haji akbar
haji arafah

Pendapat Ulama Tentang Haji Akbar

Musim haji tahun ini istimewa karena wukuf di Arafah tepat pada hari Jum’at. Jemaah haji dengan sangat antusias bergerak ke Arafah sambut “Haji Akbar”. Semangat untuk wukuf naik berlipat karena wukuf pada hari Jum’at memiliki keistimewaan tersendiri. Mereka menyebutnya haji akbar.

Haji akbar memang spesial, memiliki keutamaan dan keistimewaan dibanding musim-musim haji yang lain. Jemaah haji bahkan telah mendapatkan informasi tentang tema Khutbah Arafah yang berjudul, “Haji Akbar dan Moderasi Beragama dari Tanah yang Mulia”. Khutbah yang akan dibaca oleh Prof. Dr. Moh. Mukri, M. Ag. pada tanggal 9 Dzulhijjah 1443 H/8 Juli 2022 di Arafah. Istilah haji akbar sangat masyhur dan menjadi impian semua jemaah haji.

Istilah haji akbar ada dalam al Qur’an surat al Taubah ayat 3.

“Dan (inilah) suatu permakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji yang terbesar (yaum al hajj al akbar) bahwa Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin…”

Dalam kitab Tafsir al Thabari, menurut riwayat dari Imam Atha’ yang dimaksud Haji Akbar adalah hari Arafah. Pendapat ini diamini oleh Abu Ishaq. Demikian juga riwayat Syihab bin ‘Ibad al Ashri, ia pernah mendengar Umar bin Khattab berkata, “Ini adalah hari Arafah, hari Haji Akbar”. Ibnu Abbas juga mengatakan hal yang sama.

Sebagian ulama yang lain berpendapat, Haji Akbar adalah hari Raya Idul Adha. Pendapat ini disampaikan oleh Abi Ishaq berdasarkan riwayat dari Harits dari Sayyidina Ali. Abdullah bin Abi Aufa juga meriwayatkan hal yang sama. Mughirah bin Syu’bah dalam salah satu khutbahnya mengatakan, “Hari ini adalah Hari Raya Idul Adha, Hari Nahar dan Haji Akbar”. Abi Ishaq pernah bertanya kepada Abdullah bin Saddad tentang Haji Akbar dan Haji Asghar (Haji Kecil). Beliau menjawab, Haji Akbar adalah wukuf di Arafah sedangkan Haji Asghar adalah umrah.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir juga menerangkan hal yang sama. Tentang Haji Akbar ulama beda pendapat sebagaimana telah dijelaskan dalam Tafsir al Thabari di atas. Sebagian mengatakan Haji Akbar adalah wukuf di Arafah, baik wukuf terjadi pada hari Jum’at atau hari yang lain. Sebagian yang lain berpendapat Haji Akbar adalah Hari Raya Idul Adha.

Berdasarkan keterangan ini, istilah haji akbar tidak identik dengan wukuf yang bertepatan dengan hari Jum’at. Yang dimaksud Haji Akbar menurut sebagian ulama adalah wukuf di Arafah itu sendiri sebagai puncak ritual ibadah haji. Wukuf, sebagaimana telah maklum, merupakan inti dari seluruh rangakaian ibadah haji. Karenanya, wukuf di Arafah disebut haji Akbar, baik wukuf tersebut bertepatan dengan hari Jum’at atau tidak.

Sementara sebagian ulama yang lain mengatakan, yang dimaksud Haji Akbar dalam ayat di atas adalah Hari Raya Idul Adha.

Sebagai kesimpulan, Hari Haji Akbar bukan istilah yang dipakai untuk wukuf di Arafah yang bertepatan dengan hari Jum’at. Tidak ada satu ulama dalam kitab-kitab tafsir klasik yang otoritatif mengatakan demikian. Sebagian mengatakan Haji Akbar adalah wukuf di Arafah, terserah hari apa saja. Sebagian yang lain berpendapat Hari Haji Akbar adalah hari Raya Idul Adha.

Begitu pula para ulama madhab fikih, mereka tidak menyebut wukuf yang terjadi pada hari Jum’at sebagai Haji Akbar. Mereka hanya menyampaikan kalau wukuf bertepatan dengan hari Jum’at memiliki keistimewaan sendiri.

Menurut kalangan Syafi’iyah, seperti termaktub dalam kitab Mughni al Muhtaj, wakuf yang bertepatan dengan hari Jum’at memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan wukuf selain hari Jum’at.  Orang yang wukuf pada hari itu diampuni oleh Allah tanpa perantara. Sementara orang yang wukuf diselain hari Jum’at mendapatkan pengampunan Allah dengan perantara.

Menurut kalangan Hanafiyah, keistimewaan wukuf di Arafah tepat pada hari Jum’at setara dengan 70 kali haji. Hal ini seperti tertulis dalam kitab Hasyiyah Ibnu Abidin.

Bagikan Artikel ini:

About Nurfati Maulida

Check Also

darah haid

Darah Haid Tuntas Tapi Belum Mandi Besar, Bolehkah Berpuasa?

Perempuan haid dilarang berpuasa. Tapi, larangan ini tidak bermakna diskriminasi Islam terhadap perempuan. Puasa ramadhan …

buah takwa

Bentuk Bahagia Menyambut Ramadan

Dalam kitab Durrotun Nashihin, ada yang yang berbunyi: “Siapa yang bergembira dengan masuknya bulan Ramadan, …