungsi sebagai “polisi syariah”. Ia juga diketahui mengecam pemerintah Swedia karena mencoba menghentikan pembakaran Alquran, dan mengkritiknya sebagai pihak yang melarang kebebasan berekspresi.

“Mereka melakukannya karena mereka tidak memiliki kendali sama sekali. Kekuatan fisik di Swedia sudah dipegang Islam. Sebanyak 20 ribu polisi Swedia yang lemah, berhati lunak, dan feminin serta tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi kekuatan di Swedia, kekuatan fisik, terletak pada Islam,” tegasnya.

Dia mengklaim, jika hal itu terus terjadi, maka masa depan yang suram akan terjadi di Skandinavia. Sehingga, pihaknya berjanji akan melanjutkan pembakaran Alquran di Swedia.

Seperti diberitakan pada Jumat pekan lalu, Malmö meletus dan menjadi daerah kekerasan. Beberapa ratus orang juga diketahui berkumpul untuk memprotes kegiatan anti-Islam Garis Keras dengan melemparkan benda-benda ke polisi dan membakar ban mobil. Selama akhir pekan itu, kerusuhan berlanjut di kota Ronneby di Kabupaten Blekinge.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

sidang gugatan Pilpres di MK

Tanggapi Putusan MK, PBNU: Kedepankan Empat Nilai Dasar Ahlussunnah wal Jama’ah

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilpres pasangan nomor urut 01 Anies Baswedan-Cak …

Ketua FKPT Jabar Iip Hidajat

Kearifan Lokal Dorong Moderasi Beragama Dengan Kedepankan Toleransi

Jakarta – Meskipun lebaran Idulfitri telah usai, semangat persaudaraan dan kerukunan yang didapat setelah merayakannya …