Tujuh malam berturut turut mimpi itu menjadi bunga tidur Nabi Ibrahim Sembelihlah putramu wahai Ibrahim Ia yakin itu adalah Perintah Allah Haru dan pilu bercampur sedih yang membuncah menggoncang jiwa setelah mimpi yang sekaligus perintah dari yang maha kuasa itu diceritakan pada Siti Hajar istrinya tercinta juga kepada Ismail bocah kecil anaknya yang terkasih Ayah kalau itu memang perintah dari Allah lakukanlah saya ikhlas ujar Ismail kecil Bocah seumuran dia mestinya menjadi tempat seorang ayah mencurahkan segala kasih sayangnya Tampan lucu dan menggemaskan bocah itu Basah pelupuk mata Ibrahim memandang Ismail Berangkatlah bapak dan anaknya itu dalam rangka menjalankan perintah Allah Pisau telah tajam terasah Ibrahim mengayunkan pisau itu pada sebuah batu Batupun terbelah manjadi dua bagian Pisau yang akan digunakan untuk menyembelih anaknya Seorang anak yang tak berdosa tak bersalah Inilah titah Tuhan yang harus dikerjakannya Ia sedang diuji sedekat manakah dirinya dengan Tuhan yang harus ditaati Seandainya perintah itu untuk kita sanggupkah Tentu kita akan berpikir seribu kali atau bahkan menolaknya dengan berbagai alasan Atau bahkan langsung meminta amnesti kepada Tuhan yang penting anak terkasih selamat dari tragedi penyembelihan sebagai qurban Rasa iba belas kasih kepada anak akan lebih mengguncang ketimbang kehendak yang Maha Kuasa Menguji Kekokohan ImanTetapi Ibrahim adalah orang biasa dengan keimanan yang luar biasa Imannya mampu mengatasi nilai kebaikan universal yang berlaku bagi siapa saja di mana saja kapan saja Ia unik berbeda dengan manusia yang lain Tindakannya di Bukit Muriah itu tidak dapat dibenarkan oleh nilai dan hukum apapun Tindakan itu bisa dilakukan karena Ibrahim menaruh kepercayaan kepada kekuatan dari sesuatu yang absurd Siapa yang rela membunuh anahnya kalau ia bukan Ksatria iman Baca juga Abu Bakar As Siddiq dan Kisah Menjaga Amanah KepemimpinanSebab itulah al Qur an merekam jejak Ibrahim yang meletakkan anaknya dengan muka yang menelungkup Dalam tafsir Al Thabari dikisahkan bahwa si bocah ajaib itu berujar kepada ayahnya Bila ayah baringkan aku untuk jadi kurban telungkupkan wajahku jangan ayah meletakkan miring ke samping sebab aku khawatir bila ayah melihat wajahku rasa belas kasihan akan merasuki diri ayah dan ayah akan batal melaksanakan perintah Allah Sesudah itu Ibrahim mengulurkan tangannya lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya Tangan kiri menutupi wajah si bocah tangan kanan menggenggam pisau yang telah menempel di leher putranya Sekali tarikan saja tajamnya pedang akan memutus leher anak teresebut Hampir saja bocah itu meregang nyawa Saat itulah sayup sayup dari langit terdengar suara menggema jangan engkau bunuh dan jangan engkau apa apakan anak itu Ibrahim suara menyertai turunya malaikat Allah datang memberi kabar bahwa keimanannya telah teruji Cukuplah kambing ini sebagai ganti anakmu kata Malaikat itu Bukan Sekedar BerkurbanSejarah luar biasa selalu terngiang sebagai kisah yang semestinya menggugah jiwa membangunkan jiwa ummat Islam untuk hadir sebagai manusia yang rela mengorbankan apa saja untuk bukti ketaatan kepada Allah berkurban Napak tilas keimanan ketakwaan dan keikhlasan Ibrahim terbungkus dalam ibadah yang terus meneruskan diwariskan dan dijalankan oleh Islam Mampukah orang Islam berkurban Ruh dari semangat berkurban itu kini telah hilang dari hati sebagian besar umat Islam Berkurban hanya mengeluarkan harta untuk menyembelih daging dan mengalirkan darah hewan Bukan menguji kekokohan iman dan mengalirkan egoisme sifat buruk dan dengki kita Sesungguhnya kisah Ibrahim yang sangat inspiratif adalah lautan mutiara hikmah dan nilai yang patut menjadi pelajaran penting umat Islam dengan tidak sekedar berkurban Kurban merupakan prasasti sejarah kekokohan iman seorang hamba yang mampu menyembelih ego diri demi ilahi Apa yang diharapkan dari ibadah kurban bukan formalitas menyuguhkan daging dan darah Itu hanya simbol diri untuk memupuk keikhlasan dan meraih dketakwaan Allah berfirman Artinya Daging daging unta dan darahnya itu sekali kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya QS Al Hajj 37 Ayat ini menjadi penegas bahwa kurban bukan sekedar menyembelih hewan Bukan itu daging dan darah yang akan dihantarkan kepada Tuhan Tuhan Maha Agung yang tidak membutuhkan sesajen Tuhan mengharapkan umat Islam dari ibadah ini seperti menguji kekokohan iman ikhlas takwa seperti yang dimiliki Ibrahim Sudahkah kita mempersiapkan karakter Ibrahim tersebut Wallahu a lam Faizatul Ummah S Pd I Alumni Ma had Aly Sukorejo
Check Also
Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?
Meskipun arus puritanisasi mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …
Shalat Ghaib untuk Korban Bencana
Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …