Bendera LGBT berkibar di acara Womens March 2023
Bendera LGBT berkibar di acara 'Women's March 2023'

LGBT Makin Berani Terbuka, Ormas Islam dan Para Dai Harus Perkuat Mental Generasi Muda

Jakarta – Akhir-akhir ini kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) semakin berani untuk berkampanye di Indonesia. Bahkan, beberapa waktu lalu, ada sekelompok orang yang menggelar aksi sembari membentangkan bendera pelangi dan mendukung LGBT di kawasan Monas Jakarta. Juga di Sentul, Bogor, kaum LGBT bahkan menggelar pesta besar.

Kondisi ini sangat memprihatinkan. Untuk itu, Ormas Islam di Indonesia dan para dai diminta untuk melindungi anak-anak, sehingga tidak terpapar LGBT. Dalam setiap dakwahnya, para dai bisa menyampaikan bahaya tentang dosa dari penyimpangan seksual tersebut. Gunanya untuk memperkuat mental dan pemahaman generasi muda.

“Ormas-ormas Islam, para dai, ya kita semua juga harus bersama-sama untuk menjaga anak-anak kita jangan sampai terkontaminasi oleh perilaku-perilaku seperti ini (LGBT),” ujar Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) Prof Kamaruddin Amin acara “Peta Moderasi Beragama di Kelompok Media”  di Jakarta, Selasa (30/4/5/2023).

Kamaruddin menuturkan, LGBT memang sudah menjadi fenomena global yang harus diantisipasi oleh semua pihak. Karena, menurut dia, baik di negara-negara Eropa maupun Amerika, bendera LGBT sudah mulai banyak berkibar.

“Karena di negara-negara Eropa, Amerika, khususnya saya kira, kita lihat trennya cukup siginifikan, di mana-mana kira lihat. Saya baru pulang dari Eropa kemarin, waduh di Amerika juga bendera pelangi di mana-mana sudah. Dan ini karena terpengaruh globalisasi, media sosial. Itu sangat dengan mudah bisa menembus anak-anak kita,” ucap Prof Kamaruddin dikutip dari Republika.co.id.

Karena itu, menurut dia, harus ada upaya serius dari pemerintah maupun masyarakat Indonesia untuk membendung kampanye LGBT. Apalagi, kampanye LGBT sekarang ini juga sudah banyak disampaikan melalui film-film Barat.

“Nah tentu membendung film-film seperti itu hampir mustahil, karena orang bisa ngaksesnya di mana saja. Orang bisa ngakses Netflix, bisa medium-medium yang lain,” kata Prof Kamaruddin.

Maka, lanjut dia, hal yang bisa dilakukan untuk membendung LGBT hanya lah dengan memperkuat pertahanan mental dan spiritual generasi muda. Tentu saja, hal ini juga membutuhkan peran ormas Islam dan para dai.

“Jadi caranya adalah memperkuat pertahanan mental, spritual, anak-anak kita supaya tidak terpengaruh, karena tentu dampaknya saya kira pasti tidak bagus lah untuk Indonesia dan untuk umat beragama khususnya,” jelas dia.

Sebelumnya, aksi penyampaian pendapat dilakukan oleh kaum perempuan dengan tema ‘Women’s March 2023’ di kawasan Monumen Nasional (Monas) pada Sabtu (20/5/2023). Dalam aksi ini, kedapatan sampai mengibarkan bendera pelangi sebagai simbol dukungan kaum LGBT. Aksi itu pun viral di berbagai kanal media sosial dan menuai kecaman.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

060567700 1740995185 830 556

Santri Dari Mutholaah Kitab Kuning Ke Digital

JAKARTA — Santri bukan sekedar pembelajar di pondok pesantren namun lebih jauh santri menjadi penjaga …

082479700 1601026076 830 556

Kiprah Pendiri Pesantren Lirboyo di Medan Perang Kemerdekaan

Jakarta – KH. Abdul Karim atau yang biasa disapa Mbah Manab muassis Pondok Pesantren Lirboyo …