banyak tanya
banyak tanya

Bahaya Banyak Bertanya yang Justru Mempersulit

Salah satu sifat manusia adalah ingin mengetahui sesuatu yang belum pernah ia ketahui. Dengan bertanya orang akan mengetahui. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong munculnya ilmu pengetahuan.

Ada pepatah pula mengatakan malu bertanya akan sesat di jalan. Bertanya terhadap urusan penting sangat dianjurkan. Namun, agar tidak semakin tersesat pertanyaan harus harus ditujukan kepada ahlinya, bukan sembarangan orang. Dalam al-Quran, Allah berfirman dalam Surat Al-Nahl ayat 43 yang berbunyi, “… Bertanyalah kepada orang yang memiliki pengetahuan bila kalian tidak mengetahui”.

Namun, tidak semua pertanyaan bisa menambah pengetahuan dan kemudahan. Dalam hal tertentu, justru banyak bertanya tentang suatu yang sudah diketahui justru menambahkan kesulitan. Ingatlah cerita kaum Nabi Musa yang cerewet bertanya tentang perintah untuk menyembelih seekor sapi (baqarah) yang justru mempersulit diri mereka.

Cerita serupa juga ternyata dijumpai dalam Islam. Rasulullah memang tempat bertanya dan sumber pengetahuan umat Islam saat itu. Namun, tidak semuanya pertanyaan menyenangkan beliau.

Dalam salah satu kesempatan Rasulullah melarang umatnya untuk terlalu banyak bertanya akan sesuatu yang tidak selayaknya dipertanyakan. Pertanyaan-pertanyaan itulah akhirnya mendorong Nabi memberikan batasan jelas tentang pertanyaan.

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah bersabda :


دَعُونِى مَا تَرَكْتُكُمْ ، إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِسُؤَالِهِمْ وَاخْتِلاَفِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ ، فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَىْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ ، وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

Artinya: “Biarkanlah apa yang aku tinggalkan bagi kalian. Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah binasa karena banyak bertanya dan menyelisihi Nabi mereka. Jika aku melarang dari sesuatu, maka jauhilah. Dan jika aku memerintahkan pada sesuatu, maka lakukanlah semampu kalian.” (HR. Bukhari no. 7288 dan Muslim no. 1337).

Hadist di atas merupakan penegasan tentang larangan menanyakan sesuatu yang akan memberikan efek kesulitan bagi pengamalnya. Larangan bertanya akan sesuatu hal yang belum terjadi juga dikhawatirkan malah akan menjadi beban serta kewajiban atau keharusan yang harus dilakukan.

Imam an-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menjelaskan, tentang asbabul wurud hadist tersebut. Suatu ketika Allah menurunkan ayat yang berkaitan dengan kewajiban haji. Kala itu ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah, “Apakah haji itu tiap Tahun wahai Rasulullah?” Rasulullah diam dan tidak menjawab sampai sahabat itu bertanya untuk yang ketiga kalinya. Rasulullah mengatakan, “Kalau aku jawab iya, niscaya akan memberatkan kalian. Tinggalkanlah (jangan bertanya) terhadap sesuatu yang aku biarkan.”

Imam An-Nawawi  kemudian menjelaskan hadist di atas dengan mengkategorikan beberapa bentuk pertanyaan. Pertama, pertanyaan orang awam tentang kewajiban agama. Orang awam yang baru memahami tentang agama atau baru mau mengenal agama hendaknya mempertanyakan kepada ulama yang memiliki sanad yang jelas. Pertanyaan seperti ini merupakan pertanyaan yang penting untuk di tanyakan kepada orang yang lebih mengetahui agar kita bisa menjalankan ibadah dengan benar dan sempurna.

Kedua, pertanyaan tentang pendalaman agama yang tidak hanya diamalkan untuk diri sendiri, pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan orang banyak, misalnya minta fatwa kepada seorang terkait permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.

Ketiga, pertanyaan yang didiamkan atau tidak dijelaskan detail dalam Syariah. Semisal dalam kasus yang dialami oleh sahabat di atas. Bertanya akan sesuatu yang tidak begitu penting dan bahkan apabila hal ini ditanyakan akan berdampak berat bagi si penanya.

Jadi perlu dipahami bahwa Islam tidak akan melarang pertanyaan yang memberi manfaat terhadap diri sendiri atau bahkan orang lain. Bahkan Allah mewajibkan bertanya jika pertanyaan itu berkaitan dengan ibadah wajib. Namun, Islam sudah memberikan gambaran cukup jelas tentang perintah dan larangan. Jangan terlalu banyak menambah perintah dan larangan itu dengan pertanyaan yang justru akan memberatkan.

Bagikan Artikel ini:

About Imam Santoso

Check Also

nabi musa

Testament : The Story of Moses di Netflix, Bagaimana Nabi Musa Versi Al-Quran?

Film tentang Nabi Musa di Netflix cukup mendapatkan respon positif dari permisa. Film berjudul Testament …

hakikat zakat fitrah

Hakikat Zakat Fitrah : Laku Spiritual dan Solusi Sosial

Selain berpuasa sebagai bentuk ibadah, Ramadan juga menjadi momen bagi umat Islam untuk meningkatkan kedermawanan …