Beberapa pihak menginginkan agar Al Azhar mengkafirkan Syiah Itsna Asyariyah Iran yang merupakan madzhab resmi Iran setelah Revolusi Iran 1979 yang dipimpin oleh Al Khamaeni akan tetapi Al Azhar menolak walaupun banyak yang meminta dan menghabiskan waktunya untuk mengkafirkan Syiah Iran Penyebabnya adalah sangat sederhana yaitu ajaran Al Azhar yang melarang mengkafirkan sesama Umat Islam karena tugas Al Azhar adalah da wah dan membimbing bukan mengkafirkan serta memasukkan orang ke dalam Islam bukan mengeluarkan Umat Islam dari Islam dengan pengkafiran dan pemfasikan Saat ini Al Azhar kembali diminta untuk mengkafirkan Suku Al Hautsi Yaman yang sebagian bermadzhab Syiah Zaidiyah dan sebagian lain bermadzhab Syiah Iran akan tetapi Al Azhar menolaknya karena Al Azhar adalah pemberi jalan ke hidayah bukan pengkafir Al Azhar adalah da i bukan hakim yang bertugas menyampaikan kebaikan bukan ancaman menyatukan bukan memecah belah dan mendekatkan bukan menjauhkan Tugas Al Azhar adalah menyampaikan Risalah Nabi Muhammad SA bukan mengkafirkan makhluq Allah SWT walaupun mengalami kesalahan membangkan atau lalim Sebagian dari penganut Syiah berbeda pandangan terkait nilai nilai Islam yang berkaitan dengan Sahabat RA dan para Tabiin akan tetapi perbedaan ini tidak membenarkan untuk mengkafirkan mereka Kesalahan ini memerlukan hidayah dan da wah bukan pengkafiran dan konflik kekerasan Sebagian lainnya pada saat ini ingin Al Azhar untuk mengkafirkan ISIS karena melihat sepak terjang ISIS yang melancarkan aksi aksi kriminal dan teror akan tetapi Al Azhar mengecam aksi kriminal ISIS dan menolak mengkafirkan ISIS Karena kekafiran adalah masalah aqidah yang berarti dikeluarkan dari rahmat Allah SWT Al Azhar bukan salah satu gerbang surga yang dapat memasukkan dan mengeluarkan sesukanya Al Azhar bukan takfiri seperti ISIS dan kelompok takfiri lainnya Baca juga Mengajari Kembali Umat dengan Membiasakan Perbedaan Al Azhar mengambil suri tauladan dari Imam Ali bin Abi Thalib RA yang dikafirkan oleh Khawarij yang lalim dan memberontak sebagai musuh khalifah yang memiliki legitimasi Umat Islam akan tetapi Imam Ali bin Abi Thalib RA menolak mengkafirkan Khawarij yang mengkafirkannya mendhaliminya dan keluar dari rahmat Allah SWT Imam Ali bin Abi Thali RA adalah khalifah yang adil walaupun kepada pihak yang tidak adil kepadanya Hal ini berbeda dengan milisi milisi Syiah Irak dan Non Irak yang setelah membebaskan desa atau kota yang dijajah oleh ISIS melancarkan aksi aksi pengerusakan dengan membunuh anak anak yang memiliki nama nama Sahabat RA memperkosa perempuan dan membakar masjid masjid warga Sunni Maka apa bedanya Syiah Iran dengan ISIS Siapapun yang ingin memerangi ISIS orang lalim atau takfiri harus diperangi dengan cara yang benar dan adil bukan dengan sentiment sektarian atau pembunuhan seperti Syiah yang membunuh siapapun yang memiliki nama nama Sahabat RA Hanya peperangan yang adil saja yang dapat mengalahkan kelaliman dan pemberontakan ISIS telah tercipta dengan sendirinya karena berbagai sebab di antaranya adalah karena kekejaman milisi milisi Syiah Irak yang membantau dengan kejam hingga kekejamannya tak dapat diungkapkan Selain itu terdapat penyiksaan karena sebab sektarian atas warga Sunni di beberapa penjara di Lebanon yang disampaikan oleh berbagai siaran televisi adalah bagian dari sikap sektarian rasis yang dapat berujung pada pengkafiran Keduanya adalah dua sisi mata uang radikalisme yang merusak masyarakat agama dan negara Imam Ali bin Ali Thalib RA telah memerangi Khawarij yang menyerupai ISIS saat ini dengan peperangan bersenjata dan peperangan dengan perasaan pemikiran terkait pemikiran takfiri Imam Ali bin Abi Thalid telah mengalahkan mereka dalam berbagai peperangan dan ketika ditanya terkait Khawarij Imam Ali bin Abi Thalib RA berkata Mereka bukan kaum kafir karena mereka mengatakan Laa Ilaaha Illa Allah Muhammad Rasulullah Kemudian Imam Ali bin Abi Thalib RA berkata yang perkataannya sangat terkenal Mereka adalah saudara kita yang memerangi kita Alangkah bijak adil dan agungnya engkau wahai Imam Ali bin Abi Thalib RA Maka oleh karena itu Al Azhar turut memerangi ISIS dan milisi milisi Syiah Irak yang membunuh Umat Islam dan menghancurkan masjid masjid yang pada waktu yang sama menolak mengkafirkan semuanya Karena pengkafirkan menyangkut masalah agama yang bukan wewenang para da I akan tetapi wewenang para hakim setelah dilakukan proses prosedur yang kompleks ketat dan terperinci terkait kepercayaannya Takfir sejatinya adalah menghukumi setiap individu bukan menghakimi kelompok setelah dipelajari pemikiran dan kepercayaan mereka Sedangkan ISIS terdapat aturan lebih Umat Islam yang berbeda satu sama lainnya yang di mana mereka tidak dikumpulkan dalam satu kepercayaan Seperti itu juga milisi milisi Syiah yang membunuh warga Sunni dan menghancurkan masjid Umat Islam tidak dapat mengkafirkan seseorang dengan perbuatannya yang nampak seperti halnya seorang muslim tidak masuk Islam kecuali dengan pilihannya sendiri dan tidak keluar dari Islam kecuali dengan pilihannya sendiri Maka siapapun yang mengkafirkan suatu kelompok dari Umat Islam adalah sebuah kekeliruan Sementara itu perang dan pembunuhan sangat berbeda dengan pengkafiran Perang dan pembunuhan terfokus pada permusuhan dan pemberontakan bukan terfokus pada kekafiran atau perbedaan agama dan ras Umat Islam telah berperang kepada siapa yang memeranginya dan begitu juga kepada siapapun yang berdamai atau tidak memusuhi tidak akan memeranginya Imam Ali bin Abi Thalib RA memerangi Kaum Khawarij tanpa mengkafirkan mereka walaupun dikafirkan seperti memerangi para pemberontak Imam Ali bin Ali Thalib RA telah memberikan tauladan dalam sejarah Syariat Islam untuk memerangi para pemberontak sesuai ajaran Islam yang setelah peperangan justru merawat mereka yang terluka dan mengubur mereka yang telah tewas walaupun Kaum Khawarij ingin membunuhnya dan beberapa Sahabat RA lainnya Al Azhar dalam mengambil keputusan hukum terhadap umat manusia tidak berdasarkan atas kebijakan politik nasional lokal internasional atau kehendak segelintir pihak akan tetapi murni dari Syariat Islam yang bersumberkan Al Qur an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW untuk mengeluarkan solusi Inilah pemahamanku tentang pesan Al Azhar walau saya bukan juru bicara Al Azhar tentang kabar Al Azhar tidak mengkafirkan ISIS karena kemuliaan Al Azhar yang tegak lurus dalam menjaga Syariat Islam walaupun sebagian menanggap Al Azhar tidak memandang ISIS dari sudut Syariah Islam lainnya Tugas Al Azhar bukan mengkafirkan Umat Islam akan tetapi membimbing mereka walaupun salah seperti bapak kepada anaknya Apakah pesan Al Azhar ini sudah dapat dipahami dr Najih Ibrahim
Check Also
Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?
Meskipun arus puritanisasi mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …
Shalat Ghaib untuk Korban Bencana
Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah