Buya Syafii Maarif
Buya Syafii Maarif

Buya Syafii Maarif, Jejak Panjang Pejuang Humanisme dan Keberagaman

SoloMantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Ahmad Syafii Maarif MA atau Buya Syafii Maarif telah meninggal dunia pada Jumat 27 Mei 2022 lalu. Jejak panjangnya sebagai seorang pejuang humanis dan keberagaman meninggalkan kenangan dan warisan mulia bagi bangsa Indonesia.

Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Dr Johanes Haryatmoko mengatakan Buya Syafii Maarif bukan hanya pemikir dengan gagasan-gagasan kritis, tapi juga aktivis yang terus memperjuangkan agar Indonesia menjadi semakin adil, damai, dan menerima keberagaman.

“Tidak mengherankan bahwa di dalam tulisannya, Buya Syafii tidak berhenti pada wacana teoritis, namun selalu resah memikirkan bagaimana tindak lanjutnya,” ujar Romo Haryatmoko, sapaan akrab Johanes Haryatmoko dikutip dari Antara, Minggu (13/11/2022).

Pernyataan Romo Haryatmoko itu disampaikan saat menjadi narasumber dalam Muktamar Pemikiran Ahmad Syafii Maarif: Islam, Kebinekaan dan Keadilan Sosial pada sesi diskusi ketiga bertajuk Al Quran, Pancasila dan Keadilan Sosial, di Kampus I Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jawa Tengah, Sabtu (12/11/2022).

Pandangan senada disampaikan Kepala Organisasi Riset Ilmu Sosial dan Humaniora Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Dr Ahmad Najib Burhani. Menurutnya, sosok Buya Syafii dapat digambarkan dengan dua kata, yaitu humanisme dan moralitas.

“Buya Syafii mengartikan humanisme dengan perlawanan terhadap ketidakadilan dan ketimpangan. Dalam konteks kehidupan di Indonesia Buya Syafii sering mengatakan bahwa sila kelima Pancasila belum diimplementasikan secara baik di Indonesia,” tutur Najib.

Sementara Koordinator Dialog dengan Muslim di Jesuit Conference of Asia Pacific Dr Gregorius Soetomo, mengungkapkan Buya Syafii berpandangan bahwa sudah sepatutnya seorang Muslim mewujudkan keadilan bagi seluruh umat manusia.

Hal tersebut tidak terlepas dari keberadaan Islam sebagai ajaran yang membumi dan memberikan efek sosial yang nyata, sehingga isu-isu dan permasalahan seperti ketidakadilan menjadi keprihatinan Islam.

Muktamar Pemikiran Ahmad Syafii Maarif diikuti oleh 100 orang peserta dari berbagai daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka, di antaranya, terdiri atas peserta Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan Ahmad Syafii Maarif (SKK-ASM) periode tahun 2022, para peneliti muda yang merupakan alumni Program Maarif Fellowship dan alumni SKK-ASM, serta para kader intelektual dan aktivis lintas agama.

Direktur Program Maarif Institute Moh. Shofan menyampaikan kegiatan tersebut menghadirkan empat sesi diskusi untuk mengkaji dan merefleksikan kembali gagasan-gagasan kebangsaan Buya Syafii.

Empat diskusi tersebut mengangkat tema, Inklusivitas, Kesetaraan dan Persaudaraan Lintas Batas; Arabisme, Lokalitas, dan Kosmopolitanisme Islam; Al Quran, Pancasila dan Keadilan Sosial; serta Tantangan Intoleransi dan Politik Identitas di Indonesia: Meneruskan Legacy Perjuangan Ahmad Syafii Maarif.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …