Abu Bakar Baasyir saat akan meninggalkan Lapas Gunung Sindur
Abu Bakar Baasyir saat akan meninggalkan Lapas Gunung Sindur

Putus Hubungan Dengan Al Qaeda dan ISIS, Pengamat: ABB Pemimpin yang Melayang-layang

Jakarta – Mantan pemimpin Jamaah Islamiyah (JI) Ustaz Abu Bakar Baasyir (ABB) telah bebas murni dari hukuman penjara, 8 Januari 2021 lalu. Ia dibebaskan dari Lapas Gunung Sindur setelah menjalani vonis 15 tahun penjara dipotong beberapa kali remisi.

Pembebasan tokoh yang dituduh sebagai dalang terorisme dalam kasus pelatihan teroris di Aceh dan bom Bali ini, langsung menimbulkan berbagai komentar. Salah satunya dari pengamat terorisme Al Chaidar. Ia menilai pembebasan ABB ini tidak akan berdampak bagi gerakan terorisme di Indonesia.

“Baasyir telah ditinggalkan pengikutnya,” kata Al Chaidar dikutip dari laman DW, Minggu (10/1/2021).

Ia mengungkapkan, pada dasarnya bebasnya Ustaz Abu Bakar Baasyir ini tidak punya efek yang terlalu berbahaya kepada pemerintah Indonesia pada saat ini karena boleh dikatakan Ustaz Baasyir sudah tidak memiliki pengaruh yang kuat lagi terhadap para pengikutnya.

“Sudah putus hubungan dengan Al Qaeda, ISIS, dan dia sekarang seperti floating leader (pemimpin yang melayang-layang). Pemimpin yang sudah ditinggalkan pendukungnya,” ucap Chaidar.

Chaidar menjelaskan secara rinci tentang banyaknya pendukung Baasyir yang berpaling. Bermula saat Baasyir meninggalkan Jamaah Islamiyah  dan bergabung ke Majelis Mujahidin Indonesia. Kemudian ABB mengkritisi sistem organisasi MMI dengan sebutan “sistem Yahudi” sehingga membuat orang-orang MMI di seluruh cabang di Indonesia kecewa.

Selanjutnya Baasyir meninggalkan MMI dan mendirikan Jamaah Ansharut Tauhid. Pada tahun 2014, saat Baasyir menjalani vonis hukuman penjara, ia justru meninggalkan JAT dan bergabung dengan Jamaah Ansharut Daulah yang berbaiat kepada ISIS.

Perpindahan Baasyir ke JAD membuat pemimpin Al Qaeda geram, pasalnya selama ini Al Qaeda berada di belakang kegiatan Jamaah Islamiyah di Indonesia dan ISIS merupakan musuh utama mereka.

Tak heran jika Al Qaeda menarik seluruh dukungan terhadap pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki itu. Tepatnya pada tahun 2018, ketika Baasyir tidak lagi memiliki banyak massa pendukung, ia akhirnya keluar dari JAD.

“Dia akan menerima kenyataan bahwa NKRI adalah sebuah negara yang terlalu besar untuk dilawan oleh sebuah pergerakan tanzim radikal, semacam Jamaah Islamiyah ataupun yang lain. Jadi dia sendiri sudah tidak memiliki akar yang kuat dari pendukung-pendukungnya di kalangan JI, MMI, JAT, JAS, sudah tidak ada lagi dan kelihatannya memang karier politiknya sudah berakhir,” kata Chaidar.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …