Menag Fachrul Razi
Menag Fachrul Razi

Dicecar Terkait Radikalisme Yang Menuai Kontroversi, Menag: Anggota DPR Jangan Lebay

Jakarta – Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi dicecar pernyataan tentang radikalisme yang menuai kontroversi dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (8/9/10). Salah satu anggota komisi bidang agama yang mencecarnya adalah Ali Taher Parasong, wakil rakyat dari Dapil Banten III.

“Kok tega menyatakan bahwa para ustaz, para guru ngaji itu adalah bagian dari bibit-bibit radikalisme. Apakah itu betul atau tidak coba nanti Pak Menteri mengklarifikasi. Tapi publik sudah mengatakan itu. Sampai saya bertanya Pak Menteri Agama ini agamanya Islam atau bukan,” ucap Ali Taher dalam rapat yang disiarkan live di akun YouTube DPR RI.

Politikus PAN ini mencecar Menag Fachrul Razi cukup lama. Termasuk juga mengenai anggaran dan program di Kemenag dengan nada meninggi.

Setelah Ali Taher selesai bicara, menteri yang juga mantan Wakil Panglima TNI itu langsung merespons. Menteri asal Aceh ini meminta anggota dewan tidak melebih-lebihkan pernyataannya terkait radikalisme dalam webinar bertajuk “Strategi Menangkal Radikalisme pada Aparatur Sipil Negara” yang tayang di akun Youtube Kementerian PAN-RB, Rabu (2/9/2020) lalu.

“Saya mohon juga, teman-teman juga sudah sama dewasa, sama tuanya sama saya. Yang saya enggak sebut tidak usah disebut-sebut lah. Kalau menteri agama menganggap semua penceramah itu orang yang radikal, enggak pernah saya mengatakan begitu. Ndak usahlah disebut itu. Samanya dewasanya, sama kewajiban kita menjaga bangsa ini,” tutur Fachrul.

Dia justru tidak keberatan bila pernyataannya mengenai radikalisme itu dibuka saja secara utuh, tetapi jangan ditambah-tambahi.

“Kalau orang lain ndak apa-apa lah, tetapi kalau teman-teman DPR enggak usah menambah-nambahi. Sama-sama kita ingin menjaga bangsa ini. Saya setuju dengan bapak,” tegasnya.

Menag menceritakan bagaimana dia berjuang dan berdakwah untuk Islam sejak masih Taruna.

“Orang-orang tertentu enggak suka sama saya. Apa itu Fachrul itu perwira hijau, khotbah di mana-mana. Enggak peduli saya. Ada yang mengingatkan, pak, hati-hati pimpinan kita sekarang nonmuslim, nanti bapak. Ndak peduli. Lanjut saja saya. Dan Alhamdulillah tidak ada juga pimpinan nonmuslim menghambat-hambat saya,” jelasnya.

Menag Fachrul juga menyinggung bagaimana kedekatannya dengan Prof Din Syamsuddin. Selain sebagai sahabat, mereka juga sering berdiskusi soal agama.

“Pak Din Syamsuddin, sahabat saya. Berkali-kali kami bertemu tatap muka, diskusi tentang Islam. Ada pertemuan kami secara periodik,” lanjut Fachrul.

Untuk itu dia meminta kalau mau dibahas, silakan saja diputar ulang pernyataannya soal radikalisme tersebut. Kalau ada kata-kata yang salah dia meminta dikatakan salah. Sebab, waktu yang ada ketika webinar dengan Kemen PAN-RB menurutnya tidak banyak.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ketum pemuda muhammadiyah dzul fikar ahmad tawalla 169

Usai Putusan MK, Pemuda Muhammadiyah Serukan Persatuan Dan Hidup Rukun-Damai

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan sengketa Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) 2024 pada Senin, …

Alissa Wahid ok

Semangat Emansipasi Kartini Bisa Pengaruhi Penafsiran Agama Modern Terhadap Posisi Perempuan

Jakarta – Kesetaraan gender dan penolakan terhadap diskriminasi perempuan merupakan nilai-nilai yang terus diperjuangkan dalam …