Ustaz Abdul Somad
Ustaz Abdul Somad

Dimediasi Polisi, Ceramah UAS di Jonggol Lanjut, MUI Ajak Muliakan Ulama

Jonggol – Setelah sempat viral video penolakan Ustaz Abdul Somad (UAS) di Perumahan Citra Indah City, Jonggol, akhirnya masalah itu dipastikan selesai. Itu terjadi setelah mediasi yang digagas Polres Kabupaten Bogor berjalan dengan baik. Alhasil UAS tetap akan berceramah pada tabligh akbar yang direncanakan, Jumat (17/6/2022) malam.

“Insyaallah kondisi saat ini, situasi kondusif, kemarin memang ada beberapa yang mencuat yang keberatan dengan informasi pendakwah. Alhamdulillah sudah ada mediasi pada malam minggu kemarin. Alhamdulillah sepakat, situasinya tetap berjalan dengan lancar, kita tinggal konsentrasi terhadap pelaksanaan itu saja,” kata Ketua Panitia Tablig Akbar, Ustaz Agus Abdurrahman, Kamis (16/6/2022).

Rencananya, kata Agus, kegiatan dimulai pada Jumat (17/6), pukul 19.30 WIB, di Masjid Cikal Harapan di dalam kawasan Perumahan Citra Indah City, Jonggol, Kabupaten Bogor. UAS akan berceramah sekitar 1 jam.

Agus mengatakan sekelompok orang yang sempat menolak itu merupakan warga Perumahan Citra Indah City. Namun mereka yang menolak itu sudah sepakat untuk saling menahan diri dan kegiatan tetap dilaksanakan.

“Itu betul warga saya juga, tetapi hanya segelintir, beberapa orang saja. Yang jelas sudah kondusif, sudah ada titik temu. Insyaallah mereka juga sudah terbuka dan mendukung dengan adanya kegiatan UAS ini, kita sama-sama menahan diri,” katanya.

Dia berharap kegiatan tablig akbar menjadi momentum untuk kembali menyatukan warga. Kegiatan ini disebutnya sudah direncanakan sejak setahun lalu.

“Harapannya adalah ini momentum menyatukan kembali di antara kita. UAS adalah sosok yang memang sebagai mubalig ya kapabel, skalanya juga nasional, beliau juga sebagai akademisi, orang pintar lah ya, mumpuni. Insyaallah kami akan banyak belajar dengan beliau,” ucap Agus.

“Ini juga sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari, sejak 2021 dan alhamdulillah sekarang ada waktu, momentum ini juga takdir Allah menghadirkan UAS ke sini. Riak-riak sedikit ya anggap saja sebuah pembelajaran buat kita semua,” imbuhnya.

MUI Ajak Muliakan Ulama

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor mengimbau agar masyarakat tetap mengusung semangat kesatuan dan persatuan serta tidak mempertajam konfrontasi dan konflik

“Intinya bahwa kita mengusung semangat kesatuan dan persatuan umat ya. Jadi siapapun dia, dari mulai ulama, sampai khalayak ya, tokoh-tokoh umat semuanya ingin menyatu, jangan beda-beda pandangan, jangan pecah, jangan belah, apa lagi diprovokasi untuk kita pecah dan belah. Ini yang kita jaga,” kata Ketua MUI Kabupaten Bogor Mukri Aji.

“Kalau hemat saya kita ambil hikmahnya ini semua, jangan kita perdalam, (jangan) pertajam konfrontasi, konflik antara pro dan kontra. Tetapi lebih ke melakukan muhasabah,” tambahnya.

Ia juga mengajak warga tetap mengusung kebaikan dan saling memuliakan. Dia meminta agar semua pihak bersatu padu.

“Baik yang menolak (UAS), maupun baik yang mendukung. Bagi saya tidak ada tolak maupun dukung, semuanya menyatu, Allahu Akbar. Semuanya damai mengusung kebaikan, kemuliaan, saling kita memuliakan antara kita antara ulama, guru-guru kita, kita muliakan semua, tidak ada yang dijelekan, tidak ada,” tambahnya lagi.

Guru besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini menyebut, seorang penceramah juga butuh kearifan. Tidak menyinggung pihak-pihak lain yang dapat menimbulkan perpecahan.

“Betul, kearifan kita sebagai ulama, tokoh, mubalig itu butuh arif memang. Konteksnya konteks apa ini, kalau tentang konteks almusyrikun, almunafikun, alkafirun, alfasikun, ya hati-hati,” katanya.

“Untuk ke siapa ini khalayak ini, jangan sampai ada orang yang tersinggung, itu konteksnya lebih ke internal umat (Islam), penyampaiannya kajiannya lebih spesifik tidak singgung sana, singgung sini, tidak ada salah duga, salah sangka, dan apapun namanya. Kita mesti arif memang,” tambahnya.

Selain itu, penceramah juga harus beradaptasi dengan lingkungan dan membawa kesejukan.

“Siapapun termasuk diri saya, saya bukan cerita soal orang lain ya, tapi diri saya saya koreksi, sebagai ulama sebagai tokoh umat, jangan seenaknya saya, kita selalu adaptasi lingkungan,” sebut Mukri Aji.

“Bukan mau tunduk terhadap yang tidak baik, tidak. Untuk itu, ada metodologinya. Jangan dianggap kita menyinggung menyungging dan seterusnya. Dakwah itu semestinya menyejukan. Gitu kan, sekalipun yang kita sampaikan semuanya baik, benar, tetapi konteksnya kaya apa,” tegasnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ketum pemuda muhammadiyah dzul fikar ahmad tawalla 169

Usai Putusan MK, Pemuda Muhammadiyah Serukan Persatuan Dan Hidup Rukun-Damai

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan sengketa Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) 2024 pada Senin, …

Alissa Wahid ok

Semangat Emansipasi Kartini Bisa Pengaruhi Penafsiran Agama Modern Terhadap Posisi Perempuan

Jakarta – Kesetaraan gender dan penolakan terhadap diskriminasi perempuan merupakan nilai-nilai yang terus diperjuangkan dalam …