ashabul kahfi
ashabul kahfi

Ashabul Kahfi: Kisah Para Pemuda yang Teguh Mempertahankan Keimanan

Kisah dalam Qur’an merupakan salah satu pendekatan Allah mengajarkan kepada umat Islam. Setiap kisah yang diceritakan mengandung pelajaran yang seharusnya ditiru dan selayaknya ditinggalkan oleh umat Islam. Salah satu kisah yang mempunyai nilai penting adalah kisah 7 pemuda yang mencari perlindungan di dalam goa. Pemuda ini disebut ashabul kahfi.

Qur’an ternyata mempunyai kepentingan khusus dengan kisah ini sehingga menamakan salah satu suratnya dengan al kahfi.  Dalam surat al-Kahfi, Allah menyampaikan salah satu kisah kehidupan para pemuda yang memegang teguh keimanan walaupun sedang berhadapan dengan pemerintah yang zalim.

Banyak perdebatan tentang siapa raja zalim yang mengancam mereka untuk menyembah berhala sebagaimana perdebatan di manakah sebenarnya letak goa tersebut. Persoalan ini memang tidak menjadi konsen Qur’an karena yang ditekankan adalah aspek pembelajaran dari kisah yang mestinya diraih.

Dalam Islam, para pemuda itu dikenal sebagai ashhâbul-kahfi, yaitu para pemuda penghuni goa yang ditidurkan Allah selama 309 tahun. Para pemuda itu bernama Maximianus, Malchus, Martinianus, Constantinus, Dionysius, Johannes, dan Serapion. Adapula yang mengatakan ketujuh pemuda ini ditemani oleh seekor anjing yang bernama kithmir.

Al-Kahfi, artinya sebuah gua di gunung, dan menjadi tempat pelarian para pemuda tersebut. Allâh berfirman:

إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

Artinya: (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu, dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. [Al-Kahfi/18:10]

Dalam surat tersebut menerangkan bahwa beberapa pemuda yang beriman kepada Allah yang lari  dan mencari tempat berlindung ke dalam gua untuk menyelamatkan diri dari ancaman para raja syirik yang memaksa mereka untuk menyembah berhala. Maka, Allah melindungi mereka dari segala fitnah yang akan menimpa mereka.

Berdoalah mereka ketika mereka sudah memasuki gua tersebut. Mereka meminta perlindungan dari Allah atas segala fitnah yang akan di tujukan kepada mereka. Usaha mereka untuk lari atas segala fitnah serta kepatuhan mereka terhadap Allah serta tidak menyandarkan urusan-urusan kepada diri mereka sendiri dan kepada sesama makhluk lainnya. Allah berfirman:

وَرَبَطْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَٰهًا ۖ لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا

Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka berkata, “Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru ilah selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran”. [Al-Kahfi/18:14]

Terlepas dari berbagai detail peristiwa dalam penelitian ulama dan sejarawan tentang ashhabul kahfi ini namun Qur’an ingin memegaskan tentang kebenaran cerita ini yang juga menjadi cerita di dalam agama dan masyarakat sebelumnya. Cerita tentang pemuda yang teguh memegang keimanan di tengah masyarakat dan kondisi kekuasaan yang mengancam keselamatan mereka. Artinya:: “Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk;”

Kisah ini menunjukkan keteguhan para pemuda yang tidak tergiur dengan kondisi masyarakat dan tidak takut dengan ancaman kekuasaan yang zalim. Ketika kondisi sudah tidak memungkinkan para pemuda ini tidak melacurkan akidah dan menggadaikan keimanan tetapi mereka memutuskan mencari perlindungan untuk menyelematkan akidah mereka.

Pilihan menjauh dari kondisi masyarakat tersebut karena mereka merasa tidak mampu baik secara kuantitas dan kualitas menghadap sistem yang zalim dan syirik saat itu. Qur’an menekankan pada aspek keteguhan iman mereka dan upaya mereka meminta perlindungan dari Allah.

Qur’an mengangkat kisah ini sebagai bagian dari mukjizat Allah kepada orang beriman dengan menidurkan dalam waktu yang berabad-abad lamanya. Bagi Allah hal seperti itu bukanlah sesuatu yang mustahil. Kedua, pesan kepada pemuda dalam kondisi apapun harus mampu mempertahankan keimanan. Sungguh akan menjadi snagat sia-sia umur dan masa muda jika dimanfaatkan dalam keburukan dan menyimpang dari jalan Allah.

Karena itulah, pemuda saat ini di tengah kondisi mampu mengekpresikan keimanan dan keislaman menjadi sangat penting selalu menjaga keimanan dan menjadi generasi penerus agama dan bangsa. Ketika kondisi fitnah, berita bohong, dan provokasi melanda seperti saat ini, tutuplah mata dan telinga kalian untuk tidak terpengaruh apalagi meruntuhkan keimanan. Berjuanglah terus untuk selalu berjalan di jalan keteguhan iman.

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …