HAMKA Haji Abdul Malik Karim Amrullah menjelaskan prinsip prinsip moral dalam kepemerintahan yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin negara orang atau pengambil kebijakan dalam suatu negara Prinsip prinsip moral itu oleh HAMKA dituangkan dalam bukunya berjudul Lembaga Hidup 1985 Di dalam buku tersebut yang oleh HAMKA diberi subjudul Budi Orang yang Memegang Pemerintahan ia menyalin surat politik Taher bin Husain seorang pahlawan perang dan pemerintahan yang sangat masyhur di zaman Khalifah al Makmun Taher mewasiatkan sejumlah pesan penting kepada anaknya Abdullah agar menjadi Wali Negeri di Riqqah dan Mesir Surat itu kemudian diadopsi oleh HAMKA dengan menyalinnya kembali yang sekaligus juga menjadi pandangan moralnya terkait dengan prinsip prinsip moral di lembaga pemerintahan Ada banyak poin yang diajukan oleh HAMKA namun di tulisan ini saya pilih dan merangkumnya menjadi tiga belas dari tiga puluh poin secara keseluruhan Pertama seorang pemimpin atau pemegang kekuasaan pemerintahan hendaknya bertakwa kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa tiada sekutu bagi Nya Kedua seorang pemegang kekuasaan harus berbuat ihsan Pemahaman ihsan di sini tidak seperti dijelaskan oleh hadis bahwa engkau beribadah kepada Allah seolah olah Dia melihatmu namun oleh HAMKA dipahami secara tekstual yaitu perbuatan baik dalam hubungannya dengan Tuhan maupun sesama Ketiga seorang pemegang kekuasaan harus mempertahankan hak milik rakyat membela kepentingan dan kehormatannya menjaga darah mereka agar tidak tertumpah tentramkan dan berilah mereka kesenangan dalam kehidupan sehari hari Keempat seorang pemegang kekuasaan harus berhati hati dengan tindakannya karena akan dimintai pertanggungjawaban tidak hanya di dunia kepada rakyat yang dipimpin tapi juga kelak di akhirat kepada Allah Swt Seorang pemimpin harus sadar bahwa kekuasaan yang ia jalankan sesungguhnya adalah amanah Allah untuk memberikan pelayanan terbaik untuk rakyatnya Baca juga Dai adalah Pemberi Nasehat Bukan PelaknatKelima seorang pemegang kekuasaan hendaklah memohon pertolongan kepada Allah ketika menghadapi suatu permasalan dalam menjalankan roda pemerintahan Di sinilah menurut HAMKA pentingnya seorang pemimpin yang religious dan mengerti agama Keenam seorang pemegang kekuasaan hendaknya melakukan pekerjaan dengan hati hati penuh perhitungan Perhitungan yang jitu niscaya akan mendatangkan hasil yang diharapkan begitu pula pekerjaan yang dilakukan dengan hati hati menandakan tingkat kecerdasan seseorang Ketujuh seorang pemegang kekuasaaan hendaknya tidak segan mendatangi orang yang mulia minta petunjuk dan nasehat kepadanya supaya bertambah tingggi martabat dan hubungan dengan orang orang awam dan orang orang khawwas Kedelapan seorang pemegang kekuasaan hendaknya mengikhlaskan niat di dalam segala pekerjaan Bekerjalah meluruhkan diri sendiri kerjakanlah itu dengan insaf bahwasanya seorang pemimpin bertanggungjawab sangat besar atas pekerjaan yang dikerjakan Kesembilan seorang pemegang kekuasaan hendaknya menjalankan kepemimpinan di dalam garis agama dengan jalan yang lurus Fikir undang undang Allah terhadap orang yang berbuat salah menurut kadar kesalahannya Janganlah dilalaikan jangan diabaikan dan jangan ditakhirkan hukuman kalau telah putus Kalau engkau berlaku sia sia dan lalai itulah kelak yang akan mendatangkan jahat sangka orang atas dirimu Kesepuluh seorang pemegang kekuasaan hendaknya menepati janjinya jika ia pernah berjanji Tidak boleh berdusta Sebab dusta itulah sumber segala dosa sedang kepalsuan dan hasung fitnah tidaklah membawa keamanan kepada yang menyiarkannya dan orang yang berkawan dengan dia tidak pula akan terpelihara dirimu dan sempurna budi pekertimu Kesebelas seorang pemegang kekuasaan hendaknya mengasihi orang yang mencintau kedamaian kejujuran kebenaran dan membela orang yang lemah sebagai bentuk silaturhami dengan mereka Tunjukkan di hadapan rakyat bahwa engkau tiada terpegaruh oleh hawa nafsu busuk dan sewenang wenang Dengan adil jalankan siasat dirikan kebenaran karena dengan mendirikan kebenaran itulah engkau akan dapat mencapai sabilil huda jalan petunjuk Tuhan Keduabelas seorang pemegang kekuasaan hendaknya mampu menahan diri ketika marah Dalam keadaan seperti ini seorang pemimpin justru dianjurkan untuk sabar dan bisa memaafkan kesalahan seseorang Ketigabelas seorang pemegang kekuasaan hendaknya banyak bertanya dan konsultasi kepada orang yang ahli agama atau ahli fiqih Dekati orang yang luas pengalaman yang panjang akal dan pendapatan dan hikmatnya Dari penjelasan di atas tentang prinsip prinsip moral HAMKA dalam hubungannya dengan kepemerintahan tampak memiliki relevansi aktual dengan kondisi bangsa di masa sekarang termasuk di Indonesia Semoga menginspirasi Ali Usman aktivis sosial pengurus Lakpesdam PWNU DIY
Tags damai islam kaffah khilafah
Check Also
Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?
Meskipun arus puritanisasi mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …
Shalat Ghaib untuk Korban Bencana
Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …