Jakarta – Nilai-nilai wasathiyah harus terus disebarkan oleh organisasi-organisasi keamaan di Indonesia. Itu penting, karena nilai wasathiyah atau moderasi beragama bias menjaga perdamaian di tengah kemajemukan bangsa Indonesia.
“Kita tidak boleh jenuh menggaungkan nilai-nilai moderasi beragama atau wasathiyah. Ini sangat baik, karena nilai-nilai wasathiyah memang harus tercermin dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga menjadi salah satu karakter diri dan bangsa,” ujar Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin saat memberi sambutan di Muktamar XXII Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI), Selasa (22/2/2022).
Wapres mengatakan, kemajemukan bangsa Indonesia ini jangan sampai rusak karena adanya paham-paham ekstrem. Baik itu golongan al ifrath atau yang intoleran karena berlebihan dalam beragama, maupun golongan al tafrith, yaitu golongan yang apatis, tidak bersemangat dalam beragama dan berdakwah.
“Anugerah Allah SWT ini jangan sampai rusak karena paham-paham ekstrem,” kata Wapres.
Kiai Ma’ruf menilai, organisasi keagamaan memiliki peran dalam perubahan sosial karena jangkauannya luas ke masyarakat, termasuk di antaranya DDI. Ia mencontohkan, DDI yang keberadaannya ada di 17 provinsi, memiliki puluhan pondok pesantren, sekitar 1.000 madrasah dan 12 perguruan tinggi di berbagai daerah di Indonesia.
Karena itu, Wapres peran tersebut bisa diimplementasikan dalam membangun masyarakat yang berpikir moderat atau sikap tengah-tengah, tidak ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Selain itu, ormas juga memiliki kekuatan dan pengaruh untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Saya berharap, melalui semua institusi pendidikan di bawah naungannya, DDI dapat menjadi mitra Pemerintah untuk terus memperbaiki mutu pendidikan bagi generasi penerus bangsa,” katanya.