dakwah rasulullah
dakwah rasulullah

Cara Rasulullah Membangun Hubungan Mesra Antara Pemimpin dan Rakyat

Pesan-pesan berupa nasionalis-religius dan kemesraan ulama-umara, jauh hari telah diteladankan oleh Baginda Nabi. Hubungan mesra antara penguasa dan warga bangsa dicontohkan secara apik oleh Rasulullah. Sehingga, baik penguasa ataupun oposisi tidak membangun sekat pemisah, semua kembali bersatu untuk membangun negeri.

Pola relasi penguasa-warga yang mesra itu banyak dibicarakan dalam hadits, seperti:

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ لَا مَا أَقَامُوا فِيكُمْ الصَّلَاةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلَاتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلَا تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ روا مسلم

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendo’akan kalian dan kalian mendo’akan mereka. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka.” Beliau ditanya, “Wahai Rasulullah, tidakkah kita memerangi mereka?” maka beliau bersabda: “Tidak, selagi mereka mendirikan shalat bersama kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang tidak baik maka bencilah tindakannya, dan janganlah kalian melepas dari ketaatan kepada mereka.” (HR.  Imam Muslim).

Bisa kita bayangkan, kalau hubungan mesra antara pemimpin dan warga bangsa berjalan seperti tuntutan Nabi dalam hadits di atas, tidak hanya kedamaian yang akan dicapai oleh suatu bangsa, tapi juga kemakmuran dan kesejahteraan warga.

Hal itu tidak berarti menafikan adanya kritik warga terhadap penguasa, karena mengingatkan penguasa terhadap kealfaan tugas dan tanggung jawab juga menjadi perhatian Islam. Tetapi, harus disampaikan secara bijak supaya hubungan baik tetap terjaga. Dengan demikian, pemimpin bisa tenang dan fokus menjalankan tugas dan rakyat juga mendukung kebijakan penguasa.

Dua Pondasi Penentu Baik dan Buruknya Suatu Bangsa

Al-Ghazali mengatakan dalam kitab Al-I’tiqod wal iqtishad;

اَلْمُلْكُ وَالدِّيْنُ تَوْأَمَانِ فَالدِّيْنُ أَصْلٌ وَالسُّلْطَانُ حَارِسٌ وَمَا لَا أَصْلَ لَهُ فَمَهْدُوْمٌ وَمَا لَا حَارِسَ لَهُ فَضَائِعٌ

“Kekuasaan dan agama adalah saudara kembar. Agama merupakan pondasi (asas), sedangkan kekuasaan adalah penjaga. Segala sesuatu yang tak memiliki pondasi niscaya akan roboh. Dan segala sesuatu yang tak memiliki penjaga pasti akan musnah”.

Dalam kitab Ihya’ ulumiddin juz II hal 357,  Imam Al-Ghazali menyuguhkan sebuah Analisa bahwa Sesungguhnya rusaknya masyarakat disebabkan rusaknya para penguasa. Rusaknya para penguasa disebabkan rusaknya ulama. Dan rusaknya ulama disebabkan cinta harta dan kedudukan.

Riwayat menyebutkan, “ada dua kelompok dari umat Nabi Muhammad yang apabila keduanya baik, maka baik pula seluruh rakyat. Namun apabila keduanya buruk, maka hancurlah rakyat” ingatlah, kedua kelompok itu adalah ulama dan umara (pemerintah)”.

Dua elemen penting dalam negara, yakni ulama dan Umara harus tampil saling mengisi dan melengkapi. Kalau satu saja timpang, maka kehancuran sebuah bangsa diambang mata. Karenanya, untuk mencapai kehidupan berbangsa yang damai dan tentram dimulai dari hubungan baik ulama dan Umara. Ketika itu terjadi, seluruh warga bangsa akan hidup dalam kedamaian dan kemajuan. Dan, kesejahteraan lahir batin akan menjadi kenyataan.

Bagikan Artikel ini:

About Nurfati Maulida

Check Also

darah haid

Darah Haid Tuntas Tapi Belum Mandi Besar, Bolehkah Berpuasa?

Perempuan haid dilarang berpuasa. Tapi, larangan ini tidak bermakna diskriminasi Islam terhadap perempuan. Puasa ramadhan …

buah takwa

Bentuk Bahagia Menyambut Ramadan

Dalam kitab Durrotun Nashihin, ada yang yang berbunyi: “Siapa yang bergembira dengan masuknya bulan Ramadan, …