Musim kampanye sudah mulai ditabuh. Kontestasi politik 2024 menjadi harapan bagi bangsa ini untuk mengarungi batera baru dalam kepemimpinan nasional. Proses ini harus dilalui sebagai bagian penting dari dinamika kepemimpinan. Namun, hal paling penting, Pemilu bukan sekedar ajang mencari kekuasaan, tetapi sebuah pendidikan politik yang baik.
Pentingnya pendidikan politik tidak hanya mencakup manfaat jangka panjang, tetapi juga berperan sebagai pondasi utama dalam membentuk masyarakat yang penuh kesadaran akan hak dan kewajibannya dalam bernegara. Dengan pendidikan politik, warga negara dapat mengembangkan pemahaman yang seimbang dan objektif tentang prinsip-prinsip dasar demokrasi, hak-hak mereka, dan peran dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam perspektif agama Islam, pendidikan politik dianggap sebagai keharusan yang mendalam. Alasannya jelas, karena Islam menanamkan nilai-nilai keadilan, partisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat, dan pemahaman terhadap hak dan kewajiban. Pendidikan politik yang dimulai sejak usia muda memiliki peran krusial dalam membentuk karakter individu sesuai dengan ajaran Islam, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan.
Rasulullah SAW sendiri menegaskan pentingnya pendidikan politik dalam hadisnya yang terkenal, Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya” (HR al-Bukhari).
Hadis ini mencerminkan dorongan Islam terhadap partisipasi aktif individu dalam urusan politik sebagai wujud tanggung jawab. Memulai pendidikan politik sejak dini, sesuai dengan ajaran Islam, menjadi langkah awal untuk membentuk generasi yang tak hanya paham demokrasi, tapi juga memiliki moralitas dan etika yang kokoh.
Belajar menjadi pemimpin dimulai dari dalam diri sendiri dan masyarakat luas. Amanah menjadi prinsip utama dalam memimpin. Bahkan Rasulullah mengancam pemimpin yang tidak Amanah sebagaimana : “Tidaklah seorang hamba dibebani amanah oleh Allah untuk memimpin rakyat lalu mati dalam keadaan berkhianat kepada rakyatnya; melainkan Allah akan mengharamkan surga baginya.” (muttafaqah alaih).
Haidts lain misalnya : “Apabila bepergian tiga orang dalam perjalanan maka hendaklah mereka mengangkat salah satu diantaranya untuk menjadi pemimpin” (HR. Abu Dawud). Hadist ini menekankan pentingnya memilih pemimpin dalam suatu komunitas. Tanpa pemimpin masyakarakat akan menjadi kacau.
Lalu, Islam juga mementingkan kepatuhan terhadap pemimpin yang terpilih. Tidak ada pemberontakan yang dapat memberikan dampak kekacauan dalam suatu kepemimpinan. Dengarkanlah dan taatilah oleh kalian, walaupun orang yang dipercayakan untuk memimpin kalian adalah seorang hamba sahaya Ḥabasyi (Ethiopia), yang kepalanya seperti kismis”. Hadist ini menjadi landasan penting dalam menjaga stabilitas dalam masyarakat.
Pendidikan politik yang mencakup nilai-nilai Islam memberikan landasan yang kuat untuk membentuk masyarakat yang berakhlak. Dalam perspektifnya, pendidikan politik Islam bukan hanya soal memahami struktur politik, tetapi juga mengenalkan moral dan etika dalam berpolitik. Menurutnya, pendidikan politik yang berbasis pada ajaran Islam dapat membentuk individu yang bertanggung jawab, adil, dan berkontribusi positif dalam kehidupan bermasyarakat.
Lembaga pendidikan dan keluarga memiliki peran sentral dalam memberikan pendidikan politik sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dengan pendekatan yang tepat, tenaga pendidik dapat membimbing generasi muda untuk memahami konsep keadilan, menjelaskan sistem pemerintahan Islam, dan membentuk pemikiran kritis. Melalui pendidikan yang holistik, mulai dari keluarga hingga lembaga pendidikan formal, masyarakat dapat membentuk individu yang menghargai demokrasi dan memiliki pemahaman mendalam terhadap peran mereka sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
Dengan merangkul pendidikan politik dan nilai-nilai Islam sejak dini, kita dapat membentuk masyarakat yang cerdas secara politik, bermoral, dan beretika dalam setiap aspek kehidupan. Pendidikan politik yang berbasis Islam bukan hanya menjadi kunci bagi masyarakat yang kritis, tetapi juga sebagai langkah nyata menuju peradaban yang berlandaskan pada keadilan dan kebenaran.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah