tasawuf
tasawuf

Bertasawuf Itu Nggak Kuno, Apa Sih Peranan Tasawuf Saat Ini?

Era millenial dengan berbagai kemajuan teknologi telah membawa manusia dalam dua sisi, yakni sisi positif dan negatif. Sisi positifnya tentu saja meningkatkan kemudahan penyedia informasi sehingga orang dapat mengembangkan kecakapan-kecakapan baru, sedangkan efek negatifnya akan berbahaya jika berada ditangan orang yang secara mental dan keyakinan agama belum siap, misal beredarnya jaringan-jaringan peredaran obat terlarang, memudahkan penyaluran data-data yang berbau pornografi.

Hal tersebut merupakan gambaran bahwa era millenial ini manusia kebanyakan terobsesi dengan keduniaannya ketimbang spiritual. Dari sikap yang demikian tentu menimbulkan penyalahgunaan iptek akibat dangkalnya iman.

Para ahli mengajukan berbagai macam cara dalam mengatasi masalah tersebut dan mereka sepakat salah satu caranya adalah dengan mengembangkan tasawuf. Ilmu tasawuf bukanlah sesuatu yang kuno dan hanya para ulama besar saja yang mengamalkannya, namun justru ilmu tasawuf sangat diperlukan di zaman modern ini, sebab tasawuf memberikan kesejukan batin dan disiplin syari’ah yang bisa mengimbangi manusia dan kehidupan modern.

Tasawuf bisa diamalkan oleh setiap muslim, dari lapisan sosial manapun dan di tempat manapun. Dalam bukunya Buya Hamka menjelaskan : “Tidaklah dapat diragui lagi bahwasannya tasawuf adalah salah satu pusaka keagamaan terpenting yang mempengaruhi perasaan dan pikiran kaum muslimin.” (1981;20). Luasnya pengaruh tasawuf dalam hampir seluruh episode peradaban islam menandakan tasawuf sangat dibutuhkan oleh umat islam. Menurut Buya Hamka tasawuf ibarat jiwa yang menghidupkan tubuh yang merupakan jantung dari keislaman.

Dengan adanya tasawuf ini, maka ilmu pengetahuan satu dan lainnya tidak akan bertabrakan. Selanjutnya tasawuf melatih manusia agar memiliki ketajaman batin dan kehalusan budi pekerti yang menyebabkan manusia akan selalu mengutamakan pertimbangan kemanusiaan pada setiap masalah yang dihadapi dengan demikian akan terhindar dari perbuatan tercela. Perlu kita ingat sejenak dalam Surah Al-Fajr ayat 27-30 :

 “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga-Ku.

Ayat ini bisa kita renungi tatkala kita terbawa arus modernisme, hendaklah kembali ke jalan Allah. Akhlak tasawuf merupakan solusi tepat dalam mengatasi krisis akibat modernisasi, seperti ajaran tawakal pada Tuhan menyebabkan manusia memiliki pegangan yang kokoh, karena segalanya telah diserahkan pada Tuhan, selanjutnya tasawuf juga mengajarkan tentang Ridha menyebabkan manusia tidak frustasi, konsep zuhud juga menjauhkan manusia dari sifat hedonistik dan materialistik.

Jadi jika masih menganggap tasawuf itu kuno merupakan kesalahan fatal dan tidak berdasar. Menjadi muslim yang berkualitas perlu iman yang berkualitas pula, maka marilah perkuat keimanan kita kepada Tuhan dengan tasawuf dan jangan sampai arus modernisasi membawa kita kejalan yang salah.

Wallahu A’lam.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Delegasi AIMEP

AIMEP 2025: Jembatan Lintas Iman dan Budaya Australia-Indonesia

Jakarta – Persahabatan antarbangsa bukan hanya urusan diplomasi, melainkan juga amanah iman untuk saling mengenal …

Studium Generale di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ulama Saudi: Islam Itu Jalan Tengah, Bukan Kekerasan

Jakarta – Moderasi beragama bukan hanya ajaran Islam, tetapi juga fondasi kebangsaan Indonesia. Nilai wasathiyah …