palestina

Palestina, Khilafah, dan Solusi Realistis Masa Kini

Saat kita memandang permasalahan yang melanda Palestina, seringkali kita mendengar seruan untuk mengembalikan khilafah sebagai solusi terhadap krisis berkepanjangan di kawasan tersebut. Namun, kita perlu merenung bahwa khilafah bukanlah jawaban yang sesuai untuk masa kini dan bukan pula pencapaian sejarah yang dapat diulang.

Dalam sejarah yang kaya dan penuh perubahan, Palestina dan kawasan sekitarnya pernah berada di bawah kekuasaan Khilafah Utsmani selama beberapa ratus tahun. Pemerintahan Utsmani membawa stabilitas yang memungkinkan berbagai etnis dan agama hidup berdampingan. Akan tetapi, kelemahan eksternal dan internal dalam pemerintahan Utsmani mengakibatkan kemunduran yang tidak dapat dihindari. Hasilnya, wilayah Palestina akhirnya jatuh ke tangan Inggris setelah kekalahan Utsmani dalam Perang Dunia Pertama.

Pada saat yang sama, abad ke-20 menyaksikan munculnya sejumlah negara baru di Timur Tengah yang tidak lagi berada dalam kungkungan khilafah sebagai format kekuasaan yang relevan. Mereka mencari kemerdekaan dan kedaulatan dalam bentuk negara-negara modern. Khilafah tidak lagi menjadi panggilan yang mampu meresap dalam benak rakyat atau pemimpin di kawasan tersebut.

Jadi, solusi khilafah untuk Palestina bukanlah pilihan yang realistis. Sejarah telah membuktikan bahwa kekuasaan khilafah tidak dapat menjaga wilayah Palestina dari campur tangan eksternal yang mengakibatkan kehancuran dan pemecahan. Kelemahan internal kekuasaan khilafah pada masanya sangat rapuh sehingga menyebabkannya tidak bisa menandingi kekuatan dari luar.

Jika hari ini ada sekelompok menawarkan khilafah sebagai solusi Palestina, rakyat Palestina sendiri pun tidak akan pernah mendengarkan narasi itu. Bagi mereka, kemerdekaan bangsa Palestina dan berdirinya negara Palestina berdaulat itu yang diidamkan, bukan ingin membangun imperium baru bernama khilafah.

Apa yang akan dimulai ketika berbicara khilafah sebagai solusi? Keemasan masa lalu yang diungkit dalam menyatukan umat Islam di jazirah Arab? Betulkah jazirah Arab benar-benar bersatu dan akan bersatu? Bersatunya negara-negara Arab dalam perang melawan Israel saat itu juga tidak mampu mengembalikan sejengkal tanah Palestina. Apakah karena tidak ada khilafah yang menyatukan? Toh, khilafah Turki Ustmani pun runtuh karena berbagai faktor yang cukup kompleks. Membangun khilafah juga semakin kompleks di tengah negara-negara yang berdaulat saat ini.

Mencari solusi yang realistis di tengah perubahan zaman saat ini lebih penting. Membela Palestina secara kongkret lebih realistis dari pada menitipkan agenda pembangunan khilafah yang tiada ujungnya dan ditolak di mana-mana, terutama di negeri Arab.

Solusi yang lebih sesuai untuk masa kini adalah upaya bersama membangun komitmen negara-negara Arab dan negara-negara Muslim di seluruh dunia, termasuk Malaysia dan Indonesia, untuk membantu secara diplomatis mencapai kemerdekaan Palestina dan menjamin wilayah tersebut tanpa konflik. Keberhasilan diplomasi dan kesepakatan damai akan membuka jalan bagi kesejahteraan rakyat Palestina dan stabilitas di kawasan tersebut.

Perlu dipahami bahwa tawaran khilafah di zaman saat ini hanyalah sebuah ilusi yang tidak memperhitungkan kompleksitas perubahan sejarah dan politik. Palestina, seperti banyak wilayah lain di dunia, telah berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Sejarahnya telah mengajarkan kita bahwa nostalgia untuk masa lalu tidak selalu memberikan solusi yang tepat untuk masa kini.

Mengingat realitas politik global dan perubahan sejarah, lebih bijak untuk fokus pada solusi yang dapat diwujudkan, seperti diplomasi, negosiasi, dan kerja sama internasional. Ketegasan dari negara-negara Arab dan negara Muslim untuk mendukung Palestina secara damai akan memberikan harapan bagi perdamaian dan kemerdekaan yang sangat diidamkan oleh rakyat Palestina dan seluruh dunia. Dari pada hanya bermimpi dan berkoar untuk sesuatu yang tidak pasti.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Deputi 1 BNPT dan Pj Walikota Salatiga pada peresmian Warung NKRI Digital di Salatiga Jateng

Kolaborasikan Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Era Digitalisasi, BNPT Bangun Warung NKRI Digital

Salatiga – Era digitalisasi menuntut berbagai lini kehidupan harus terintegrasikan dengan dunia digital. Pun dalam …

Eks Napiter di Batanghari lepas baiat dan ikrar setia NKRI

Lepas Baiat dan Ikrar Setia NKRI, Eks Napiter: Semoga Kami Istiqamah Jalankan Ajaran Islam yang Benar

Batanghari – Program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Densus …