kenapa takut khilafah
kenapa takut khilafah

Kenapa Takut dengan Khilafah?

Konten khilafah sebenarnya bukan hal sensitif, apalagi dianggap sesuatu yang menakutkan. Jika konten ini terdapat dalam sejarah Islam dalam pendidikan agama di sekolah tentu tidak perlu ditanggapi secara reaktif. Khilafah harus diakui adalah bagian dari sejarah dan pemikiran dalam Islam. Ketakutan justru akan mendudukan konsep kepemimpinan yang pernah ada dalam sejarah Islam ini sebagai hal yang justru menakutkan.

Mempelajari khilafah sebagai bagian dari sejarah harus mendapatkan tempat dalam pengajaran peradaban Islam. Tentu saja, proses pembelajaran dan pemaknaannya bukan dalam bentuk kewajiban kembali menegakkan khilafah. Namun, sebagai produk sejarah dan pemikiran khilafah layak untuk dipelajari.

Pengajaran materi khilafah tentu saja bukan suatu tema khusus. Ia hanya bagian dari sejarah dalam peradaban Islam. Khilafah dalam Islam juga penuh dengan sejarah yang tidak selalu manis. Ada perebutan dan pertumpahan darah dalam kekuasaan bernama khilafah. Hingga khilafah hancur di era Turki Ustmani merupakan pelajaran penting sebagaimana mempelajari sejarah kebudayaan dan kerajaan di Indonesia.

Sistem kepemimpinan yang dicetuskan oleh Rasulullah adalah suatu model dan teladan yang sangat baik untuk dipelajari. Rasulullah membangun komunitas negara Madinah dengan prinsip persaudaraan dan kesetaraan. Banyak sarjana Barat yang mengagumi prinsip siyasah yang dibangun pada masa ini. Sistem ini diteruskan oleh para sahabat sehingga dikenal khilafatul rasul atau pengganti Nabi.

Sebagai sebuah sistem kepemimpinan dan pemerintahan, khilafah juga tidak tunggal. Banyak perbedaan pola pemilihan kepemimpinan dan sistem pemerintahan yang dianut oleh penerus Nabi. Tidak jarang pula perebutan untuk menjadi khalifah juga penuh dengan darah dan peperangan antar umat Islam sendiri.

Sistem ini pada tahun 1924 telah runtuh dengan kekalahan Turki Ustmani. Ini tentu saja fakta sejarah yang juga patut dipelajari. Umat Islam harus belajar dari sejarah ini sebagai cara umat ini belajar terhadap masa lalu sebagai panduan di masa depan.

Umat Islam telah tersebar di berbagai negara baik yang mayoritas maupun yang berposisi minoritas di suatu negara. Model kepemimpinan negara telah berubah tidak diatur dalam sistem pemerintahan global seperti model khilafah. Term khilafah dengan demikian adalah bagian dari sejarah dan tidak perlu ditakuti.

Sebagai suatu warisan sejarah, khilafah memang sering dibawa-bawa dalam arus kepentingan politik. Ada sekelompok gerakan masyarakat muslim yang terus bermimpi ingin menegakkan khilafah. Islamic State of Iraq dan Syiria (ISIS) misalnya yang pada Juni 2014 berhasil merebut sebagian wilayah Irak-Suriah mendeklarasikan berdirinya khilafah untuk menyedot simpati umat Islam. Selain ISIS, Hizbut Tahrir juga tiada lelah ingin menghidupkan khilafah walaupun di berbagai negara Islam, termasuk di Arab Saudi organisasi ini telah dilarang.

Pada akhirnya, butuh arif dalam mendudukan khilafah. Ia bukan term yang menakutkan selama didudukan sebagai materi pelajaran dari sejarah peradaban Islam. Namun, akan menjadi berbahaya apabila term ini dimanfaatkan sebagai doktrin untuk mengajak umat Islam mendirikan khilafah di negara yang sudah berdiri kokoh pemerintahan yang sah.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

keluarga sakinah

Tiga Kunci Mewujudkan Keluarga Sakinah

Berdasarkan data Kementerian Agama pada tahun 2022 angka perceraian secara nasional 516.334 kasus. Angka ini …

047959700 1710778747 830 556

Ketum Muhammadiyah Ingatkan Pendidikan Nasional Jangan Jadi Pabrik Robot

YOGYAKARTA – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) menjadi momentum untuk mengingatkan kembali bahwa sejatinya pendidikan tidak …