Radikalisme Kampus Berkembang Karena Tak Ada Saingan

Jakarta Radikalisme dan intoleransi di kampus saat ini sudah sangat mengkhawatirkan Ironisnya itu terjadi di kampus kampus top di Indonesia Kondisi itu terjadi akibat dalam beberapa dekade terakhir organisasi di kampus dikuasai kelompok tertentu sementara organisasi yang menjadi saingan justru dilarang Hal itu dikatakan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Prof Dr Azyumardi Azra MA CBE Menurutnya organisasi tandingan yang dimaksud antara lain HMI atau GMNI yang dilarang eksis sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Permenristekdikti yang baru Baca juga Ketua MUI Indonesia Tidak Bisa Khilafah Akibatnya apa Seluruh wacana dan gerakan mahasiswa di kampus cenderung dikuasai oleh LDK Lembaga Dakwah Kampus dan KAMMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia terutama di perguruan tinggi negeri katanya yang dikutip Antaranews Kamis 1 11 Di kesempatan berbeda Al Chaidar Abdul Rahman Puteh dosen Antropologi di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Aceh juga sependapat dengan Azyumardi Namun ia melihat tandingan ekstrem kanan bukan cuma dari organisasi yang dikenal sebagai kelompok Cipayung itu tapi juga kelompok lain Masalahnya kelompok lain ini kerap kali dilarang menggelar kegiatan Pelarangan ini biasanya terjadi pada diskusi atau kegiatan yang terkait dengan peristiwa 1965 atau soal PKI dan ideologinya Misalnya pelarangan diskusi soal Marxisme di Universitas Indonesia pada September lalu yang dilakukan Rektorat UI Soal ini kata Al Chaidar jadi masalah tersendiri Sikap Kemenristekdikti mempersilakan organisasi ekstra tradisional kembali beraktivitas tapi di sisi lain memberangus yang lain sama saja dengan memberi karpet merah kepada radikalisme jenis lain Soalnya dalam amatannya banyak organisasi tersebut yang juga jadi ekstrem kanan