Kebakaran hutan di kawasan Gunung Bromo karena acara preweding, tepatnya di Bukit Telutubbies. Penyebab kebakaran sendiri di karenakan pengunjung tersebut menyalakan flare sehingga percikan apinya menyambar rumput kering di kawasan tersebut.
Yang paling disayangkan adalah ketika mereka menyalakan flare, dan terlihat api yang menyala sudah mulai menyala, namun mereka semua abai dengan api tersebut. Bisa kita lihat dari banyak video yang tersebar sikap abai calon pengantin dan juga Wedding Organizer membuat kebakaran semakin menyebar.
Tentu saja Kerugian akibat kebakaran tersebut begitu besar, destinasi wisata Gunung Bromo dengan pengunjung 310.418 wisatawan lokal dan 8.501 wisatawan mancanegara di tahun 2022. Dengan total pendapatan Nasional Bukan Pajak dari sektor tersebut mencapai 11,65 Miliar rupiah.
Tentu saja, pada tahun 2023 jumlah pengunjung di Gunung Bromo ini tidak akan terlalu jauh berbeda. Bukan hanya kerugian yang bersumber dari jumlah wisatawan yang datang, namun juga lebih dari 50 hektare kawasan konversi di kawasan tersebut rusak parah.
Habitat flora dan fauna seperti rumput Malelo dan bunga Edelwaiss juga ikut terbakar, untuk fauna terdapat satwa langka seperti elang jawa dan lutung jawa yang memang lokasi habitatnya ada di lokasi terbakar tersebut. Tentu saja, jika tempat habitatnya rusak satwa tersebut akan pergi dari tempatnya, syukur-syukur jika mereka tidak melewati permukiman warga ketika berpindah lokasi.
Tak berhenti di flora dan fauna langka, bahkan manusia juga terkena dampaknya yakni rusaknya pipa-pipa air yang menjadi sumber kehidupan warga, membuat warga sekitar kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Dan tentu saja, kabut asap yang dihasilkan oleh api tersebut banyak orang yang menderita penyakit karena asap tersebut.
Polusi udara dan emisi karbon yang di picu kebakaran hutan dan lahan, tentu saja juga akan beresiko Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Meski hingga kini masih belum ada yang terjangkit penyakit ISPA, namun jika kebakaran ini tidak kunjung usai, tentu saja penyakit pernafasan akan menjadi mimpi buruk bagi warga sekitar.
Kebakaran hutan di wilayah Bromo ini tentu saja karena ulah tangan manusia sendiri yang hanya fokus memikirkan keuntungan dan kepentingan sendiri, tanpa mau perduli dengan sekitar. Allah sudah memperingatkan dalam al-Quran yang berbunyi:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (ar-Ruum; 30).
Bumi dan segala isinya merupakan ciptaan Allah yang mesti di jaga oleh tangan manusia, manusia mendapatkan amanah untuk mengelola dan memanfaatkan apa saja yang di hasilkan di bumi ini entah di darat maupun di laut. Namun manusia yang serakah justru terjerumus dan kemudian merusak apa yang seharusnya dijaga olehnya.
Dan akibat yang bisa kita rasakan seperti sekarang ini alam yang rusak, flora fauna yang terancam dan mati, bahkan manusia yang terancam kehilangan tempat tinggal dan penyakit pernafasan akibat kebakaran hutan. Sebenarnya kalau manusia mampu untuk memahami agama, dia akan mengerti tentang konsep pelestarian dan pemanfaatan alam dari manusia dan untuk manusia.
Menjaga Lingkungan adalah Bagian Sunnah
Alam yang lestari dan membawa manfaat baik bagi kehidupan tentu akan menunjang terciptanya kehidupan yang sesuai petunjuk-Nya. Bahkan manusia disunnahkan untuk menanam pohon, karena keberadaan pohon begitu penting untuk kelestarian alam.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw memberi pengandaian tentang betapa pentingnya menanam pohon atau tanaman. “Seandainya kelak datang hari kiamat, sedang di tangan kalian terdapat bijih kurma, sekiranya memungkinkan menanamnya sebelum kiamat itu benar-benar terjadi, maka lakukanlah” (HR. Abu Dawud).
Apa makna hadist ini, melestarikan lingkungan itu penting sepanjang hayat manusia. Jika pun sudah mendekati kiamat dan masih tersisa biji kurma, lakukanlah untuk menanam pohon. Pohon bisa dikatakan merupakan makhluk paling berjasa dalam menjaga alam. Kemampuannya menyediakan berbagai kebutuhan manusia dan hewan lewat kayu, daun, hingga buah, akarnya yang menguatkan tanah, hingga daunnya yang menyaring karbon dioksida menjadi oksigen merupakan contoh jasa pohon bagi kehidupan. Tak ayal, menanam dan merawat pohon bisa menjadi sumber amal yang terus mengalir.
Rasulullah saw bersabda: Tak seorang pun Muslim yang menanam pohon atau menabur benih tanaman, lalu (setelah ia tumbuh) dimakan oleh burung, manusia, atau hewan lainnya, kecuali akan menjadi sedekah baginya” (HR. Al-Bukhari).
Menanam pohon bagian dari ibadah jariyah yang terus mengalir pahalanya selama pohon itu memberikan manfaat bagi manusia dan makhluk lainnya.
Bahkan dalam kondisi perang pun Rasulullah mengingatkan pasukan Islam ketika itu : Berperanglah kalian dengan nama Allah dan di jalan Allah, perangilah orang-orang yang kufur kepada Allah dan janganlah kalian berkhianat … dan janganlah kalian menebang pohon kurma dan pohon-pohon lainnya, dan janganlah kalian merobohkan bangunan!” (HR. Ahmad).
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah