Surabaya – Penyebaran virus Corona atau Covid-19 ‘meledak’ di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur (Jatim), pasca Hari Raya Idul Fitri. Kondisi itu sangat mengkhawatirkan dengan merebaknya varian baru virus corona asal India, Delta B16172.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus itu lebih dahsyat lagi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melibatkan para kiai, ulama, serta tokoh masyarakat Kabupatem Bangkalan dalam upaya menekan laju penyebaran Covid-19. Peran tokoh agama dan tokoh masyarakat tersebut dirasa penting untuk meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
“Selama ini masih ada masyarakat yang kurang mempercayai penyakit Covid-19. Inilah yang menjadi salah satu penyebab rendahnya disiplin masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Rabu (16/6/2021).
Khofifah memohon kepada para kiai, ulama, serta tokoh masyarakat untuk bisa menyampaikan pesan tentang pentingnya menjalankan protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi. Pesan ini diharapkan dapat disampaikan, baik di lingkungan pendidikan formal maupun di lingkungan pendidikan non formal seperti pesantren.
“Saat ini kita membutuhkan ikhtiar dan doa dari semua demi kebaikan dan kemaslahatan seluruh masyarakat Bangkalan, Madura, dan Jatim pada umumnya,” ujarnya.
Khofifah mengingatkan, saat ini Covid-19 varian Delta B16172 telah masuk ke Jatim dan ditemukan di Bangkalan. Mutasi jenis ini, kata dia, merupakan strain asal India yang lebih menular dan telah mengalami transmisi lokal.
“Tidak bisa pemerintah saja yang kerja keras atau masyarakat saja, tapi juga tokoh masyarakat, tokoh agama, TNI, Polri, Ormas, dan elemen lainnya harus saling bahu membahu, mengingatkan agar tetap disiplin protokol kesehatan,” kata dia.
Khofifah mengatakan, langkah startegis yang juga dilakukan Pemprov Jatim adalah dengan mendirikan Ruang Karantina dan Isolasi Terpusat di Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS), Bangkalan. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan bisa mempermudah koordinasi dan mempercepat penanganan antara kedua wilayah yaitu di Surabaya dan Bangkalan.
Pendirian tempat layanan tersebut, lanjut Khofifah, juga sebagai lanjutan dari upaya pengetatan penyekatan yang dilakukan di kedua sisi Jembatan Suramadu. Hal itu tentunya sebagai bentuk proteksi pemerintah kepada masyarakat di kedua wilayah.
“Kalau tidak dilakukan penyekatan dan swab antigen, maka mereka yang tidak merasa sakit, akan melakukan aktivitasnya. Mobilitas ini berpotensi untuk menyebarkan virus Covid-19,” kata mantan Menteri Sosial ini.