Istanbul – Pemerintah Turki telah resmi mengubah kembali Hagia Sophia menjadi masjid. Keputusan itu langsung diumumkan Presiden Recep Tayyip Erdogan akhir pekan kemarin. Keputusan itu menimbulkan gelombang protes dari negara-negara barat, namun Erdogan menegaskan keputusan ini adalah mutlak kedaulatan Turki.
Bahkan kini, dilaporkan Greek City Times pemerintah Turki berencana untuk menghapus gambar Yesus dan Bunda Maria di Hagia Sophia dengan menggunakan teknologi khusus yang menggunakan teknik pencahayaan.
Menurut media setempat, tirai khusus akan digunakan selama ibadah salat berlangsung. Ada pun karpet akan digelar di lantai yang menyala untuk menggelapkan ruangan agar gambar-gambar dari ajaran Kristen tidak tampak.
Sesuai fungsinya sebagai masjid, orang-orang yang akan masuk Hagia Sophia harus melepas sepatu mereka terlebih dahulu.
Laporan itu muncul setelah juru bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin meyakinkan pada Jumat kemarin bahwa hilangnya warisan dunia bukan persoalan, yang penting Hagia Sophia diperhatikan.
“Perubahan Hagia Sophia sebagai masjid bukan berarti menahan wisatawan atau pun turis lokal dan mancanegara dari kunjungan mereka terhadap situs tersebut. Turki akan tetap menjaga ikon-ikon unik ajaran Kristen dan gambar mosaik Yesus Kristus di situs tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya, Metropolitan Hilarion dari Volokolamsk dari Gereja Kristen Ortodoks Rusia memperingatkan pekan lalu bahwa mosaik Yesus dan Bunda Maria ‘yang diselamatkan secara ajaib’ di situs Hagia Sophia kemungkinan besar akan rusak jika Ankara mengubahnya menjadi masjid.
Diwawancarai oleh Media Rossiya 24, pemimpin Gereja Kristen Ortodoks itu mengatakan bahwa dia ingin mengetahui seperti apa nasibnya mosaik-mosaik tersebut dan bagaimana nasib Hagia Sophia jika diubah menjadi masjid lagi.