Semut merupakan serangga sosial yang memiliki kurang lebih 12.000 spesies. Habitatnya sangatlah luas mencakup daratan, pegunungan, dan daerah pesisir. Setiap jenis semut memiliki peranannya masing-masing di ekosistem berdasarkan dari kebiasaan dan sumber makanannya yang sangat beragam, seperti semut api (Solenopsis sp.) di Brazil dapat dimanfaatkan sebagai agen pengontrol kepadatan larva penggerek batang tebu. Semut hitam (Dolichoderus sp.) juga bisa di manfaatkan oleh petani untuk mengusir dan menghancurkan populasi hewan pengerek daun.
Dalam Islam sendiri, semut memiliki banyak keistimewaan yang bisa dipelajari dan ditiru oleh manusia. Bahkan dalam al-Quran kata semut disebutkan sebanyak tiga kali penyebutan dalam satu ayat, yaitu di ayat ke-18 pada surah An-Naml.
Dalam ayat tersebut menceritakan ketika Nabi Sulaiman as bersama pasukannya melewati sebuah lembah yang dinamakan lembah semut. Lalu, sebuah semut memperingatkan koloninya yang lainnya untuk segera memasuki sarang karena Nabi sulaiman dan pasukannya akan melewati lembah tersebut.
Allah berfirman, “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut; Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (an-Naml-18)
Ketika bala tentara Nabi Sulaiman as akan melewati lembah semut, seekor semut dengan suara yang terdengar oleh semua semut, yakni Allah telah memberikan kepada semut-semut pendengaran di luar kebiasaan, di mana peringatan dari satu semut terdengar oleh semut-semut yang lain yang telah memenuhi sebuah lembah.
Semut memiliki pendengaran yang sangat ajaib sehingga semut tersebut mengetahui keadaan Nabi Sulaiman dan bala tentaranya. Semut tersebut memberitahukan kepada Nabi Sulaiman untuk berhati-hati dan tidak menginjak semut di lembah semut, lalu Nabi Sulaiman mendengarkan ucapan semut tersebut dan memahaminya.
Tentang isyarat dari sang pemimpin semut kepada koloninya menyangkut sesuatu tanda bahaya dan harus segera sampai dan diketahui oleh para koloninya yang ada di lembah tersebut. Menariknya, instruksi dari pemimpin semut itu sampai ke semua pasukan semut tanpa ada yang terlewat.
Terdapat dua kemungkinan yang bisa terjadi. Kemungkinan pertama, si pemimpin semut itu mengeluarkan suara atau panggilan dengan frekuensi tertentu atau zat tertentu sebagai isyarat panggilan yang menjangkau area dengan radius cukup luas sehingga semua semut dapat mendengar suara tersebut.
Kedua, dengan sistem estafet, si pemimpin memberi instruksi ke beberapa semut yang ada di dekatnya, lalu semut-semut itu meneruskan instruksi itu ke semut-semut lain yang terdekat, demikian seterusnya, sampai semut yang berada di sisi terluar menerima instruksi tersebut. Cara penyampaian pesannya mungkin seperti yang terlihat oleh kita sehari-hari ketika melihat dua ekor semut yang bertemu.
Namun, karena bersifat bahaya, informasi yang di sampaikan harus sampai secepat mungkin kepada koloninya. Terdapat beberapa kemungkinan cara komunikasi semut menurut sains.
Semut menggunakan zat feromon untuk berkomunikasi salah satunya memberi peringatan adanya bahaya, zat feromon pada semut merupakan salah satu senyawa kimia hidrokarbon yang bermanfaat untuk interaksi dalam ekosistem, memiliki peranan penting dalam sistem komunikasi serangga, termasuk semut.
Contohnya saja ketika semut mengigit, ia akan mengeluarkan zat feromon sebagai penanda bagi koloninya bahwa ada bahaya. Setiap pasukan semut memiliki bau koloni yang khas. Zat feromon yang di miliki oleh tiap koloni berbeda-beda, jadi jika ada semut asing memasuki sebuah sarang koloni semut lain, maka, koloni semut itu akan menyerang dengan asam format, sitronelal, dan zat zat beracun lain dari semut.
Surat an-Naml ayat 18 ini hanya salah satu dari sekian ribu ayat dalam al-Qur’an yang membuktikan bahwa kandungannya merupakan sesuatu yang benar dan terbukti secara sains atau ilmiah dan bukanlah hal yang mengada-ada.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah