Jakarta – Kebakaran Pondok Pesantren Miftahul Khirot di Karawang menelan korban wafat dari santri yang terbakar tidak bisa menyelamatkan diri. Namun dibalik peristiwa memilukan tersebut terselip rasa haru dari santri yang menjadi korban kebakaran.
Penuturan Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) yang menemukan dan mengangkat jenazah santri Ponpes Miftahul Khair, santri-santri yang wafat tubuhnya tidak mengeluarkan bau terbakar, namun sebaliknya bau harum dan wangi yang keluar dari tubuh jenazah.
Kepala Bidang Damkar dan Penyelamatan BPBD Karawang, Rohmat mengatakan petugas damkar yang mengevakuasi jenazah pernah bercerita mencium wangi saat mengangkat korban kebakaran di Ponpes Miftahul Khoirot.
“Saya sudah mendengar kisahnya dari petugas evakuasi, dan katanya badan dari jenazah tidak bau gosong seperti biasanya malah wangi,” kata Rohmat saat dihubungi melalui telepon selular, seperti dikutip dari laman detik.com Kamis (24/2/2022).
Dikatakannya juga, petugas evakuasi mengakui delapan jenazah korban terlihat seperti saling berpelukan.
“Katanya, saat pertama melihat kondisi jenazah semua korban itu seperti saling berpelukan,” ungkapnya.
Menyikapi hal itu, pihaknya berharap bisa dijadikan pesan.
“Wallahu a’lam, yang pasti wangi itu hal yang sangat baru dialami dalam kebakaran dan tentunya mungkin kedelapan santri korban kebakaran pondok pesantren Miftahul Khoirot ini syuhada, karena kita tahu semua, bahwa korban rata-rata usianya masih anak-anak,” tuturnya.
Sementara itu, pemilik Ponpes Miftahul Khoirot KH Agus Abdullah sudah mendengar pengalaman petugas evakuasi tersebut. Perihal itu, ia hanya bisa mendo’akannya.
“Saya sudah mendengar pengalaman petugas evakuasi, jenazah delapan korban itu wangi dan Wallahu alam mungkin itulah kekuasaan-NYA kepada mereka yang mencintai Al-Quran, dan saya hanya bisa berdo’a semoga surga jaminannya,” katanya saat dihubungi melalui telepon selular.