idul fitri
idul fitri

Era Covid-19, Shalat Idul Fitri Lebih Baik di Rumah

Tidak lama lagi Puasa Ramadhan 1441 H. akan selesai dilaksanakan oleh umat Islam. Usainya pelaksanaan puasa ditandai dengan jumlah pelaksanaan puasa baik 29  hari maupun 30 hari sesuai jumlah hari di bulan Qomariyah. Pergantian bulan ke Syawwal ditandai dengan datangnya hilal yang terlihat jika 29 hari dan istikmal atau penggenapan 30 hari. Hitungan jumlah tersebut merupakan hitungan jumlah hari dalam bulannya.

Selain telah sempurna sebagaimana di atas, malam harinya diperintahkan Allah swt. untuk mengumandang takbir  kemenangan atas setiap petunjuk yang diberikan Allah swt. Hal tersebut di dalam QS. Al-Baqarah (2): 185 dianggap sebagai wujud syukurnya seluruh umat Islam yang telah dengan sempurna melaksanakan puasa seban penuh.

Shalat Idul Fitri Sebagai Tanda Syukur

Sejak malam hari raya, umat Islam mempersiapkan dirinya untuk melaksanakan shalat esok harinya. Baju terbaik menjadi bagian dari cara menyemarakkannya. Namun, di era Covid-19 hari kemenangan mengajarkan kesederhanaan karena banyaknya sendi kehidupan yang lumpuh. Sehingga tidak banyak mereka yang menyiapkan baju baru dalam menyemarakkannya.  Atas fenomena ini, terdapat pepatah : “tidaklah idul fitri itu mereka yang memakai baju baru akan tetapi idul fitri adalah ketaatan yang bertambah”.

Puasa usai ditandai takbir adalah rasa syukur atas ketakwaan meningkat. Oleh karenanya, untuk menggapai peningkatan tersebut, maka Nabi saw. memberi contoh untuk puasa Syawal selama enam hari. Hal ini akan bernilai selama setahun puasa lamanya. Padahal puasa yang dilakukan cuma 36 hari pahalanya seperti 360 hari lamanya. Namun, puasa yang ini banyak orang yang susah melaksanakan karena kebanyakan sudah tidak masa puasa lagi.

Sebelum melaksanakan Shalat Idul fitri disunnahkan melaksanakan hal-hal yang dilakukan sebagaimana Nabi saw.  Kegiatan tersebut antara lain mandi sunnah, memakai wewangian dan pakain terbaik serta membaca takbir. Takbir tahlil tahmid ini sudah dikuamdangkan sejak malam hari sampai hari di mana shalat iedul fitri dilaksanakan.

Jaga Jarak dan di Rumah Lebih Baik

Takbir kemenangan di atas kemudian dilaksanakan dengan shalat idul fitri yaitu shalat sunnah dua rakaat dengan pelaksanaan shalat dan khutbah setelah shalat id. Shalat id ini berbeda dengan shalat Jum’at. Hal tersebut kebalikan dengan Shalat Jum’at yang dilaksanakan dengan Khutbah dahulu baru shalatnya.

Era Covid-19 menyebabkan Shalat Jum’at ditiadakan dan diganti shalat dhuhur di rumah masing-masing. Hal tersebut sudah berlangsung sejak pertengahan Maret 2020. Bahkan selama Ramadhan juga di mana Shalat Jum’at ada lima kali di laksanakan di rumah. Upaya tersebut dilaksanakan agar tidak terjadi penularan wabah virus mematikan tersebut dari mereka yang positip kepada orang lain atau jamaah di sekitarnya.

Biasanya Shalat di hari raya melibatkan lebih banyak masyarakat yang ikut. Berbeda dengan shalat Jum’at jamaah lebih terbatas karena kewajibannya hanya kaum laki-laki yang sudah dewasa.  Walaupun shalat Id tidak wajib hukumnya, namun momen kemenangan tersebut ditandai dengan antusiasme umat baik laki-laki maupun perempuan dan bahkan anak-anak dan orang tua. Mereka menyiapkan dengan baju terbaiknya terutama baju baru yang setelah shalat dapat digunakan anjang sana ke saudara dan handai taulannya.

Kenyataan di atas menjadikan shalat id lebih banyak jumlah jamaahnya dan pesertanya. Dengan semakin tingginya tingkat kerumunan, potensi penyebaran penyakit Covid-19 menjadi lebih tinggi jika tidak menerapkan secara disiplin protokoler kesehatan di tengah pandemi.

Kondisi ini semestinya menjadi refleksi kita bersama tentang berbagai kejadian kejadian pengajian atau kumpul-kumpul di tempat umum lainnya yang berdampak orang yang terkena penyakit yang belum ada vaksinnya. Karena itulah, kehati-hatian untuk menjaga kesehatan bersama melalui gerakan shalat id di rumah menjadi keniscayaan dan pilihan terbaik.

Shalat id di rumah tidak mengurangi kualitas pelaksanaanya. Hal tersebut jika setiap imam shalat mengetahui bagaimana tata cara shalat tersebut.  Era medsos sekarang dengan mudah mendapatkan tuntunan pelaksanaan khutbah dan shalat untuk idul fitri. Atas dasar itulah asal setiap orang membaca dan memahami serta mampu mengaplikasikan akan menjadikan bagusnya pelaksanaan shalat ied.

Kenyataan di atas secara tidak langsung mampu melahirkan imam baru yang terampil dalam melaksanakan shalat yang diadakan tahunan hanya dua kali ini. Tentu pelaksanaan Shalat Id ini dalam dua paket imam dan khatib sekaligus.  Dengan masa Covid-19 ini melahirkan harapan baru munculnya generasi Islam yang dapat menjadi pemimpin, setidaknya mampu menjadi imam dan khatib.

Kini, Covid-19 menjadikan kegiatan seputar Ramadhan dan hari raya yang lebih bermakna dan makna itu langsung ada pada diri setiap muslim yang mampu menggalinya dengan baik. Selepas wabah ini berakhir, akan melahirkan generasi umat Islam yang memahami ajaran Islam yang lebih baik setidaknya melalui banyaknya kajian secaraa online dan banyaknya tulisan tentang hal tersebut sesuai tema keagamaan dan pandemi ini.

Bagikan Artikel ini:

About Dr. Muhammad Alfatih Suryadilaga

Dosen Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam UIN Yogyakarta, Ketua Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA)

Check Also

puasa dzulhijjah

Keutamaan dan Amalan 10 Hari Bulan Dzulhijjah

Terdapat beragam kemuliaan yang tidak saja selama 10 hari di bulan dzulhijah

haji 2020

Menyelami Ritual dan Makna Ibadah Haji dan Kurban

Setelah berjalan bulan Ramadhan dan Syawal, terdapat ibadah yang penting dalam ajaran Islam yang termasuk …