Kenapa Rajab Masuk dalam Bulan yang Dimuliakan?

Dalam kalender Islam, terdapat beberapa bulan yang dimuliakan. Salah satunya adalah bulan Rajab. Bulan rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender Islam, atau kalender hijriah. Mengapa bulan Rajab termasuk salah satu bulan yang diistimewakan dalam Islam?

Bulan Rajab memiliki keistimewaan, salah satu alasannya adalah bulan ini merupakan bulan yang masuk dalam kategori bulan haram, yang dalam bahasa Arab artinya Suci. Islam merupakan agama damai yang tidak menginginkan adanya konflik sesama muslim atau dengan kelompok lain. Terkhusus untuk empat bulan suci, termasuk Rajab, Allah kembali mengingatkan jangan sampai terjadi pertumpahan darah. Kecuali jika muslim diserang lebih dulu atau terjadi atas nama Allah SWT

Dalam surat at-Taubah ayat 36 Allah berfirman, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Menurut hukum serta ketentuan Allah, sejak awal memang sudah ditentukan bahwa dalam satu tahun memiliki dua belas bulan, dan dalam dua belas bulan tersebut akan terdapat empat bulan yang diharamkan, yakni bulan Rajab, Zulkaidah, Zulhijah dan Muharam.

Pengaharaman bulan tersebeut bersifat konstan tidak akan mengalami perubahan ataupun pergantian. Janganlah kamu menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang atau melakukan maksiat pada bulan itu karena dosanya lebih besar, termasuk menganiaya diri adalah melanggar kehormatan bulan itu dengan mengadakan peperangan. Namun apabila jika musuh menyerang, maka perangilah.

Bulan Rajab merupakan bulan Arab dan Islam dalam kalender Hijriah. Kata rajab berasal dari kata tarjib yang menunjukkan kemuliaan. Rajab juga memiliki nama lain yakni Rajab Mudar. Dalam hadits Rasulullah menjelaskan mengapa disebut demikian, “Dan (yang keempat) Rajab (dari suku) Mudar, yang antara Jumada (Thani) ) dan Sha’ban.” (HR : Al-Bukhari dan Muslim). Diketahui bahwa, Mudar merupakan sebuah suku yang ada di Arab. Suku Mudar merupakan suku yang sangat menghormati bulan ini serta merekapun melindungi kesucian dari bulan ini.

Selain itu, ada istilah lain yang menyebut bulan Rajab sebagai bulan Isra’ dan Mi’raj. Karena di bulan rajab Rasulullah melakukan perjalanan  malam menuju ke langit ketujuh sekaligus mendapatkan wahyu dari Allah untuk menjalankan solat lima waktu.

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Surat al-Israa ayat 1)

Dalam kisah perjalanan Rasulullah, menyebutkan bahwa Isra’ Mi’raj menjadi momentum penting dalam tegaknya Islam. Dua peristiwa ini terjadi dalam satu malam pada 27 Rajab tahun kesepuluh kenabian, atau sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Di perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga Sidratul Mutaha inilah Allah SWT memerintahkan sholat lima waktu, setelah awalnya 50 waktu dalam sehari.

Karena kemuliaan bulan Rajab inilah hendaknya umat muslim menyambutnya dengan penuh suka cita, berdoa agar Allah senantiasa memberikan keberkahan. Adapun kita sebagai seorang muslim disunahkan untuk berpuasa mampu mendatangkan keberkahan serta pahala yang luar biasa bagi yang menjalankannya.