Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia memperingati malam Nuzulul Qur’an yang terjadi pada bulan suci Ramadhan. Nuzulul Qur’an merupakan momen penting dalam sejarah umat Islam, yaitu ketika wahyu pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini, terdapat perbedaan riwayat di kalangan ulama mengenai proses penurunan Al-Qur’an. Riwayat yang paling masyhur adalah bahwa Al-Qur’an turun secara utuh ke langit dunia pada malam Laylatul Qadar dan kemudian diturunkan secara bertahap selama kurang lebih 22 tahun.
Turunnya Al-Qur’an secara berangsur kepada Nabi Muhammad SAW bukan tanpa alasan. Syaikh Muhammad Abdul-Azim al-Zarqani dalam kitab Manahil al-‘Urfan fi ‘Ulum al-Qur’an menyebutkan empat hikmah utama mengapa Al-Qur’an diturunkan secara berangsur kepada Nabi Muhammad SAW. Keempat hikmah tersebut adalah sebagai berikut:
- Meneguhkan dan Mengokohkan Hati Nabi Muhammad SAW
Dakwah yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW pada masa itu sangat berat, termasuk persekusi, penyiksaan, dan pengusiran yang dilakukan oleh kaum kafir Makkah. Oleh karena itu, penurunan wahyu Al-Qur’an secara bertahap bertujuan untuk meneguhkan dan mengokohkan hati Nabi Muhammad SAW. Setiap kali beliau menghadapi gangguan, wahyu Allah hadir sebagai penguat, memberikan ketenangan dan kekuatan. Hal ini tercermin dalam Surat Al-Furqan ayat 32, yang berbunyi:
“Berkatalah orang-orang yang kafir: ‘Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).” (QS. Al-Furqan: 32)
Hikmah bagi umat Islam adalah bahwa dalam menghadapi musibah atau kesulitan, kita bisa meneladani ketabahan Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an mampu memberikan ketenangan batin kepada orang yang hatinya sedang gelisah dan bimbang, seperti yang sering dirasakan oleh orang yang mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an.
- Mendidik Umat untuk Menghafal, Memahami, dan Mengamalkan Al-Qur’an
Jika Al-Qur’an diturunkan sekaligus dalam satu waktu, umat Islam mungkin akan merasa terbebani dengan kewajiban yang besar. Oleh karena itu, turunnya Al-Qur’an secara bertahap memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk menghafal, memahami, dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dengan lebih baik. Proses ini mengajarkan umat untuk mempelajari Al-Qur’an secara bertahap, dengan memperhatikan kapasitas dan kualitas pemahaman mereka.
- Memudahkan dalam Merespon Peristiwa yang Terjadi
Pada masa Nabi Muhammad SAW, sering kali beliau mendapat pertanyaan dari orang-orang kafir yang membutuhkan jawaban dari Al-Qur’an. Dalam situasi tersebut, wahyu yang turun memberikan jawaban yang sesuai dengan konteks peristiwa tersebut. Salah satunya adalah ketika orang-orang kafir bertanya tentang ruh, yang kemudian dijawab oleh Allah dalam Surat Al-Isra ayat 85:
“Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” (QS. Al-Isra: 85)
Hikmah yang dapat diambil adalah pentingnya bersabar dan menunggu petunjuk dari Allah dalam merespons peristiwa-peristiwa yang terjadi. Sebagai umat, kita diajarkan untuk tidak gegabah dalam mengambil keputusan, dan untuk mengutamakan pertimbangan yang bijak, sebagaimana Rasulullah SAW selalu menunggu wahyu Allah dalam menghadapi situasi tertentu.
- Sebagai Bukti Bahwa Al-Qur’an Benar-benar dari Allah
Penurunan Al-Qur’an secara bertahap juga menjadi bukti bahwa Al-Qur’an bukanlah ciptaan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana yang disangka oleh orang-orang kafir pada masa itu. Allah menegaskan hal ini dalam Surat Al-Furqan ayat 6:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Al-Qur’an itu diturunkan oleh Allah yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.'” (QS. Al-Furqan: 6)
Sebagai umat, kita harus menyadari bahwa segala pencapaian kita, baik dalam bekerja maupun dalam kehidupan lainnya, merupakan anugerah dan kemurahan dari Allah, bukan semata-mata hasil dari kecerdasan atau usaha kita sendiri.
Kesimpulan
Di momen Nuzulul Qur’an ini, kita diingatkan untuk tidak hanya membaca Al-Qur’an, tetapi juga untuk memahami dan mengamalkan hikmah yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari. Penurunan Al-Qur’an secara berangsur memiliki hikmah yang mendalam bagi Nabi Muhammad SAW dan umat Islam, yang dapat diambil sebagai pelajaran dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Semoga di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, kita semakin mendekatkan diri kepada Al-Qur’an, menjadikannya sumber ketenangan, kebijaksanaan, dan petunjuk dalam setiap langkah kehidupan kita.
Referensi:
- Al-Zarqani, Muhammad Abdul-Azim. Manahil al-‘Urfan fi ‘Ulum al-Qur’an.
- Al-Qur’an Al-Karim.