sifat allah
sifat allah

Makna Keesaan Allah

Salah satu sifat yang wajib bagi Allah swt adalah esa (wahdaniyat). Keesaan Allah swt ini disebutkan di dalam al Qur’an surat al Ikhlash:

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ

Artinya: “Katakanlah, dia adalah Allah yang maha esa” (QS. Al Ikhlash: 1)

Keesaan Allah swt tidak sama dengan keesaan makhluknya. Allah swt esa dari segala hal; Esa dari aspek ketuhanan, artinya tidak ada Tuhan selain Allah swt. Esa dari sifat-sifat Allah, artinya tidak ada memiliki sifat Allah swt selain Allah. dan selanjutnya. Dan ini berlaku sejak awal dan terus selamanya. Sebab itu, esa bagi Allah swt bukan perbandingan dari dua, tiga, empat dan selanjutnya. Imam Fahruddin Ar Razi berkata:

فَفِيْهِ بَيَانُ التَّوْحِيْدِ بِمَعْنَى نَفْيِ الضِّدِّ وَالنَّدِّ ، وَبِمَعْنَى أَنَّ حَقِيْقَتَهُ غَيْرُ مُرَكَّبَةٍ مِنَ الْأَجْزَاءِ

Artinya: “Pada ayat tersebut merupakan penjelasan keesaan Allah dengan makna tidak ada kebalikannya dan tidak ada yang sama, dan dengan makna sesungguhnya hakikat Allah tidak tersusun dari anggota-anggota”

Hal ini berbeda dengan makhluk. Kata esa atau tunggal bagi makhluk tidak bersifat mutlak, tapi masih berkaitan dengan kondisi tempat dan waktu. Seperti mengatakan: “Hanya Zaid yang berada di rumah”. Pernyataan tersebut menunjukkan ke esa an atau ketunggalan Zaid di dalam rumah. Akan tetapi ketunggalan Zaid terbatas dengan waktu dan tempat, artinya masih ada potensi di suatu waktu Zaid tidak tunggal lagi di dalam rumah atau di tempat lain. Ini berbeda dengan keesaan atau ketunggalan Allah. Allah swt tunggal tanpa terikat dengan waktu dan tempat. Sifat-sifat dzatiyah atau af’aliyah Allah swt semuanya tunggal dan tidak terikat dengan waktu dan tempat. Di mana saja dan kapan saja, Allah swt tetap esa dan tunggal.

Perbedaan Ahad dan Wahid ?

Di ayat lain, Allah menyebutkan sifat tunggalnya dengan bahasa wahid. Seperti ayat 65 surat Shaad:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا مُنْذِرٌ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

Artinya: “Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, dan sekali-kali tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan” (QS. Shaad: 65)

Sekalipun kedua-duanya (lafadz Ahad dan Wahid) memiliki makna yang sama yaitu esa atau tunggal, tetapi dari keduanya juga ada makna lain yang berbeda.

Ibn Rajab Al Hanbali berkata di dalam kitabnya, ada tiga perbedaan antara Ahad dengan Wahid.

  1. Kata “Wahid” berbeda dari aspek dzatnya, sementara “Ahad” berbeda dari aspek sifat-sifatnya
  2. Kata “Ahad” dalam rangka menafikan segalanya secara mutlak, sementara kata “Wahid” ini berlaku menafikan satu saja tidak lainnya. Sehingga tidak boleh mengatakan:

مَا فِي الدَّارِ أَحَدٌ بَلْ اِثْنَانِ

Artinya: “Tidak seorang pun di dalam rumah, tetapi ada dua orang”

Sementara untuk kata “Wahid” maka boleh mengatakan:

مَا فِي الدَّارِ وَاحِدٌ بَلْ إِثْنَانِ

Artinya: “Tidak satu orang di dalam rumah, tetapi ada dua”

  1. Kata “Wahid” berkaitan dengan hitungan, sementara “Ahad” tidak berkaitan dengan hitungan.

Sebagian ulama’ lain mengatakan bahwa “Wahid” itu merupakan permulaan dari suatu hitungan. Sementara “Ahad” tidak berkaitan dengan hitungan. Oleh sebab itu, ketika Allah swt mensifati dirinya dengan “Wahid”, berarti dzat Allah swt esa sejak awal, yang tidak diawali dengan keesaan lainnya. Dan ketika Allah swt mensifat dirinya dengan “Ahad” ini berarti Allah swt esa secara mutlak dalam aspek dzat atau pun sifat.

Wallahu a’lam

Bagikan Artikel ini:

About M. Jamil Chansas

Dosen Qawaidul Fiqh di Ma'had Aly Nurul Qarnain Jember dan Aggota Aswaja Center Jember

Check Also

al quran hadits

Bolehkah Menerima Hadits dari Perawi Syiah ?

Di dalam menilai kredibilitas suatu hadits, maka dapat dilihat dari dua aspek; Pertama, dari aspek …

rasulullah

Apakah Rasulullah Saw Pernah Berbuat Salah ?

Ulama’ Salaf dan Khalaf sepakat bahwa Nabi Muhammad saw adalah sosok manusia yang ma’shum (terjaga), …