nabi nuh
nabi nuh

Kisah Nabi Nuh: Istighfar Kunci Keluar dari Musibah dan Bencana

Dalam berdakwah Nabi Nuh banyak mendapatkan penolakan dari umatnya, mereka terus menerus menolak ajaran yang di sampaikan Nabi Nuh dan tetap menyembah patung berhala yang mereka buat sendiri.

Sebagaimana kisah Nabi terdahulu, ketika mereka mengingkari Allah segera menurunkan azab kepada umatnya. Begitu pula yang dihadapi Nabi Nuh. Merekapun diberikan azab yang pedih oleh Allah yakni dengan kekeringan yang melanda serta perempuan mengalami kemandulan selama 40 tahun.

Musibah dan bencana ini telah mengkhawatirkan mereka. Bencana kekeringan telah menghancurkan perekonomian mereka. Sementara kemandulan menjadi musibah yang menghantui setiap pasangan yang dapat pula menghancurkan keberlangsungan keturunan mereka.

Karena kekhawatiran inilah membuat para umat Nabi Nuh mencoba untuk mengonsultasikan masalah yang sedang mereka hadapi. Berbagai cara dan upaya sudah mereka coba dan lakukan. Mereka akhirnya memutuskan untuk menemui Nabi Nuh.

Setelah mereka datang dan menceritakan semua kejadian yang menimpa mereka, maka Nabi Nuh meminta mereka untuk memperbanyak Istigfar, bertaubat serta memohon ampun kepada Allah atas segala dosa dan kemusrikan yang telah mereka lakukan.

Awalnya ada beberapa dari mereka yang menolak melakukan yang di perintahkan oleh Nabi Nuh, karena mereka tidak mau mengingkari Tuhan yang mereka sembah selama ini. Namun kala itu, Nabi Nuh berkata bahwa beristigfar dan memohon ampun kepada Allah merupakan satu-satunya jalan supaya mereka mampu keluar dari segala masalah musibah dan bencana yang sedang mereka hadapi.

Nabi Nuh menjelaskan bahwa Allah akan menurunkan hujan yang lebat supaya tanaman bisa hidup dan juga ternak mereka bisa minum serta makan dengan cukup, membuat sungai-sungai yang sekarang mati dapat teraliri air kembali, serta para wanita menjadi subur dan tidak mandul lagi supaya mereka bisa menerusakan garis keturunan mereka.

Dalam al-Quran tertulis pada Surat Nuh ayat 10-12 yang berbunyi :


فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا. وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Artinya: “Maka aku (Nabi Nuh) katakan, ‘minta ampunlah kalian kepada Tuhan kalian, sesungguhnya Ia maha pengampun. Maka Dia akan menurunkan hujan yang deras dari langit kepada kalian. Dan Ia akan menganugerahkan kepada kalian harta dan anak-anak, serta menjadikan bagi kalian kebun-kebun dan sungai-sungai.”

Maka merekapun menyetujui untuk bertaubat kepada Allah atas segala yang keburukan yang pernah mereka lakukan selama di dunia, serta mereka senantiasa beristigfar serta memohon ampun atas segala kesalahan yang telah mereka lakukan.

Ada kisah dari Hasan al-Bashri yang menunjukkan bagaimana manfaat memperbanyak istighfar dengan mengambil pelajaran dari sirah Nabi Nuh tersebut:


أَنَّ رَجُلًا شَكَى إِلَيْهِ الْجَدْب فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر الْفَقْر فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر جَفَاف بُسْتَانه فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر عَدَم الْوَلَد فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، ثُمَّ تَلَا عَلَيْهِمْ هَذِهِ الْآيَة

Artinya: “Suatu ketika ada orang mengadukan kepada Hasan tentang musim paceklik yang terjadi. Lalu Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.

Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kemiskinannya. Lalu Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.

Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kekeringan pada lahan (kebunnya). Lalu Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.

Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau karena sampai waktu itu belum memiliki anak. Lalu Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.

Kemudian setelah itu Hasan al-Bashri membacakan surat Nuh di atas. (Disebutkan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar di Fathul Bari, 11/98).

Demikianlah kebesaran dalam Istigfar dengan ketulusan hati serta memohon pengampunan dengan sebenar-benarnya, maka Allahpun akan menjadi juru selamat atas umatnya yang telah bertaubat.

Pelajaran penting yang bisa dipetik dari kisah inspiratif ini betapa pentingnya memperbanyak istighfar di tengah berbagai musibah yang melanda bangsa ini dan dunia secara umum. Tentu saja ikhtiar adalah salah satu jalan utama, tetapi doa dan istighfar adalah pelengkap terbaik untuk mengiringi berbagai usaha.

Bagikan Artikel ini:

About Eva Novavita

Check Also

singgasana sulaiman

Cerita Nabi Sulaiman untuk Anak (3) : Kisah Raja Sulaiman dan Ratu Balqis

Setelah Nabi Daud wafat, kini Nabi Sulaiman meneruskan tahta kerajaan dan memimpin Bani Israil. Seperti …

singgasana sulaiman

Cerita Nabi Sulaiman untuk Anak (2) : Nabi Sulaiman dan Perempuan Korban Pemerkosaan

Sebelumnya sudah diceritakan tentang kecerdasan Nabi Sulaiman dalam memecahkan masalah. Kisah kehebatan Nabi sulaiman tak …