imam ghazali
imam ghazali

Kata al Ghazali tentang Terorisme : Perbuatan Orang Bodoh yang Merasa Benar dan Menghina yang Berbeda

Apakah orang awam itu tercela? Tidak segitunya juga. Karena kemuliaan ditentukan oleh kadar ketakwaan. Walaupun ada bedanya juga antara yang alim dengan yang awam dari sisi keutamaan dan derajat. Sikap yang baik bagi orang awam adalah tidak fanatik dan siap menerima kebenaran dari manapun.

Yang jelek, yang tercela, yang merusak agama, adalah orang bodoh (awam) yang tak tahu diri. Tidak mau belajar, tidak menyadari dirinya bodoh, tidak mau berpikir, dan merasa hebat. Orang bodoh model seperti ini yang telah ditegaskan oleh al Qur’an sebagai orang celaka.

“Mereka (para penghuni neraka itu) berkata, ‘Andai saja dulu kami mau mendengar dan mau berpikir, pastilah kami tidak tergolong penghuni neraka Sa’ir”. (al Mulk: 10).

Dalam al-Iqtishad fi al I’tiqad Imam Ghazali menjelaskan, penyakit kebodohan itu mengkristal dalam diri seseorang sebabnya tidak lain karena ashabiyah (fanatisme) terhadap kelompok orang-orang bodoh yang mengklaim diri sebagai pemegang kebenaran. Menampakkan kebenaran yang masih remang-remang dan menganggap hina mereka yang tak sepaham.

Lanjut al Ghazali, dalam batin mereka bergolak dan memiliki kecenderungan untuk menyalahkan, membantah dan menentang. Akibatnya, dalam jiwa mereka mengkristal keyakinan batil. Dan, ulama yang lembut dan kasih sayang sulit menghilangkan perangai mereka meskipun kesalahannya sangat jelas.

Al Ghazali sebenarnya mengingatkan kita, kebodohan sejati adalah fanatik terhadap tokoh-tokoh yang disukai. Taklid buta terhadap tokoh mereka sendiri tanpa membandingkan dengan tokoh agama yang lain meskipun di luar kelompoknya. Dengan berpikir dan menganalisa, mana sebenarnya yang lebih benar?

Bagi orang awam, taklid bukanlah sesuatu yang tercela senyampang mengikuti alur yang telah ditetapkan oleh syariat. Yang tak baik dan salah adalah taklid buta dilandasi semangat ashabiyah atau fanatik buta. Pokoknya kelompok kami yang benar, ucapan panutan saya pasti benar, kalau terlihat salah, jangan keburu tidak percaya sebab boleh jadi kita yang belum sampai pada tataran keilmuannya.ini contoh fanatik buta itu.

Aktivitas terorisme seperti bom bunuh diri adalah akibat dari orang bodoh yang tak tahu diri seperti dikatakan Imam al Ghazali. Teks-teks keagamaan tidak pernah mengajarkan hal seperti itu. Sayangnya, sikap ashabiyah telah membatu dalam dirinya sehingga yang salah dipandang benar. Doktrin dari tokoh panutannya ditelan mentah-mentah. Akibatnya, dirinya sendiri menjadi celaka di dunia maupun di akhirat.

Sedikit saja berpikir dan bertanya pada diri sendiri, jangan-jangan doktrin jihad dengan bom bunuh diri hanya mengatasnamakan agama saja? Tentu dirinya tidak akan menyesal nanti di akhirat seperti ditegaskan ayat di atas. Oleh karena itu, jangan mau dikibuli oleh tokoh agama gadungan yang penuh nafsu duniawi. Bahkan boleh jadi tujuannya hanya untuk merusak agama Islam.

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

Toa masjid

Toa dan Sejarah Tadarus Al Qur’an di Bulan Ramadan

Ramadan kali ini pun tak luput dari perdebatan soal pengeras suara (TOA). Polemik bermula dari …

manfaat tidur

Hati-hati, Ternyata Ada Tidur yang Membatalkan Puasa

Pemahaman tekstual terhadap dalil agama bisa berakibat fatal. Pemaknaan apa adanya tersebut berkontribusi memberikan informasi …