maulid nabi di mesir

Maulid itu Ibadah Baru atau Tradisi?

Perdebatan yang membolehkan dan melarang maulid selalu muncul. Seolah menjadi rutinitas tahunan yang tidak pernah henti. Anak yang baru belajar agama berkomentar sadis tentang bid’ah dan sunnah seolah telah mewakili kebenaran. Dan merasa dirinya berperan penting dalam meluruskan pemahaman umat di seluruh dunia.

Perayaan Maulid telah menyebar tidak hanya di satu negeri, tetapi meriah di beberapa negara muslim. Bahkan di negara Barat yang ada komunitas muslim juga merayakan Maulid. Perayaan itu dilaksanakan dengan bentuk yang berbeda-beda. Sepertinya memang tidak ada keseragaman dan panduan tentang merayakan Maulid.

Jika memang harus dikatakan perayaan Maulid sebagai bid’ah dan sesat. Saya tidak membayangkan betapa banyaknya umat Islam di berbagai negara seperti Mesir, Sudan, Maroko, Aljazair, Malaysia, Brunei dan Indonesia yang berbagai negara lainnya yang terhanyut dalam bid’ah dan kesesatan.

Di mana para ulama-ulama di negara tersebut, kenapa mendiamkan kesesatan? Tidakkah mereka mendengar postingan anak-anak muslim yang katanya cerdas di media sosial yang mencoba meluruskan Maulid? Saya masih sangat yakin di negara-negara besar itu pastilah ada ulama yang alim, kenapa mereka tidak mengoreksi pemahaman umat Islam yang getol merayakan Maulid?

Alasan yang dari dulu sering digembar-gemborkan adalah persoalan hadist Nabi tentang bid’ah. Bahwa bid’ah adalah sesat dan kesesatan menghantarkan pada neraka. Pertanyaannya yang terus berulang adalah apakah maulid bid’ah?

Pertanyaan ini ternyata memang sudah menjadi pembahasan para ulama sejak dulu dan sampai sekarang masih aja didebatkan. Jika ada yang melarang Maulid pasti sandarannya bid’ah. Tidak ada hadist eksplisit yang melarang perayaan Maulid. Begitu pula tidak ada sandaran dalil yang menganjurkan melaksanakannya.

Pertanyaannya adalah apakah maulid adalah ibadah baru yang diada-adakan atau ritual baru dalam Islam? Kenapa ini selalu dipersoalkan? Jangan-jangan perayaan maulid hanya tradisi bukan ibadah. Perayaan Maulid bukan hari raya seperti Idul fitri dan idul Adha yang semua umat Islam di Indonesia melakukan ibadah yang sama.

Ternyata Maulid Nabi di berbagai negara berbeda-beda dalam merayakannya. Tidak ada panduan khusus yang mewajibkan tentang tatacara Maulid Nabi. Atau harus tanggal tertentu. Di beberapa negara semisal Yordania justru dirayakan selama sebulan. Atau di Sudan di rayakan dari tanggal 1 hingga 12 Rabiul Awal. Di Indonesia bahkan setelah bulan Rabiul Awal tetap juga dinamakan perayaan Maulid.

Melihat fakta itu, sejatinya Maulid adalah perayaan yang tidak terkait ibadah atau ritual baru dalam Islam. Tapi kan dalam Maulid ada dzikir, shalawat dan kegiatan lainnya?

Yang harus dipahami menjalankan tradisi dengan diisi kegiatan yang bernuansa ibadah, bukanlah keburukan. Membaca shalawat memang perintah dan anjuran untuk memperbanyaknya. Berkumpul dalam majlis berdzikir bersama adalah kemuliaan karena akan selalu dikelililingi malaikat. Mendengarkan ceramah tentang siran nabi adalah kebaikan. Bahkan berbahagia kelahiran Nabi juga akan memberikan pahala.

Artinya, Maulid itu beragam dirayakan di berbagai negara tanpa ada keseragaman waktu, tempat dan pakaian apa yang harus digunakan. Maulid hanyalah tradisi yang diisi dengan pujian-pujian suci dan aktivitas yang membawa kebaikan. Tidak ada alasan menyebut Maulid sebagai ibadah baru, ritual baru atau mengada-ngadakan hal baru dalam agama.

Letak masalahnya larangan Maulid berada di hadist umum tentang bid’ah. Melaksanakan Maulid juga bersandarkan pada hadist umum pula tentang mencintai Nabi, bergembira atas kelahiran Nabi atau pembacaan shalawat.

Selebihnya dari hadist-hadist itu adalah kumpulan ijtihad para ulama. Yang melarang bersandarkan pada ulama salaf dan hanya itu yang dipegang. Yang membolehkan juga bersandarkan pada ulama salaf yang hanya itu yang dipegang.

Jika memang persoalan khilafiyah kenapa selalu dibesar-besarkan. Maulid juga bukan ritual baru. Yang sesungguhnya bid’ah adalah saling menyesatkan sesama muslim, apalagi mengkafirkan. Itu adalah bid’ah dan fitnah besar dalam Islam.

Bagikan Artikel ini:

About Farhah Salihah

Check Also

ramadan

Ramadan Berlalu, Perilaku Koq Masih Seperti Dulu

Hanya sebentar setelah berakhirnya bulan Ramadan, kita sering kali merasakan betapa cepatnya kita melupakan pelajaran …

madinah

Siapa yang Mengangkat Nabi Muhammad Menjadi Pemimpin di Madinah?

Persoalan kepemimpinan politik sejak dulu memang menjadi salah satu perhatian serius umat Islam. Tentu saja, …