hijrah
hijrah

Hijrah Dan Nasionalisme

Khutbah I

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Sidang jumat yang dirahmati Allah

Marilah bersama-sama kita memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan untuk menjalankan ibadah sholat jumat dan marilah bersama-sama kita terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan hanya kepada Allah Azza Wajalla. Sholawat serta salam semoga tetap curahkan kepada baginda nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan rahmat yaitu Addinul Islam

Sidang jumat yang dirahmati Allah

Besok kita akan memasuki tahun baru Hijriah, I Muharram 1441. Pergantian tahun dalam kalender Islam yang juga sebagai pengingat bahwa pada hari itulah beberapa abad yang lampau Rasulullah bersama para sahabat berhijrah dari Makkah al mukarramah ke Madinah yang pada masa itu masih bernama Yastrib. Sebuah perjalanan yang sungguh penuh dengan tantangan dan marabahaya, betapa tidak, rasulullah dalam perjalanan selalu diintai oleh kaum musrikin makkah yang akan menghabisinya, sampai-sampai beliau harus menginap bersama sahabat Abu Bakar di gua Tsur untuk menghindari kejaran musuh. Perjalanan yang penuh resiko dan tantangan tersebut dilaksanakan oleh rasulullah setelah dakwah di kota kelahiran Makkah semakin banyak mendapatkan ancaman, bukan saja kepada nabi sendiri namun juga terhadap para sahabat dan masyarakat yang memeluk agama Islam. Namun demikian rasulullah baru melaksanakan hijrah setelah mendapatkan perintah Allah, dalam surah al-baqarah ayat 218 sebagai berikut : 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ 

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah : 218)

Sesampainya di Yastrib, Rasulullah disambut dengan gegap gempita oleh masyarakat kota Yastrib dan para sahabat yang telah terlebih dahulu berangkat hijrah atas perintah rasulullah, di kota inilah kemudian islam berkembang hingga ke seluruh penjuru dunia, Islam berkembang dengan pesat dikarenakan ketinggian ahklaq dari rasulullah, islam berkembang dan dapat diterima diseluruh dunia karena menyebarkan perdamaian serta membebaskan manusia dari perbudakan. 

sidang jumat yang dirahmati Allah

Sungguh banyak sekali pelajaran serta hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa hijrahnya nabi Muhammad dari kota makah ke kota Yastrib diantaranya adalah, Sistem penanggalan tahun Islam dimulai ketika tahun pertama hijrah, pada waktu itu umat islam kebingungan karena tidak mempunyai sistem penanggalan yang dapat dijadikan rujukan, namun atas dasar kecerdasan dan buah pikiran Ali bin Abi Thalib yang kemudian mengusulkan agar tahun pertama hijrah dijadikan sebagai awal tahun dalam islam sehingga kita semua dapat mengetahui berapa lama islam telah berkembang semenjak hijrah rasulullah hingga sekarang. kedua, ketika awal-awal datang perintah hijrah, rasulullah sempat bingung, karena bagaimanapun rasulullah merasakan cinta yang luar biasa terhadap tanah kelahiranya, namun demikian Allah SWT telah menjamin bahwa kelak rasulullah dapat kembali ke kota makah yang sangat dicintainya, hal ini Allah tegaskan dalam surah Al-Qashasha ayat 85 sebagai berikut :

إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَىٰ مَعَادٍ

Artinya : Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. (QS. Al-Qashash: 85)

Terbukti rasulullah dapat kembali ke kota kelahiranya ketika terjadi peristiwa Fathul Makkah. 

Sidang jumat yang dirahmati Allah

Lalu, apa yang dapat kita petik dari peristiwa Hijrahnya rasulullah dalam konteks kekinian, terutama bagi bangsa Indonesia?

Pertama, tentu kita semua pernah mendengar ungkapan Hubbul Wathon Minal Iman (Cinta tanah air sebagian dari iman) sebuah ungkapan yang sangat populer, berawal dari utusan Presiden Soekarno yang meminta fatwa hukum membela tanah air, kemudian Hadratus Syeh Kiai Hasyim As’ari mengatakan Fardhu Ain bagi siapa saja untuk membela dan mempertahankan tanah air dari penjajah, sejak itulah beliau kemudian mencetuskan Hubbul Wathon Minal Iman dengan semangat itulah kemudian rakyat Indonesia bersama-sama seluruh elemen bergerak untuk berjuang meraih kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah waktu itu.

Benang merah antara kecintaan rasulullah terhadap tanah airnya juga diimplementasikan oleh Hadratus Syeh Hasyim A’ary melalui fatwa resolusi Jihad yang beliau kumandangkan sehingga terjadilah perang 10 November di Surabaya, demikian juga rasulullah karena kecintaanya terhadap tanah airnya, ketika beliau dalam perjalanan dan telah terlihat kota Madinah beliau mempercepat langkah kendaraanya, peristiwa tersebut terekam dalam hadist riwayat al-Tirmidzi yang menjelaskan betapa cinta dan bangganya Rasul pada tanah kelahirannya. Rasa cinta tersebut terlihat dari ungkapan beliau terhadap Mekah. Beliau mengatakan, 

“Alangkah indahnya dirimu (Mekah). Engkaulah yang paling kucintai. Seandainya saja dulu penduduk Mekah tidak mengusirku, pasti aku masih tinggal di sini” (HR: al-Tirmidzi).

Terhadap kota Madinah pun demikian, seperti dikisahkan oleh sahabat Anas dalam hadis riwayat al-Bukhari, ketika Rasulullah pulang dari perjalanan jauh, beliau mempercepat kendaraannya (unta) saat melihat dinding kota Madinah, karena cintanya pada Madinah (HR: al-Bukhari).

Sidang jumat yang dirahmati Allah

Dari hadist tersebut sangat jelas bagaimana kecintaan rasulullah terhdap Makah sebagai tempat kelahiran dan Madinah sebagai tempat Hijrah, Rasulullah membangun kota Madinah, meletakan dasar peradaban yang tinggi, maka dengan demikian, kita sebagai umatnya nabi Muhammad sudah barang tentu mempunyai kewajiban untuk meniru apa yang telah diajarkan oleh rasulullah, termasuk bagaimana kita mencintai negara dan bangsa Indonesia, dengan cara turut serta memberikan sumbangsih berupa apapun untuk bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai negara hebat dan unggul. Bukan malah merongrong negara, membuat perpecahan bahkan mengatakan sebagai negara kafir dan thagut. Sungguh itu semua bukan ajaran rasulullah. Dan jika kita belajar secara seksama dari sejarah tentu kita tidak akan mengatakan nasionalisme haram, namun justru kita akan semakin yakin dan bangga akan rasa nasionalisme kita terhadap Negara tercinta yaitu INDONESIA.

Sidang jumat yang dirahmati Allah

Semoga kita semua dapat belajar dari berbagai perpecahan dibelahan negara lainya, belajar untuk menjaga perdamaian serta menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama, marilah kita pererat tali persatuan untuk menuju Indonesia yang unggul dengan memperkuat ukuwah islamiyah, ukuwah wathoniyah dan ukuwah basyariyah yang tentunya akan membawa Indonesia negara Baldatun Thoyyibatun Warabbun Ghafur

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang memiliki umur yang diberkati Allah subhanu wata’la. sehingga kita dapat memanfaatkan umur kita dengan sebaik-baiknya dan dapat menjalankan tuntunan Nabi Muhammad saw yang setiap harinya memohon ampun dan perlindungan Allah SWT sehingga mendapatkan rahmat dan maqfirahNya. 

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Khutbah II

الْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ketum pemuda muhammadiyah dzul fikar ahmad tawalla 169

Usai Putusan MK, Pemuda Muhammadiyah Serukan Persatuan Dan Hidup Rukun-Damai

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan sengketa Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) 2024 pada Senin, …

Alissa Wahid ok

Semangat Emansipasi Kartini Bisa Pengaruhi Penafsiran Agama Modern Terhadap Posisi Perempuan

Jakarta – Kesetaraan gender dan penolakan terhadap diskriminasi perempuan merupakan nilai-nilai yang terus diperjuangkan dalam …