ilustrasi masjid tempat ibadah umat
ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Bersemangatlah dalam Beribadah (2): Cara Menghindari Kemalasan

Dalam tulisan sebelumnya, sudah dijelaskan betapa Allah SWT menganugerahkan kemurahan dan kemudahan kepada kita untuk beribadah dan beramal saleh. Rasa syukur dan taqwa memang harus ditancapkan terus menerus agar kita selalu ingat kemurahan dan kemudahan tersebut. Jika kita melakukan kemaksiatan, Allah pun memiliki ampunan dan kasih sayang yang jauh lebih luas dari dosa yang ditimpakan kepadamu. Cara menggapai ampunan dan kasih sayangNya yakni dengan bertaubat sebenar-benarnya.

Jika dengan kemurahan, kemudahan, ampunan dan kasih sayang tak membuat kita dekat (beribadah) dengan Allah, terus pertanyaannya, kita ini hidup untuk apa? Padahal Allah telah jelas-jelas mengorientasikan kehidupan kita hanya untuk beribadah kepadaNya. Rasulullah SAW pun sesungguhnya telah memberikan pelajaran bagaimana caranya agar beribadah dengan rasa gembira dan tak terbebani dalam sabdanya:

عن أَبِي هريرة النَّبيّ ﷺ قَالَ: إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، ولنْ يشادَّ الدِّينُ إلاَّ غَلَبه فسدِّدُوا وقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا، واسْتعِينُوا بِالْغدْوةِ والرَّوْحةِ وشَيْءٍ مِن الدُّلْجةِ رواه البخاري

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda: “Agama itu mudah, tidaklah agama itu diperkeraskan oleh seorang kecuali agama itu akan mengalahkannya (yakni orang yang memperkeras-keraskan itu sendiri yang kemudian akan merasa tidak kuat meneruskannya) Maka dari itu, bersikap luruslah engkau semua, laksanakanlah yang sederhana saja (apabila tidak kuasa menjalankan yang sempurna) dan bergembiralah (untuk memperoleh pahala walaupun sedikit) juga mohonlah pertolongan dalam melakukan sesuatu amalan itu, baik di waktu pergi pagi hari, sore ataupun sebagian waktu malam.” (Riwayat Bukhari)

Maksud daripada waktu pergi, sore dan malam hari ialah kiasan bahwa kita semua diperintah untuk selalu meminta pertolongan kepada Allah SWT dalam beribadah pada waktu apapun. Sebagaimana seorang yang bepergian jauh, ia akan berangkat dalam keadaan segar bugar, ketika letih ia akan beristirahat dan jangan memaksakan diri. Sehingga ia bisa mencapai tujuan dalam keadaan selamat. Dalam beribadah pun seperti itu.

Jika dilihat orang-orang sekeliling, bahkan kita sendiri, salah satu yang membuat tak semangat dalam beribadah, bahkan cenderung bermalas-malasan adalah lalai akan akhirat Hal ini sebagaimana pendapat dari. Imam Ghazali dalam kitab Siroj ath-Tholibin. Sebab seseorang yang lupa adanya akhirat, ia akan senantiasa mempunyai imajinasi dan kehendak keduniawian yang muluk-muluk tak berujung. Inilah yang membuat lupa adanya kematian yang selalu menunggu kapanpun serta selalu menunda-nunda ibadah, berbuat kebaikan, taubat, dan lain lain.

Jelas, orang-orang yang lalai akan akhirat, mereka pasti mencintai dunia yang fana ini. Di tambah, kebiasaan manusia di saat mencintai sesuatu ialah selalu ingin bersama dan tak ingin terpisah sedetik pun. Dengan begitu dapat dipastikan, orang yang mencintai dunia seperti itu, ia tak menyukai kematian dan tentu tak ingin memikirkannya. Padahal tak mau memikirkan kematian dan lalai akan akhirat inilah yang mengakibatkan ia terpisah dengan Allah SWT.

Orang-orang tersebut anehnya sibuk menghimpun hal-hal keduniawian seperti harta dan jabatan yang sifatnya fana’ dan pasti akan ditinggalkannya. Mereka telah dibutakan dengan keindahan dunia yang menurutnya kekal. Makanya mereka sekuat tenaga menjaga dan meraih hal-hal keduniawian itu dengan cara yang bahkan jahat serta sadis sekalipun.

Imam Ghazali pun memberikan cara agar kita tak bermalas-malasan dan bersemangat dalam beribadah. Caranya yakni dengan sering mengingat kematian dan mengokohkan keyakinan bahwa hidup yang sesungguhnya ialah kehidupan setelah kematian, yakni di akhirat.

Seperti umpamanya, bayangkanlah apabila kita adalah narapidana atau tahanan yang sudah divonis hakim dengan hukuman mati. Akan tetapi kita belum mengetahui kapan eksekusi itu dilaksanakan dan bagaimana cara kita dimatikan. Dalam kondisi tersebut pastinya kita tak akan dapat tertawa dan selalu merasa gelisah menjalani sisa kehidupanmu. Serta cara terbaik menghabiskan hari-hari terakhir itu dengan menenangkan diri dan berbuat baik.

وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.(Al-Munafiqun : 11)

Begitulah seharusnya, kita tanamkan pemikiran seperti itu dalam hati kita, bahwa kapanpun kematian bisa menjemput. Sehingga kita akan selalu memikirkan amal kebaikan dan seluruh konsekuensi perbuatan kita yang kelak nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Oleh karenanya bersemangatlah dalam beribadah.

Bagikan Artikel ini:

About M. Alfiyan Dzulfikar

Check Also

ibadah

Bersemangatlah Dalam Beribadah (1): Tiada Kesukaran dalam Agama

Allah memerintahkan kita beribadah, pastilah itu bermanfaat dan baik untuk kita sendiri. Tak mungkin ada …

rakus

Kerakusan Menyebabkan Kehinaan dan Kerusakan Agama

Salah satu sifat buruk yang harus dihindari atau bahkan jangan sampai dipunyai seseorang adalah rakus. …