r20
r20

Islam & Perdamaian; Respon terhadap Penolakan Auma (Aliansi Ulama Madura) atas Kehadiran Pemuka Agama Yahudi di Acara R20

Beberapa hari yang lalu, berita yang dimuat oleh Jawa Pos (18/10/2022), mengabarkan tentang penolakan sebuah organisasi yang mengatasnamakan AUMA (Aliansi Ulama Madura) atas kehadiran pemuka Yahudi (Rabi Silvina Chemen) di acara Religion (R20). Forum Religion of Twenty (R20) adalah acara yang diinisiasi oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang diketuai secara bersama dengan Sekjen Liga Muslim dunia, Dr Muhammad Al Issa. Acara R20 merupakan engagement group yang menjadi bagian dari forum G20. Para pembicara yang akan hadir meliputi tokoh dan pimpinan agama dari anggota G20.

Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan R20, menurut KH Yahya Cholil Tsaquf, adalah menjadikan agama sebagai solusi dari beragam masalah. Kegelisahan yang terjadi saat ini, bahwa agama _yang ditafsirkan oleh pemeluknya_ bagian masalah dari sekian masalah yang ada di era sekarang ini. Maka kehadiran para pemuka agama untuk duduk berdiskusi bersama sebagai harapan, agar agama yang berhenti dari bagian masalah dan memulai menjadi bagian dari solusi.

Tetapi, niat baik tidaklah mendapatkan jalan yang mulus. Ormas keagamaan yang mendaulatkan diri sebagai Aliansi Ulama Madura, tidak mendukung atau bahkan memproteksi secara berlebihan atas rencana tersebut. Hal ini deketahui atas beredarnya sejumlah pamflet yang berisi ajakan kepada tokoh agama Islam menghadiri agenda “Halaqoh Habaib Ulama GL guna menolak kedatangan pendeta Yahudi yang diundang PBNU”.

Selain penolakan oleh AUMA, juga terdapat penolakan oleh salah satu tokoh yang mendaulatkan dirinya sebagai NU Garis Lurus. Dalam akun Facebook, atas nama Luthfi Bashori Alwi mengatakan “Saya warga NU menolak upaya PBNU mendatangkan Rabi Yahudi, Silvina Chemen ke Indonesia.” Menariknya ia dalam postingannya juga menyertakan foto yang bertuliskan ‘No, Buat Rabi Silvina Chemen!. Rabi Silvina Chemen itu tokoh Yahudi Kafir. Jangan ajari umat Islam untuk mencintai kekafiran, karena hukumnya haram.

لعن الذين كفروا من بني اسراءيل على لسان داود وعيس ابن مريم

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari bani Isra’il lewat lisan Nabi Dawud dan Nabi Isa Putra Maryam.”

Ajaklah warga NU itu mencintai sesama Muslim walaupun beda ormas, karena itu kewajiban, terutama terhadap orang Shalih berakidah Asy’ariyah.’

Menanggapi Persoalan Tanpa Tabayyun itu Tidak Baik

Pertama, dalam merespon kehadiran rabbi yahudi di acara yang digagas oleh PBNU, AUMA tanpa mengkofirmasi terlebih dahulu terhadap pihak yang memiliki gagasan tersebut. Respon berlebihan seakan telah membawa publik kepada kekhawatiran yang berlebihan. Bahwa nantinya akan terjadi penyimpangan akidah yang fatal. Keimanan umat Islam akan tergerus oleh kehadiran pemuka agama lain.

Ada cerita menarik di zaman Nabi SAW. beliau pernah meminta suaka kepada Raja Non Muslim. Ketika kaum Quraisy tidak bisa membendung lagi amarahnya, Nabi meminta para sahabatnya untuk hijrah ke negeri yang aman dan damai, yakni Habasyah. Walaupun dipimpin oleh raja non Muslim, beliau meminta Sahabatnya untuk hijrah ke sana. Lantaran beliau tidak sanggup melihat siksaan yang dilakukan oleh kaum Quraisy waktu itu. Juga ditambah Abu Thalib sudah tidak mampu lagi untuk melindunginya.

Menurut keterangan Ibnu Katsir dalam Bidayah wa Nihayah, sahabat yang pertama Hijrah ke negeri yang disarankan oleh Nabi adalah Utsman bin Affan bersama Istrinya. Lalu disusul oleh sahabat Ja’far bin Abu Thalib dan sahabat yang lain. Di sana mereka mendapatkan kamanan dan kedamaian tanpa ada gangguan. Sehingga pada akhirnya kepergian Sahabat nabi terdengar oleh pemuka Quraisy dan memutuskan untuk mengutus dua orang utusan untuk menemui Raja Najasy. Mereka membawa hadiah kepada Raja dan memintanya untuk mengusir kaum Muslimin dari negeri tersebut. Akan tetapi permintaan dari perwakilan bani Quraisy tidak diterima oleh raja. Dan menolak hadiah yang diberikan kepadanya. Pada akhirnya, semasa hidup raja Najasy belum pernah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW., tetapi sewaktu beliau wafat, Nabi mendoakannya serta meminta kaum Muslimin melaksanakan Salat ghaib.

Dari cerita tersebut, kita dapat mengambil hikmah, bahwa umat Islam tidak anti kepada pemeluk agama lain. Bahkan pertolongan raja Najasy kepada umat Islam waktu itu sebagai langkah yang sangat tepat dalam membantu dakwah Islam di tengah gempuran penyiksanan oleh bani Quraisy. Dalam beberapa kesempatan yang lain Umat Islam di zaman nabi saling tolong menolong dan bahu membahu membangun sebuah peradaban.

Menanggapi berbagai dinamika yang berlangsung dalam kehidupan kita, perlu untuk tetap selalu berhati-hati. Banyak pemegang otoritas keagamaan salah menafsirkan problematika kehidupan yang berujung kepada perpecahan umat. Al Qur’an surah al Hujurat ayat 8 jelas mengajarkan kepada kita semua untuk melakukan tabayun terhadap setiap informasi yang diterima agar pada akhirnya tidak menyesatkan pihak yang lain.

Kedua, dalam salah satu pernyataan Luthfi Basori mengatakan “Rabi Silvina Chemen itu tokoh Yahudi Kafir. Jangan ajari umat Islam untuk mencintai kekafiran, karena hukumnya haram.” Jelas pernyataan yang mengandung ujaran kebencian. Sarkasme yang diungkapkan tersebut mengajak orang lain untuk melakukan penolakan yang serupa.

Dalam nalar logika kita, mengundang seorang tokoh dari agama lain bukan berarti mengamini atau bahkan mencintai ajarannya. Al Qur’an sudah jelas dalam surah Al-Kafirun menyatakan tentang konsistensi beragama seorang Mukmin. Tidak akan menyembah terhadap apa yang disembah oleh mereka (non Muslim). Kehadiran Rabi Silvina bukan untuk menawarkan transaksi ubudiyyah kepada pemeluk agama lain. Tetapi spirit humanisme yang sama digaungkan oleh semua agama dalam menyikapi keberagamaan dan keragaman umat beragama saat ini.

Sama halnya kita berkomunikasi dengan teman kita yang non Muslim bukan berati kita ikut dalam keimanan yang dibawa oleh mereka. Bahkan transaksi jual beli dengan non msulim, yang ini juga pernah dilakukan oleh Nabi di masanya, bahkan nabi biasa berjabat tangan dengan mereka. Penggunaan media sosial yang digunakan oleh Luthfi Bashori, seperti Facebook, pencipta dan pemiliknya adalah mereka yang beragama non Muslim, toh bukan mencintai kekafirannya juga kan.

Ketiga, ayat al Quran yang berbicara tentang laknat Allah kepada orang orang bani Isra’il. Laknat dalam al Qur’an, apabila Allah sebagai subjek, maka artinya dijauhkan dari segala nikmatnya. Apabila manusia sebagai Subjek, laknat berarti sikap dan cacian serta doa yang dapat membuat susah orang lain. Nah kita sebagai manusia, yang juga tidak luput dari salah dan dosa, lebih baik mendoakan kebaikan kepada orang lain dari pada keburukan.

Memang, dalam al Qur’an terdapat beberapa kata laknat yang menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Nurdin, 17 kata dalam bentuk Fiil Madhi, 5 kata dalam bentuk Fiil Mudhari’, 1 kata dalam bentuk Fiil Amar, 15 kata dalam bentuk Isim Masdar, 1 kata dalam bentuk Isim Fa’il, dan 2 kata dalam bentuk Isim Maf’ul. Tetapi menurutnya, ada beberapa faktor terjadinya laknat, diantaranya, kesombongan, kekufuran, kemunafikan, kezaliman, keretakan hubungan, fitnah dan kedengkian.

Dalam salah satu riwayat yang dinukil oleh Ibnu Katsir dalam Kitabnya, sewaktu nabi bangun dari ruku’nya di rakaat kedua dalam salatnya, ia berdoa kepada Allah اللهم العن فلانا وفلانا (ya Allah, jauhkanlah dari kebaikan dan rahmatmu si fulan dan si fulan). Kemudian ditegur oleh Allah melalui ayatnya

لَيْسَ لَكَ مِنَ الْاَمْرِ شَيْءٌ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ اَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَاِنَّهُمْ ظٰلِمُوْنَ

“Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad) apakah Allah menerima tobat mereka, atau mengazabnya, karena sesungguhnya mereka orang-orang zalim.” (Q.S. Ali Imran; 128)

Islam sebagai pelopor perdamaian

Melihat situasi saat ini, penting kiranya untuk menawarkan agama sebagai solusi perdamaian. Serta tidak lagi terjebak oleh kepentingan kelompok yang bersifat sesaat. Sudah saatnya kita umat beragama bangkit bergandengan tangan mengesampingkan perbedaan dan merajut kebersamaan untuk mengatasi berbagai krisis yang terjadi saat ini mulai dari krisis kemanusiaan, energi, lingkungan dan lain sebagainya. Sebagaimana rasulullah dahulu membangun sebuah negara bangsa yaitu Madinah.

Tulisan ini saya tutup dengan pernyataan menarik dari Imam Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah:

فاعتقادك في نفسك أنك خير من غيرك جهل محض، بل ينبغي ألا تنظر إلى أحد إلا وترى أنه خير منك، وأن الفضل له على نفسك

“Meyakini bahwa kamu lebih baik dari orang lain merupkan sebuah kebodohan. seyogyanya kamu tidak memandang orang lain kecuali dengan pandangan bahwa ia lebih baik dan memiliki keutamaan melebihi kamu.” Wallahu A’lam

Bagikan Artikel ini:

About Ahmad Rofiq

Check Also

jangan takut berpuasa

Rapor Puasa: Mengevaluasi Tindakan Kita terhadap Makanan

Ramadan merupakan bulan yang wajib bagi umat Muslim untuk melaksanakan puasa selama satu bulan penuh. …

pola makan

Posting Makanan atau Minuman di Siang Hari Bulan Puasa, Bagaimana Hukumnya?

Puasa Ramadan merupakan salah satu rukun Islam. Perbuatan menahan diri dari makan, minum dan segala …