dubeschina Xiao Qian
dubeschina Xiao Qian

Bantah Kekerasan Muslim Uighur, Dubes China Jelaskan Kebebasan Antar Suku & Agama

Jakarta – Duta Besar (Dubes) China untuk Indonesia Xiao Qian membantah pemerintahnya telah melakukan kekerasan dan upaya penghilangan identitas terhadap Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. Ia menjelaskan bahwa semua undang-undang dan kebijakan di China bertolak dari nilai kesetaraan dan kebebasan antar suku dan antar agama.

“Kalau Bapak ke Xinjiang, Bapak dapat melihat banyak masjid di sana. Bahkan ada kelompok berjumlah sekitar 530 orang punya satu masjid. Jumlah ini sangat banyak daripada di Arab Saudi,” Bapak dapat datang ke setiap masjid tanpa ada halangan,” ujar Xiao dikutip dari laman Detik.com, pekan kemarin.

Mantan Duta Besar RRC untuk Hongaria itu menjelaskan populasi suku Uighur ada sekitar satu juta jiwa dan mayoritas beragama Islam. Meski demikian, dari 10 suku beragama Islam di China, yang paling besar bukanlah suku Uighur di Xinjiang melainkan suku Hui yang terkonsentrasi di wilayah Ningxia, Hainan, Gansu, Yunnan, dan Qinghai.

Xiao Qian menilai permasalahan etnis Uighur ini mencuat karena ada segelintir orang di dalam suku Uighur yang berkeinginan untuk memisahkan Xinjiang dari China dan mendirikan satu negara merdeka bernama Turkistan Timur. Xiao Qian menegaskan rencana tersebut sangat bertentangan dan tak dapat diterima pemerintah dan masyarakat China. Dia juga menyatakan kaum separatis dari etnis Uighur banyak terlibat tindakan terorisme di Xinjiang.

Xiao menyebut gerakan separatis itu mendapat dukungan politik dari sejumlah negara Barat, khususnya Amerika Serikat (AS). Indikasi tersebut terlihat dari langkah Kongres AS meloloskan Uighur Human Rights Policy Act 2019.

“Saya kira undang-undang itu sangat melanggar hukum internasional dan tata kelola hubungan internasional yang paling dasar. Ini juga menjadi intervensi yang sangat serius bagi urusan domestik China,” tegas Xiao Qian.

Ia menjelaskan, masalah Uighur bukanlah masalah suku atau agama, melainkan masalah persatuan dan separatisme. “Jadi atas nama membela kebebasan agama dan membela kesetaraan antar suku, mereka (AS) memberi tekanan kepada pemerintah China,” ucap bapak satu anak ini.

Xiao bahkan membandingkan bahwa daripada AS, China lebih bersahabat dengan negara-negara muslim di dunia, termasuk Indonesia. Indikasinya, China selalu berada dalam satu barisan dengan negara-negara muslim seperti Indonesia dalam menghadapi isu konflik di Timur Tengah.

“Justru kita lihat AS dalam hubungannya antara Palestina dan Israel selalu memihak Israel dan berseberangan dengan negara Arab. Juga banyak membuat kekacauan di Irak, Suriah, Libya dan Afghanistan. Justru China adalah sahabat sejati dunia muslim,” papar Xiao Qian,

Indikasi lain bahwa China bersahabat dengan negara-negara Islam, sambung Xiao Qian, adalah bunyi sebuah hadis, “Tuntutlah ilmu walau sampai negeri China.” Khusus dengan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia, China punya relasi khusus di masa lalu, yakni ketika Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam beberapa kali mengunjungi Nusantara ketika berlayar ke Samudera Hindia.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

060567700 1740995185 830 556

Santri Dari Mutholaah Kitab Kuning Ke Digital

JAKARTA — Santri bukan sekedar pembelajar di pondok pesantren namun lebih jauh santri menjadi penjaga …

082479700 1601026076 830 556

Kiprah Pendiri Pesantren Lirboyo di Medan Perang Kemerdekaan

Jakarta – KH. Abdul Karim atau yang biasa disapa Mbah Manab muassis Pondok Pesantren Lirboyo …