Jakarta – Berita tentang adanya aliran sesat selalu bermunculan di media sosial, bahkan meski aliran tersebut tidak masuk diakal namun ada saja masyarakat yang mengikutinya, terlebih aliran yang mengait-ngaitkan dengan agama sehingga banyak masyarakat yang terjebak atau menjadi pengikutnya. Agar tidak mudah terkecoh dan terjangkit virus alirans sesat, berikut 10 ciri-ciri aliran sesat yang diambil dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dilansir dari laman detik.com Berdasarkan buku Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Islam Analisis Pemikiran Dosen PAI di Perguruan Tinggi Umum karya Abdullah Wali, aliran sesat adalah kelompok atau gerakan yang menyimpang dari ajaran agama yang benar, baik dalam pemahaman, maupun praktik ibadahnya. Di tengah kehidupan masyarakat, aliran-aliran seperti ini sering kali muncul dan menawarkan pemahaman yang berbeda dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Aliran-aliran tersebut biasanya memiliki ciri khas tertentu yang dapat dikenali, meskipun nama-nama gerakannya tidak selalu disebutkan secara spesifik. Untuk menjaga diri agar tidak tersesat, penting bagi umat Islam untuk berpegang teguh pada pedoman agama, yaitu Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah hadits,
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang kalian tidak akan pernah tersesat untuk selama-lamanya, selama kalian berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Nabi.” (HR Bukhari dan Muslim)
Ciri-ciri Aliran Sesat Menurut MUI
Untuk membantu umat Islam mengenali dan menjauhi aliran yang menyimpang, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan beberapa ciri khas aliran sesat. Dilansir dari laman resmi MUI, berikut beberapa cirinya.
1. Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun Islam.
2. Meyakini atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i.
3. Meyakini adanya wahyu yang turun setelah Al-Qur’an.
4. Mengingkari otentisitas dan kebenaran Al-Qur’an.
5. Melakukan penafsiran Al-Qur’an yang tidak sesuai dengan kaidah tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadits sebagai sumber ajaran Islam.
7. Melecehkan atau mendustakan Nabi.
8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir.
9. Mengurangi atau menambah pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah.
10. Mengkafirkan sesama muslim hanya karena perbedaan kelompok.
Pentingnya Menghindari Kesesatan
Allah SWT telah mengingatkan bahaya kesesatan melalui surah Al-A’raf ayat 186,
مَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَلَا هَادِيَ لَهٗ ۖوَيَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ
Arab latin: May yuḍlilillāhu falā hādiya lah(ū), wa yażaruhum fī ṭugyānihim ya’mahūn(a).
Artinya: “Siapa saja yang Allah sesatkan, tidak ada yang mampu memberinya petunjuk dan Dia akan membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan.”
Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya berpegang teguh pada ajaran Islam yang benar agar tidak terjebak dalam kesesatan.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah