image 2020 10 12 122816
image 2020 10 12 122816

Macam-macam Akhlak Seorang Anak Dalam Surat Luqman

Dalam salah satu hadist, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang anak dilahirkan dengan keadaan fitrah. Artinya, yang mencetak kepribadian seorang anak adalah keluarganya atau orang tuanya. Beliau bersabda:

مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

 Artinya : “Tidak ada anak dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani ataupun Majusi.” (HR. Imam al-Bukhari)

Dengan melihat hadist dan realita di atas, orang tua harus tahu bahwa fase kanak-kanak menjadi masa yang begitu penting dalam siklus kehidupan manusia. Faktanya memang usia kanak-kanak itu mudah sekali memahami dan menghafal terhadap segala sesuatu yang ia ketahui.

Nah, pemahaman dan pengetahuan dasar di masa kana-kanak inilah akan menjadi modal untuknya mengarungi kehidupan kedepan. Maka dari itu, seyogyanya setiap orang tua harus mampu memanfaatkan momentum ini untuk kebaikan anaknya.

Orang tua, khususnya ibu, merupakan lembaga pendidikan pertama bagi seorang anak. Lingkungan keluarga akan sangat berarti bagi seorang anak, karena dalam keluarga, karakter seorang anak anak terbentuk. Namun, fenomena keluarga modern, khususnya di perkotaan mulai melupakan momen penting ini bagi anak. Orang tua diperkotaan lebih senang ketika anaknya di asuh oleh asisten rumah tangganya, saudaranya, bahkan tempat penitipan anak.

Kalaupun anak perkotaan diasuh sendiri oleh orang tuanya, sang anak biasanya langsung diberi kelonggaran untuk bermain smartphone. Alasan yang seringkali dipakai orang tuanya untuk membenarkan perilakunya itu ialah agar anaknya senang, tidak rewel dan tidak mengganggu orang tuanya. Hal ini sungguh sangat disayangkan.

Di sisi lain yang bersamaan, orang tua hendaknya memberikan contoh yang baik untuk anaknya dan mendidiknya dengan cara yang menyenangkan serta relevan sejak usia dini. Hal ini dilakukan agar seorang anak suka dididik dan dilatih dengan orang tuanya. Orientasi pendidikan untuk anak haruslah tertuju kepada keperibadian dan kerangka watak seorang anak yang masih bersih dan suci harus diwarnai dengan akhlak sesuai dengan tuntunan agama. Jangan sampai orang tua dalam proses mendidik akhlak anaknya menggunakan kata-kata dan cara yang kasar. Hal itu nantinya akan sangat mengganggu anaknya.

Di dalam al-Qur’an, khususnya surat Luqman, sudah tergambar secara terang tentang Pendidikan akhlak kepada anak-anak sedini mungkin. Jika orang tua mempelajarinya, niscaya sang anak memiliki kepribadian yang baik dan islami. Tulisan ini, setidaknya akan sedikit banyak membantu orang tua untuk mendidik anaknya. Ada 4 macam aspek akhlak yang ada di surat Luqman, yakni sebagai berikut:

 

Akhlak Kepada Allah

Allah Swt berfirman dalam suratLuqman ayat 13 :

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman mengatakan kepada anak-anaknya untuk memberikan pelajaran: Hai anakku! janganlah engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah itu adalah suatu kesalahan besar.”

Ayat itu mengindikasikan pentingnya ilmu tauhid diajarkan pertama kali oleh orang tua kepada anaknya. Seperti nasehat Luqman Hakim kepada anaknya untuk meng-esa-kan Allah dan jangan pernah menyekutukanNya dalam bentuk apapun. Untuk langkah dan caranya, itu terserah orang tua, bagaimana mengelola kreatifitas, inovasi, pengetahuan dan kebutuhan untuk anaknya.

Di sisi lain, orang tua pun wajib memerintahkan anaknya untuk shalat, mulai dari cara yang halus sampai tegas. Orang tua pun dituntut untuk senantiasa menciptakan lingkungan yang baik yang jauh dari kemungkaran. Sebagaimana ucapan Luqman Hakim dalam ayat lain:

يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ

“Wahai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan mencegah (mereka) dari perbuatan yang munkar.” (QS. Luqman: 17).

 

Akhlak Kepada Orang Tua

Allah Swt berfirman dalam surat Luqman ayat 14:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Akulah, kamu akan kembali.”

Dalam ayat tersebut, orang tua harus memberikan pengertian tentang hak dan kewajibannya dan anaknya. Supaya nantinya sang anak tahu apa yang harus ia kerjakan. Orang tua pun harus sering menasehati anaknya mengenai kewajiban menyayangi, balas budi dan mensyukuri nikmat Allah. Agar sang anak dapat selalu menyayangi orang tuanya dan mensyukuri apa yang diberikan oleh Allah kepadanya.

 

Akhlak Kepada Orang Lain

Allah Swt berfirman dalam surat Luqman ayat 18:

وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي الاَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّه َ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

Orang tua juga diwajibkan untuk mendidik anaknya tentang jiwa-jiwa social dan bagaimana cara berinteraksi baik dan bijak dengan orang lain. Hal ini perlu dilakukan supaya anak ketika berbaur di tengah masuarakat, tidak memiliki sikap antipati, bersifat sombong dan sifat-sifat tercela lain. Karena pada kenyataannya, sifat dan perilaku tersebut tidak disenangi oleh Allah Swt dan sangat dibenci oleh masyarakat.

 

Akhlak Kepada Diri Sendiri

Dalam surat Luqman ayat 19, Allah Swt berfirman:

وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ

“Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk–buruknya suara ialah suara keledai.”

Dalam ayat di atas, Allah Swt menjelaskan betapa selayaknya manusia bersikap. Allah Swt sampai-sampai memerintahkan untuk bersikap sederhana dalam berjalan dan memelankan suara. Yang mana hal tersebut adalah budi pekerti yang luhur. Sikap seperti itulah yang seyogyanya dipupuk oleh orang tua dalam mendidik akhlak anaknya, yang berkenaan dengan kehidupan anak itu sendiri.

Walhasil, Allah Swt telah menerangkan secara yang sangat terang, bagaimana strategi dan cara relevan dalam mendidik macan-macam akhlak kepada anak. Apabila setiap orang tua dapat menjalankannya dengan benar dan baik selaras surat Luqman di atas, maka niscaya harapan akan ada banyak anak yang tumbuh menjadi manusia-manusia yang berakhlak luhur, memiliki integritas karakter yang baik dan generasi unggul yang siap membuat peradaban baru yang lebih baik. Wa Allahu a’lam

Bagikan Artikel ini:

About M. Alfiyan Dzulfikar

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Bersemangatlah dalam Beribadah (2): Cara Menghindari Kemalasan

Dalam tulisan sebelumnya, sudah dijelaskan betapa Allah SWT menganugerahkan kemurahan dan kemudahan kepada kita untuk …

ibadah

Bersemangatlah Dalam Beribadah (1): Tiada Kesukaran dalam Agama

Allah memerintahkan kita beribadah, pastilah itu bermanfaat dan baik untuk kita sendiri. Tak mungkin ada …