hari ibu
hari ibu

Hari Ibu: Momentum Untuk Mengingat Kembali Peran Ibu dan Cara Memuliakannya

Islam sebagai agama penyempurna agama-agama tauhid sebelumnya sudah sangat memperhatikan dan mengapresiasi sosok seorang ibu. Hal ini terbukti dengan adanya begitu banyak dalil mengenai keutamaan, pengorbanan dan derajat seorang ibu. Baik di dalam al-Qur’an maupun hadist.

Contoh dalil paling masyhur adalah ketika suri tauladan umat Islam, yakni nabi Muhammad SAW mengisyaratkan untuk mendahulukan perlakukan baik anak kepada ibunya dari pada ayahnya. Hadist ini juga tak serta merta mengecilkan jasa seorang ayah dalam memimpin rumah tangga. Hal ini karena seorang ibu yang punya perjuangan besar bagi kita dengan fisik dan jiwa yang tak sekuat seorang ayah. Maka lumrah ketika nabi SAW memerintahkan untuk mendahulukan diperlakukan baik oleh kita.

Dikisahkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh salah seorang sahabat yang dekat dengan nabi SAW yakni Abu Hurairah Ra:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ: أُمُّكَ قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أَبُوكَ

“Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. Lantas ia bertanya; wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk diperlakukan baik di antara manusia?. Beliau menjawab; Ibumu. Laki-laki itu kembali bertanya; kemudian siapa?. Beliau menjawab; Ibumu. Laki-laki itu kembali bertanya; kemudian siapa?. Beliau menjawab; Ibumu. Laki-laki itu kembali bertanya; kemudian siapa?. Beliau menjawab; Ayahmu”.

Hari ibu yang setiap tahun diperingati pada 22 Desember ini sangat membantu bagi kita untuk mengingat kembali peran seorang ibu. Selain itu, hal tersebut juga bisa dijadikan momen untuk merenung sejauh mana kita sudah menghormatinya. Karena tak bisa dibantah bahwa setiap anak yang lahir ke dunia ini pasti atas jasa seorang ibu. Melihat satu fakta ini saja, kita sudah punya hutang jasa yang begitu besar kepada seorang ibu.

Al-Qur’an sebagai kitab pedoman utama umat Islam pun menggambarkan betapa payahnya perjuangan seorang ibu ketika mengandung dan melahirkan kita serta kemudian menyapih kita kurang lebih 2 tahun lamanya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Luqman ayat 14 yang berbunyi:

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu,”

Atas peran besar seorang ibu yang dianugerahkan Allah kepadanya, membuat ia memiliki derajat yang tinggi disisiNya. Maka tak heran jika Allah’meletakkan’ surga yang diidamkan itu di bawah telapak kaki ibu. Sebagaimana sahabat Anas bin Malik mengatakan bahwa nabi Muhammad Saw pernah bersabda:

اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الْأُمَّهَاتِ

“Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu,”.

Hadist di atas mengartikan bahwa betapapun sukses, kaya dan salehnya seorang anak, tetap harus menghormati dan menyayangi ibunya. Tak ada manfaatnya kesuksesan, kekayaan dan kesalehan seseorang namun tak mau menghormati dan menyayangi ibunya. Diibaratkan jika kita punya semua isi dunia lalu kita tukarkan dengan jasa dan pengorbanan seorang ibu, niscaya masih berat timbangan jasa dan pengorbanan ibu kepada kita. Masih tak seimbang.

Cara memuliakan seorang ibu

Betapapun kita sudah tahu apapun yang dikorbankan untuk seorang ibu, tapi tetap saja perintah untuk memuliakan dan menyayangi sosok ibu harus kita lakukan terus menerus dengan senang hati. Allah memberikan pedoman kepada kita cara memuliakan seorang ibu dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 33-34. Allah berfirman:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًاوَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيصَغِيرًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya  kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sakali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkatan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil,”

Dilihat dua ayat di atas, kita bisa tahu cara-cara memuliakan seorang ibu yang dikehendaki Allah SWT. Seperti berbuat baik dengan sebaik-baiknya, bersabar atas tingkah lakunya, jangan membentaknya, berucap dengan kata-kata yang baik, merendahlah dihadapannya dan berdoalah kepada Allah yang baik-baik untuknya.

-Selagi ibu masih tersenyum, berarti dunia masih dalam keadaan baik-baik saja-

-Selamat Hari Ibu, engkaulah pahlawan sesungguhnya-

Bagikan Artikel ini:

About M. Alfiyan Dzulfikar

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Bersemangatlah dalam Beribadah (2): Cara Menghindari Kemalasan

Dalam tulisan sebelumnya, sudah dijelaskan betapa Allah SWT menganugerahkan kemurahan dan kemudahan kepada kita untuk …

ibadah

Bersemangatlah Dalam Beribadah (1): Tiada Kesukaran dalam Agama

Allah memerintahkan kita beribadah, pastilah itu bermanfaat dan baik untuk kita sendiri. Tak mungkin ada …