ilustrasi wahabi
ilustrasi wahabi

Betulkah Wahabi Mazhab Resmi Saudi Arabia? Berikut Penjelasanya

Jakarta – Arab Saudi menjadi negara yang identik dengan paham Wahabi, identifikasi ini menjadi semakin nyata karena dalam beberapa aspek kehidupan warna paham wahabi hampir mendominasi, Wahabi merupakan paham menginginkan masyarakat kembali pada Al-Quran dan Hadist tanpa interpretasi dalam Al-Quran dan Hadist sehingga seringkali dianggap sebagai paham puritan dan inilah yang lebih dominan di Arab Saudi, meski demikian betulkah Arab Saudi berpaham Wahabis?

Menurut Cultural Atlas, Saudi memiliki mazhab resmi yakni Hambali.

Mazhab Hambali merupakan salah satu mazhab dalam Islam yang dikemukakan dan dikembangkan Imam Ahmad bin Hambal atau Imam Hambali.

Wujud ajaran Hambali beberapa di antaranya menganggap perempuan yang lebih dari 50 tahun dan mengeluarkan darah dari kelamin itu bukanlah darah haid melainkan penyakit, dan memiliki 14 rukun salat.

Sementara itu, wahabi tak lepas dari citra Saudi karena pendiri paham ini, Muhammad bin Abdul Wahhab, berkontribusi dalam membangun ideologi negara kala itu.

Wahabi yakni pemikiran Islam yang berpegang teguh pada purifikasi atau pemulihan Islam ke bentuk asli sesuai teks Alquran dan Hadis.

Dalam ceramahnya, Abdul Wahhab kerap menyampaikan gagasan ‘radikal’ soal reformasi yang konservatif berdasarkan aturan moral yang ketat.

Terpapar dari Ibnu Taymiyyah
Pandangan dia terpapar dari gagasan Ibn Taymiyyah yang menyerukan pemurnian Islam dan menghindari praktik-praktik yang ia lihat sebagai inovasi, yang ia tafsirkan dari ajaran Imam Hambali.

Di Kota Diriyah, Abdul Wahhab dan salah satu temannya, Muhammad bin Saud, merealisasikan gagasan pemurnian Islam.

Dalam semangat ini, Saud mendirikan Negara Saudi Pertama yang kini menjadi Arab Saudi, di bawah bimbingan Abdul Wahhab, yang dikenal sebagai sheikh.

Saudi kemudian melakukan reformasi secara berkala supaya paham itu sejalan dengan perkembangan zaman.

Wahabisme kemudian tertanam di masyarakat Saudi. Di sisi lain, pemerintah juga mengadopsi paham ini sebagai sistem politik dan menganggap pendirian Wahabisme sebagai bagian dari negara, demikian dikutip Global Policy Journal.

Selama ini, Wahabi identik sebagai paham yang tak ramah perempuan. Paham tersebut “merumahkan perempuan” dan menganggap suara mereka sebagai aurat.

Wajah Baru di Era Pangeran MbS
Selain itu, perempuan harus tunduk pada laki-laki yang dianggap lebih berkuasa. Namun, Saudi di era Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) ingin menampilkan wajah baru sebagai negara yang terbuka atau moderat.

Ia mulai mengeluarkan gebrakan-gebrakan dan membangun proyek sesuai visi 2030.

Di sisi lain, penangkapan terhadap aktivis dan ulama di era MbS kerap terjadi. Kerajaan bahkan sempat menangkap ulama yang memiliki kesamaan pandangan dengan wahabi.

Pada pertengahan Oktober lalu, mantan imam Masjidil Haram, Sheikh Saleh Al-Talib, menjadi sorotan karena mendapat hukuman 10 tahun penjara.

Pihak berwenang Saudi menangkap ulama itu gegara ceramah Al-Talib yang menentang kebijakan Kerajaan. Ia menyampaikan ceramah pada 2018 lalu.

Dalam ceramah itu, ia menentang kebijakan Saudi yang mengizinkan percampuran laki-laki dan perempuan di ruang publik. Di kala itu, Kerajaan mengesahkan undang-undang yang mencampur laki-laki dan perempuan dalam ruang publik.

MBS memang dikenal bakal memberangus siapa saja yang menghalangi pemerintahan atau kebijakan yang sudah dibuat.

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …