perang uhud
perang uhud

Demi Meraih Surga: Kisah Sa’ad Bin Khaitsamah yang Gugur dalam Pertempuran

Sa’ad dan ayahnya , Khaitsamah , sama-sama gugur dalam pertempuran. Namun berbeda waktu dan tempat. Sa’ad gugur saat perang Badar. Sementara Khaitsamah gugur di medan Uhud, satu tahun kemudian.

Dikisahkan, ketika Rasulullah SAW memanggil kaum muslimin yang mampu berperang untuk terjun ke perang Badar, terjadilah dialog menarik antara Saad bin Khaitsamah dengan ayahnya bernama Khaitsamah radhiyallahu ‘anhuma. Pada masa itu, panggilan perang tidak begitu mengherankan bagi sahabat. Kaum Muslimin sudah tidak merasa asing bila dipanggil untuk membela agama Allah Ta’ala dan berjihad fisabilillah .

Adz Dzahabi  dalam kitab Siyar A’lam Nubala  menyebutkan kisah Sa’ad dan ayahnya yang sama-sama ingin bergabung dalam pasukan perang Badar.

” Biarkan aku yang berangkat. Kamu tetap tinggal di rumah untuk menjaga kaum wanita” , kata Khaitsamah kepada anaknya.

Sa’ad menolak. Tidak langsung mengiyakan. Bukan segera sepakat. Padahal urusan perang adalah urusan nyawa. “Bila bukan surga urusannya, aku pasti mengalah”, kata Sa’ad kepada ayahnya.

Ayahnya pun tak mau mengalah. Ayahnya tetap bersikukuh berangkat. Sama-sama semangat. Sama-sama bersikeras untuk berangkat. Sama-sama tak mau ditinggal. Ayah dan anak sama-sama senang beramal.

Ayah dan anak pun mengambil jalan tengah. Caranya? Buat undian. Rupanya, nama Sa’ad yang keluar. Beliau lalu berangkat kemudian gugur di medang perang Badar. Satu tahun kemudian ayahnya, Khaitsamah, ikut dalam perang Uhud. Dan beliau termasuk yang gugur. Radhiyallahu ‘anhum.

Urusan surga memang prioritas bagi mereka yang beriman. Apapun dikorbankan asalkan dapat surga. Tiada yang dirasa berat dan tidak ada yang dianggap sebagai beban, jika sudah surga urusannya.

Prinsip mereka : kalau bukan surga urusannya, aku pasti mengalah.

Artinya , kalau hanya persoalan dunia, hitung-hitungan uang, bagi-bagi laba, cari untung, ketersinggungan pribadi, hal itu tidak jadi soal. Bukan satu problem. Berusaha untuk mengalah. Tapi, kalau sudah surga urusannya, inginnya menjadi yang terdepan. Tak mau ketinggalan. Tak ingin dilewatkan.

Wahai kawan, Semangatlah untuk thalabul ilmi!

Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam sudah menerangkan,

منْ سَلَكَ طَريقًا يَبْتَغِي فِيهِ علْمًا سهَّل اللَّه لَه طَريقًا إِلَى الجنةِ

“Barangsiapa menempuh satu perjalanan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah mudahkan untuknya jalan menuju surga”

Belajar agama itu jalan menuju surga. Belajar di pesantren itu, sedang melangkah menuju pintu surga. Sebab, ilmu yang dimaksud dalam hadits adalah ilmu-ilmu agama.

Tidak usah ragu! Jangan bimbang!

Tinggalkan kehidupan anak muda yang jauh dari agama. Tidak perlu iri kepada yang sekolah umum atau belajar di bangku kuliah.

Jangan tergoda untuk bekerja.Jangan terbuai oleh iming-iming uang. Thalabul ilmi saja lah!

Kalau sudah surga urusannya, tidak perlu banyak pertimbangan. Ayunkan kakimu dalam thalabul ilmi

Bagikan Artikel ini:

About Diah Nuruddiniah

Alumni STIBA Ar-Raayah Sukabumi, Mahasiswi PTIQ Program Master Pendidikan Islam

Check Also

tidak takut corona

Ketika Wabah Tak Kunjung Punah, Inilah pelajaran dan Hikmah yang Harus Diambil

Beginilah seorang muslim menyikapi wabah yang tak kunjung punah, yang kerap membuat penduduk bumi panik …

corona mahkluk allah

Corona adalah Makhluk Allah, Bagaimana Muslim Menyikapinya

Pada dasarnya virus corona adalah salah salah satu makhluk Allah yang diciptakan pasti dengan hikmah …