dr Fauzia Gustarina Cempaka Timur S IP M Si
dr Fauzia Gustarina Cempaka Timur S IP M Si

Celah Intoleransi Dalam Beragama Diincar Kelompok Radikal Untuk Sebarkan Virus Radikalisme

Jakarta – Kelompok radikal selalu berupaya memanfaatkan berbagai cara untuk menyebarkan virus radikalisme. Salah satunya adalah mengincar celah intoleransi antar umat beragama di Indonesia. Mereka menilai intoleransi ini bisa menjadi ‘senjata’ ampuh untuk memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Keberagaman menjadi daya tarik dan kekhasan di Indonesia karena memiliki berbagai macam suku, ras budaya dan agama. Namun di lain sisi keberagaman apabila tidak diimbangi dengan rasa toleransi dan menghargai justru dapat menjadi pemecah persatuan bangsa,” kata dr Fauzia Gustarina Cempaka Timur, S.IP, M.Si, Dosen Prodi Perang Asimetris Universitas Pertahanan (Unhan) di Jakarta, Senin (24/1/2022).

Ia menilai saat ini kelompok radikal sedang menyebarkan radikalisme dengan mencari celah dari konflik yang timbul akibat sikap intoleran dari keberagaman yang ada.

“Konflik menyebabkan lemahnya persatuan dan kesatuan sehingga mudah disusupi oleh ideologi radikalisme bahkan berkembangnya aksi terorisme,” ujar dr Fauzia.

Ia mengatakan, bahwa radikalisme adalah aktifitas secara langsung maupun tidak langsung mendukung kekerasan yang dimotivasi secara ideologis untuk meraih tujuan sosial ekonomi atau politik. Sementara, intoleran adalah ketika suatu individu/kelompok memiliki pemahaman fanatik dan merasa kelompoknya yang benar dan pihak lain salah serta cenderung tidak menerima pandangan yang berbeda.

“Salah satu cikal bakal indikator suatu individu cenderung radikalisme yaitu memiliki sikap intoleran,” lanjutnya.

Menurutnya, karena sikap intoleran merupakan salah satu cikal bakal radikalisme. Oleh karena itu, penting untuk selalu membuka ruang toleransi di masyarakat melalui dialog dari lingkup kecil hinggal lingkup nasional. Selain itu, perlu melakukan cek dan recek informasi yang diterima langung maupun melalui media online/sosial dan mewaspadai propaganda radikalisme yang disebabkan oleh hoaks demi meneror dan mengganggu harmonisasi di masyarakat.

“Bangsa Indonesia harus menyadari bahwa keberagaman adalah aset penting dan warisan yang harus dijaga bersama. Perlu dihidupkan juga karakter bangsa yang cinta damai, sopan santun, menjunjung nilai ramah tamah dan toleransi atas semua perbedaan yang ada untuk melawan ideologi radikalisme di Indonesia,” pungkas dr Fauzia.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

008879900 1755066058 830 556 1

Kiai Ma’ruf Amin: Pesantren Jadi Pusat Gerakan Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat

JAKARTA — Pondok Pesantren bukan sekedar lembaga pendidikan yang fokus pada keagamaan namun juga lembaga …

prof asrorun niam sholeh 1756616995852 169

Munas MUI 2025 Akan Bahas Fatwa Perpajakan untuk Cari Keadilan Sesuai Syariat

Jakarta – Pajak yang dipungut oleh pemerintah dari rakyat diperuntukkan untuk pembangunan berbagai fasilitas dan …