Christchurch – 15 Maret 2019 adalah hari kelam setahun tragedi menyedihkan penyerangan dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru. 51 umat Muslim yang tengah salat Jumat di Masjid Al Noor dan Linwood Islamic Centre tewas diberondong senapan mesin oleh teroris asal Australia Brenton Tarrant.
Kini hampir setahun tragedi itu telah berlalu, namun kepedihannya masih dirasakan oleh umat Muslim, dan seluruh masyarakat Selandia Baru. Rencananya 15 Maret 2020 akan dilakukan peringatan tragedi tersebut. Jelang peringatan itu, dua Imam Masjid di Selandia Baru mengajak pemuda muslim untuk melaksanakan kegiatan tur ke berbagai kota. Kegiatan ini sebagai bagian peringatan setahun tragedi di Christchurch.
Dikutip dari aboutislam.net, Senin (9/3/2020) kegiatan tur ini diisi dengan berbagai acara seperti Pameran Alquran, sesi tanya jawab, pembicaraan publik, open house masjid, dan diskusi terbuka. Kegiatan ini mungkin merupakan cara yang sempurna untuk menghilangkan kesalahpahaman mengenai Islam.
Bagi banyak orang, bertemu langsung dan mengajukan pertanyaan langsung bisa menjadi cara terbaik untuk membangun jembatan. Kedua imam akan memimpin sekelompok pemuda menjelajah di seluruh negeri di bawah panji True Islam NZ.
Sepanjang tur, kelompok pemuda akan menuju ke jalan-jalan mengenakan kemeja yang bertuliskan “Saya seorang Muslim bertanya kepada saya apa pun” dengan harapan memulai diskusi dan mengadakan pertemuan pribadi.
Tur ini akan berlangsung di kota Hamilton, Tauranga, Wellington, Nelson, Picton, Blenheim, Grovetown, Kaikōura, Waipara, Amberley, Christchurch, Culverden, Hanmer Springs, dan Reefton.
“Kami mengundang semua orang, apakah Anda memiliki pertanyaan atau tidak, untuk datang dan bertemu kami. Kenalilah seorang Muslim atau datang saja dan ajukan pertanyaan apa pun yang Anda miliki,” kata imam Sabahuzafar yang berbasis di Waikato.
Imam Qamar yang berbasis di Wellington memulai proyek tiga tahun lalu dengan memposting ketersediaannya untuk bertemu di media sosial.
“Ada banyak pertanyaan tentang hak-hak perempuan. Banyak ateis ingin berbicara tentang keberadaan Tuhan atau konsep jihad, tetapi tidak semuanya tentang agama. Terkadang kita hanya berbicara tentang kehidupan, ”katanya dikutip dari laman republika.co.id.
Qamar mengatakan kampanye “Temui seorang Muslim” bertepatan dengan peristiwa peringatan serangan teror, untuk menunjukkan Muslim tidak berbeda.
“Ketika kita mengingat peristiwa mengerikan dari tahun lalu, kita ingat tragedi itu, hilangnya nyawa, tetapi juga kebersamaan seluruh bangsa dan berdiri melawan diskriminasi dan teror,” terang Qamar.
Ribuan Muslim Selandia Baru akan menandai tahun pertama penembakan teroris Christchurch dengan doa bersama peringatan nasional. Doa bersama direncanakan di komunitas Al Noor dan Linwood Mosque pada (13/3) di Horncastle Arena.
Christchurch adalah kota terbesar di Pulau Selatan Selandia Baru dan pusat Canterbury. Kota ini dihuni oleh 404.500 warga. Kota ini merupakan kota ketiga terpadat selain Auckland dan Wellington. Satu persen dari total populasi Selandia Baru beragama Islam. Sejumlah kecil imigran Muslim dari Asia Selatan dan Eropa Timur menetap di Selandia Baru dari awal 1900-an hingga 1960-an.