fxoumuu
fxoumuu

Ayat Al Quran Jadi Inspirasi Dua Siswi MAN Insan Cendekia Pekalongan Rancang Alat Relaksasi Persalinan

Pekalongan — Al-Quran bukan hanya berisi tuntunan dalam agama namun ketika dikaji lebih mendalam maka banyak sekali tekhnologi modern tercipta sehingga Al-Quran benar-benar menjadi pegangan yang sangat komprehensip bagi keberlangsungan umat. Dua siswi cerdas Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendikia Pekalongan, Jawa Tengah berhasil menciptakan alat relaksasi untuk persalinan.

Fitria Aulia Hari Afia dan Dwiyanti Rizqi Amalinda dua siswi cemerlang tersebut merancang Al-Istisyfa’, alat relaksasi persalinan berbasis Internet of Things (IoT). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh telaah Qur’an Surat Maryam ayat 23 mengenai persalinan.

Surat Maryam ayat 23 berbunyi : Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”.

Berdasarkan kajian tafsir ayat itu, kedua siswi tersebut merancang alat-alat relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu sebelum melahirkan.

“Ada tiga komponen yang kami rangkai dalam perancangan alat relaksasi ini,” terang Fitria di Jakarta, seperti dilansir dari laman republika.co.id Rabu (12/10/22) seperti dikutip laman pendis.kemenag.go.id.

Yang pertama, jelas Fitria, adalah vibrator. Vibrator ini sebagai perumpamaan pada punggung yang bersandar pada pangkal pohon kurma secara tidak langsung akan terus menerus menekan titik syaraf ditulang belakang.

“Pohon kurma, yang permukaannya kasar akan membantu memijat daerah punggung, ini fungsi dari vibrator,” jelasnya.

Kedua, lanjut Fitria, murottal. Menurut pendapat mayoritas ulama, tempat persalinan Sayyidah Maryam berada di Baitul Lahm di bawah pohon kurma, dimana terdapat anak sungai yang mengalir dimbawahnya, sehingga menimbulkan ketenangan.

“Terakhir heater dan aromaterapi yang menimbulkan kesan yang nyaman,” terang Fitria.

Menurut Fitria, penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yakni Agustus hingga September dengan melalui tujuh tahapan penelitian. Tahapan itu adalah kajian tafsir QS Maryam ayat 23 dengan metode tahlili, semantik dan fisiologi, identifikasi kebutuhan pengguna, formulasi desain alat dan sistem, pembuatan Al-Istisyfa’, validasi ahli, pengujian alat dan monitoring, serta evaluasi.

 

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

060567700 1740995185 830 556

Santri Dari Mutholaah Kitab Kuning Ke Digital

JAKARTA — Santri bukan sekedar pembelajar di pondok pesantren namun lebih jauh santri menjadi penjaga …

082479700 1601026076 830 556

Kiprah Pendiri Pesantren Lirboyo di Medan Perang Kemerdekaan

Jakarta – KH. Abdul Karim atau yang biasa disapa Mbah Manab muassis Pondok Pesantren Lirboyo …