Salah seorang tokoh organisasi di Indonesia beberapa waktu lalu membuat heboh umat Islam. Karena ia membuat pengakuan saat pemakaman enam anggota laskarnya bahwa sebelum pemakaman ia bertemu nabi SAW dalam mimpi. Dalam mimpinya ia mengatakan nabi SAW membersamai 6 anggota lascar yang meninggal itu. Bahkan ia menceritakan mimpinya itu dengan mengucapkan kalimat sumpah atas nama Allah dan RasulNya.
Entah motif apa dibalik pengakuannya mimpi bertemu nabi SAW tersebut. Tetapi setelah pengakuannya itu, banyak orang bertanya-tanya mengenai kebenaran mimpinya bertemu nabi Muhammad SAW. Apakah benar ia bertemu nabi SAW, ataukah malah ia bertemu setan yang mengaku sebagai nabi SAW.
Maka dari itu banyak pelaporan ke pihak kepolisian yang ditujukan oleh dirinya mengenai ini. Karena tokoh-tokoh organisasi intoleran ini seringkali membuat cerita yang mengada-ada sebagai upaya menarik simpati dari masyarakat.
Hadit-hadits tentang mimpi bertemu Nabi SAW
Memang dalam beberapa hadist walaupun dengan redaksi yang berbeda-beda mengatakan bahwa jika setan atau iblis tak akan bisa menyerupai nabi SAW, baik dalam mimpi maupun di kehidupan nyata. Seperti hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi saw bersabda, “Siapa yang melihatku dalam mimpi, dia benar-benar melihatku. Karena setan tidak mampu meniru rupa diriku.” (HR. Bukahri dan Muslim).
Dalam redaksi lain, nabi SAW bersabda, “Barang siapa yang melihat aku dalam mimpi, maka dia benar-benar melihat sesuatu yang benar.” (HR Muslim dari Abu Qatadah).
Dalam riwayat hadist lain dinyatakan bahwa, “Barang siapa yang sering bershalawat terhadapku, aku tahu dan aku tentu memberikan syafa’at di hari kiamat.” Dalam redaksi lain dikatakan, “Barang siapa memimpikan aku, maka aku akan bersamanya nanti di surga.”
Sejumlah ulama’ berpendapat mengenai hadist-hadist di atas bahwa semua makhluk Allah tidak ada yang bisa menyerupai nabi SAW, termasuk setan atau iblis. Namun perlu diingat juga bahwa setan atau iblis sangat bisa menampakkan dirinya dengan wujud yang sangat baik dengan tujuan untuk mengakui dirinya sebagai nabi SAW agar orang yang ditemuinya percaya.
Dalam sejarahnya saja, setan pernah mengaku sebagai Tuhan dengan bentuk cahaya terang untuk menggoda Syeikh Abdul Qadir Jailani. Tetapi beliau tidak bisa dikelabui oleh setan tersebut. Sedangkan orang awam sangat mungkin bisa dikelabui oleh setan atau iblis yang mengaku sebagai nabi SAW. Jika ada seseorang yang bertemu setan yang berubah wujud menjadi laki-laki rupawan memakai pakaian putih-putih. bercahaya dan mengaku dirinya sebagai nabi SAW, maka potensi seseorang tersebut percaya apa kata setan itu besar.
Hal demikian karena umat Islam yang hidup di zaman ini belum pernah bertemu Rasulullah secara langsung. Bahkan banyak juga yang tidak tahu ciri-ciri fisik Rasulullah yang diceritakan oleh sahabat yang kemudian ditulis oleh para ulama di kitab-kitab sirah nabi SAW. Artinya sangat sukar dipercaya pengakuan orang awam yang bermimpi bertemu nabi SAW sedangkan ia tak tahu ciri-ciri fisik nabi SAW.
Verifikasi mimpi bertemu nabi SAW dengan mencocokkan ciri fisiknya
Maka dari itu, ketika ada orang yang merasa melihat Nabi SAW dalam mimpinya, wajib dicocokkan dengan ciri fisik dan wajah beliau sebagaimana yang disebutkan dalam hadist dan keterangan para sahabat supaya tidak timbul kesalahpahaman dan fitnah atas mimpi tersebut.
Imam Bukhari menyebutkan keterangan Ibnu Sirin RA. ketika mengomentari hadist tentang mimpi melihat Nabi SAW, Ibnu Sirrin mengatakan;
“Apabila dia benar-benar melihat wajah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Shahih Bukhari, setelah hadis no. 6592)
Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan, “Diriwayatkan dari Ayyub, beliau menceritakan, jika ada orang yang bercerita kepada Muhammad bin Sirrin bahwa dirinya mimpi bertemu Nabi SAW, maka Ibnu Sirrin meminta kepada orang ini untuk menceritakan ciri orang yang dia lihat dalam mimpi itu.” “Jika orang ini menyampaikan ciri-ciri fisik yang tidak beliau kenal, beliau mengatakan, “Kamu tidak melihat Nabi SAW.” Ibnu Hajar menyatakan, “Sanad riwayat ini sahih”.
Selain itu, Ibnu Abbas juga pernah berkata kepada Kulaib, “Ceritakan kepadaku (orang yang kamu lihat).” Kulaib mengatakan, “Saya teringat Hasan bin Ali bin Abi Thalib, kemudian saya sampaikan, beliau mirip Hasan bin Ali.” Lalu Ibnu Abbas menegaskan, “Berarti, kamu memang melihat Nabi saw. Sanadnya jayyid. (Fathul Bari, 12:383 – 384)
Ciri-ciri fisik nabi SAW
Berdasarkan beberapa riwayat yang tercantum dalam asy-Syamail al-Muhammadiyyah (Imam at-Tirmidzi) dan buku karangan M. Quraish Shihab yang berjudul “Membaca Sirah Nabi Muhammad saw dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadist-hadist Shahih” diterangkan bahwa nabi SAW mempunyai kulit yang tak terlalu putih, juga tidak terlalu gelap.
Rambut beliau diceritakan tidak terlalu keriting, tak lurus kaku, berwarna sangat hitam pekat. Rambut nabi SAW lebat dan lumayan Panjang, sampai-sampai ujung rambutnya menyentuh daun telinga bagian bawah. Tak pernah rambut nabi SAW melebihi bagian bawah daun telinganya. Karena beliau senantiasa merawat dan menyisir rambutnya sehingga selalu nampak indah dan rapi.
Diterangkan pula bahwa bentuk kepala nabi SAW besar dan wajahnya tidak terlalu bulat. Dahi beliau lebar dan rata. Mata beliau lebar dengan warna bola mata yang sangat putih dan sangat hitam. Bulu matanya sangat hitam dan lentik. Begitupun dengan pinggiran mata nabi SAW sangat hitam. Makanya seringkali beliau terkesan menggunakan celak, padahal sebenarnya tidak.
Adapun alis nabi SAW melengkung dan panjang sehingga kedua alisnya hampir menyatu. Di antara dua alisnya tersebut ada urat yang memerah jika nabi SAW menahan amarah. Nabi Muhammad saw. memiliki pandangan mata yang sangat tajam dan berwibawa.
Kemudian, hidung nabi SAW sangat serasi dengan bentuk dan ukuran wajahnya. Tidak semancung hidung orang arab pada umumnya. Selain itu, bagian atas hidung nabi SAW. bercahaya sehingga orang yang tak memperhatikannya dengan seksama akan mengira kalau hidung Nabi bengkok.
Pipi beliau datar. Jenggotnya tebal dan jambangnya lebat. Adapun mulut nabi SAW cenderung besar. Giginya tertata rapi meski sedikit jarang. Nabi SAW dalam hidupnya rajin menyikat giginya menggunakan siwak. Maka jangan heran jika gigi nabi SAW selalu bersih berkilau dan tidak bau.
Ciri-ciri fisik (wajah) nabi SAW dari hadist atau riwayat orang yang bertemu langsung dengan beliau tersebut di atas setidaknya memberikan sedikit gambaran tentang fisik nabi SAW. Betapapun itu semua tidak sepenuhnya menggambarkan dengan rinci wajah asli nabi SAW. Karena pastilah fisik nabi SAW jauh lebih sempurna dibandingkan dengan penggambaran-penggambaran orang.
Mengenai pengakuan mimpi tokoh ormas yang terkenal intoleran tersebut, sesungguhnya hanya ia dan Allah SWT saja yang tahu kebenarannya. Namun perlu diingat bahwa pernyataan yang diawali dengan sumpah atas nama Allah, maka akan sangat dipertanggungjawabkan kelak di hadapanNya.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah