Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah
Surabaya – Deradikalisasi adalah instrumen penting untuk memutus rantai terorisme. Apapun kondisinya deradikalisasi akan terus dilakukan, termasuk di tengah kebijakan efisiensi.
“Program ini (deradikalisasi) tak boleh berhenti. Ini amanat konstitusi,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Eddy Hartono di Surabaya, Rabu (16/4/2025) sore.
Deradikalisasi adalah treatment khusus bagi napiter usai menjalani proses hukum, bagi napiter atau biasa disebut Mitra Deradikalisasi, meliputi wawasan kebangsaan, keagamaan, dan kewirausahaan. Dia mencontohkan, deradikalisasi untuk Mitra Deradikalisasi di Jawa Timur melibatkan Badan Amil Zakat (Baznas) Jatim dalam hal pengembangan kewirausahaan.
Minat kewirausahaan Mitra Derad memang bervariasi. Ada yang merasa kurang cocok berdagang dan memilih bertani, atau sebaliknya. “Kami terus dampingi agar mereka bisa menekuni bidang yang sesuai,” ujarnya.
Program kewirausahaan telah menjadi bagian dari strategi deradikalisasi BNPT sejak awal berdiri. Perkembangannya pun naik turun mengikuti situasi di lapangan. Seperti diketahui, BNPT mengalami pemangkasan anggaran sebesar Rp 153,41 miliar dari pagu awal Rp 626,39 miliar. Menurut Eddy, setelah rekonstruksi, anggaran efektif lembaganya menjadi Rp 472,98 miliar. Anggaran BNPT bersumber dari rupiah murni sebesar Rp 428,56 miliar dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 197,83 miliar.
Meski demikian, BNPT tetap berkomitmen menjalankan tugas sesuai amanat Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
