sahabat
sahabat

Sahabat Zahir yang Pernah Ditawarkan Rasulullah di Pasar

Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk fisik, dan harta kalian. Akan tetapi Allah melihat hati dan amal kalian,” (HR. Muslim).


Diriwayatkan dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh imam Ahmad bin Hambal yang dikuti dari hadis Anas bin Malik, bahwa ada seorang sahabat yang berasal dari daerah pedalaman bernama Zahi, putra Haram al-Asyja’i. Ia pernah datang kepada Rasulullah dan membawakannya sebuah hadiah dari desanya.

Hal ini pun sebagaimana dilakukan Rasulullah, setiap kali hendak pergi ke pedalaman, beliau meminta Zahir untuk bersiap-siap melakukan penyambutan kepadanya. Hanya agar Rasulullah bisa bertemu dengannya. Meskipun Zahir dikenal sebagai seorang laki-laki yang buruk rupa, namun Rasulullah sangat mencintainya dan sering rindu kepadanya.

Bahkan ketika suatu saat Rasulullah hendak berkunjung ke daerah di mana Zahir tinggal, Rasulullah berkata kepada beberapa sahabat yang bersamanya, “Zahir adalah saudara kita yang ada di pedalaman dan kita akan mendatanginya.”

Dengan ajakan itu, para sahabat yang bersama Rasul pun setia mendampinginya menuju ke tempat Zahir. Namun hal yang mengagetkan justru terjadi ketika Rasulullah bersama para sahabat tiba di salah satu pasar yang ada di dekat daerah Zahir tinggal.

Rasul mendapati Zahir sedang sibuk menjajakan dagangannya di tengah kerumunan masyarakat yang ada di pasar. Di tengah kesibukan Zahir, diam-diam Rasulullah mendekatinya lalu mendekapnya dari belakang. Zahir pun sontak kaget mendapat perlakukan itu serta tidak mengetahui siapa yang melakukannya.

Lalu Zahir pun teriak sembari berusaha keras untuk melepaskan diri dari dekapan yang kuat itu sambil berkata, “Siapa ini? Lepaskan aku.”

Namun teriakan Zahir ternyata tidak membuat Rasulullah melepaskan dekapannya, sehingga Zahir menoleh ke belakang dan sangat terkejut ketika mendapati orang yang mendekap ternyata adalah Rasulullah. Orang yang sangat ia sayangi dan yang mencintainya.

Dengan nada lembut, Rasulullah bercanda kepada Zahir dengan pura-pura akan menjualnya sebagai budak. Rasul berkata kepada orang-orang yang ada di pasar, “Siapa yang mau membeli budak ini dariku?”

Jelas, apa yang dilakukan oleh Rasulullah kepadanya itu sangat membuat Zahir kaget. Dengan demikian, ia sudah merasa sangat panik karena akan dijual oleh Rasulullah. Sedang ia sendiri memang merasa sebagai seorang yang buruk rupa. Dengan penuh iba dan sangat khawatir, akhirnya ia beranikan berkata kepada Rasul, “Ya Rasulullah, demi Allah, aku ini orang yang tidak laku dijual.”

Dengan segera Rasulullah justru menimpali perkataan Zahir itu, “Meski demikian, akan tetapi kamu tetap laku di sisi Allah. Dan justru kamu di sisi Allah sangat mahal.” Kemudian Rasulullah melepaskan dekapannya itu, dan Zahir sudah sangat lega karena tidak jadi dijual oleh Rasulullah sebagai budak.

Memang seperti itu yang diajarkan oleh Rasulullah sebagai panutan yang selalu memberikan tauladan yang baik kepada seluruh umatnya. Dari kisah tersebut dapat diambil kesimpulan umum bahwa tidak seharunya membenci ataupun mencintai seseorang karena bentuk fisiknya.

Sebagaimana sabda Rasulullah, “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk fisik, dan harta kalian. Akan tetapi Allah melihat hati dan amal kalian,” (HR. Muslim). Begitu juga dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa hanya orang yang hatinya sehatlah yang selamat pada saat datang suatu hari yang sudah tidak berguna lagi harta dan anak (hari kiamat), (QS. As-Syuara, 88-89)


Khoirul Anwar Afa, Penulis adalah Dosen Fakulktas Ushuluddin PTIQ Jakarta 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Lebaran Topat perkuat silaturahmi dan jaga tradisi leluhur

Lebaran Topat di Mataram Pupuk Silatarahmi Antaragama dan Jaga Tradisi Leluhur

Mataram – Seperti di daerah-daerah lain saat Hari Raya Idul Fitri, di Kota Mataram, Nusa …

KH Yusnar Yusuf Rangkuti PhD

Tak Bertentangan dengan Syariat Islam, Budaya dan Kearifan Lokal Saat Idulfitri Perlu Terus Dilakukan

Jakarta – Perayaan Idulfitri di Indonesia biasanya diramaikan dengan berbagai budaya dan kearifan lokal, sesuai …