masjid di inggris 200601220238 151
masjid di inggris 200601220238 151

Imam Leeds Serukan Pengelola Masjid dan Jamaah Tetap Waspada Covid-19

LEEDS – Penyebaran pandemi Covid- 19 masih tinggi di Inggris, baru-baru ini sebuah masjid ditutup karena imam masjid menghadiri pemakaman orang yang dinyatakan wafat karena Covid- 19, selain imam masjid terdapat 250 orang yang juga menghadiri pemakaman tersebut.

Dilansir dari The Yorkshire Post, dan dikutip dari laman repbublika.co.id, Rabu (22/7), masjid yang ditutup ialah masjid Jamia Ghosia di Blackburn, Lancashire, Inggris. Pengurus masjid mendesak jamaah yang mengunjungi masjid Ghosia pada 13 Juli melakukan karantina mandiri atau segera melakukan tes Covid-19.

Permintaan pengurus masjid Jamia Ghosia untuk dilakukan isolasi mandiri atau tes Covid- 19 terhadap para jamaah yang menghadiri pemakanan guna mencegah meluasnya Covid- 19.

“Ketika sebuah kematian datang, itu adalah waktu yang sangat emosional bagi keluarga dan teman-teman. Kami biasanya akan berkumpul dalam jumlah besar untuk memberikan penghormatan kepada orang yang kita cintai. Tetapi mengingat kita dalam situasi pandemi, seharusnya kita mengikuti pedoman Pemerintah dan meminimalkan jumlah pelayat,” kata Ketua Dewan Penasihat Nasional Masjid dan Imam, Imam Qari Asim.

Imam Asim, menyebutkan dirinya telah melakukan pengawasan terhadap tujuh pemakaman selama pandemi. Selama itu kata dia, pelayat yang datang menjaga jarak sosial dan mengikuti pedoman Pemerintah.

Karena itu ia berpesan kepada seluruh pemimpin muslim di Inggris agar bekerja sama mematuhi protokol kesehatan tersebut dalam mengurangi risiko infeksi Covid-19. Terutama mengurangi risiko pada kalangan umat Muslim.

“Kita perlu bekerja sama meminimalkan risiko terhadap komunitas kita dan juga melawan potensi peningkatan xenofobia,” kata Imam Asim dari Leeds.

Para pemimpin Muslim harus tegas apabika terdapat jamaah yang tidak mengikuti pedoman kesehatan. Karena yang dikhawatirkan adalah penutupan kembali masjid-masjid dari kegiatan agama.

“Jika ada masjid lain yang tidak mengikuti pedoman yang ketat, ini berpotensi mendapat reaksi balik pada seluruh masyarakat dan masjid bisa ditutup kembali,” ujarnya.

Keseluruhan masjid di Inggris dan khususnya Yorkshire, menurutnya telah memberikan contoh yang sangat baik. “Tetapi komunitas telah terpengaruh secara tidak proporsional di bandingkan komunitas lain, oleh karena itu bahkan lebih penting bagi kami untuk memastikan langkah-langkah keamanan itu ada,” ujarnya.

Profesor Mahendra Patel, dari University of Bradford, menambahkan pentingnya memberikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat termasuk komunitas di Yorkshire dan masyarakat lokal dengan pesan yang lebih jelas. Termasuk dalam bahasa selain Inggris seperti Gujarati, Hindi atau Urdu selama pandemi.

“Bagaimana Anda berharap masyarakat memahami hal ini, ketika pesan-pesan sederhana tidak dipahami dan dipatuhi untuk diimplementasikan,” kata Profesor Patel. Patel mencontohkan dengan memanfaatkan apotek lokal dan pemimpin komunitas untuk memberikan pesan tersebut. Sehingga pesan-pesan kesehatan tersebut dapat menjangkau komunitas lokal termasuk kelompok yang paling rentan.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …

ketua pbnu kh ahmad fahrur rozi atau gus fahrur saat ditemui di surabaya 169 1

Respon PBNU Terkait Pelaporan Terhadap Pendeta Gilbert Yang Dinilai Lecehkan Umat Islam

Jakarta – Pendeta Gilbert Lumoindong yang viral karena membahas soal Zakat dan tata cara muslim …