Sejarah Berhala dan Tipu Daya Setan

Praktek ibadah dengan cara menyembah patung patung atau berhala sudah terjadi jauh sebelum zaman Nabi Muhammad Perilaku syirik seperti ini sebenarnya telah ada pada zaman Nabi Nuh Nabi Nuh merupakan Rasul Allah yang ditunjuk oleh Allah pertama kali untuk memperingatkan kepada kaumnya yang ingkar Disebutkan dalam sebuah hadist bahwa kaum Nabi Nuh telah memiliki berhala Bahkan berhala tersebut sudah banyak dimiliki oleh semua orang di penjuru Arab Dalam sebuah hadis riwayat Imam al Bukhari Artinya Dari Ibnu Abbas radliallahu anhuma bahwanya Berhala berhala yang dahulu di agungkan oleh kaum Nabi Nuh di kemudian hari tersebar di bangsa Arab Wadd menjadi berhala untuk kamu Kalb di Daumah Al Jandal Suwa untuk Bani Hudzail Yaquts untuk Murad dan Bani Ghuthaif di Jauf tepatnya di Saba Adapun Ya uq adalah untuk Bani Hamdan Sedangkan Nashr untuk Himyar keluarga Dzul Kala Itulah nama nama orang Shalih dari kaum Nabi Nuh Ketika mereka wafat syetan membisikkan kepada kaum mereka untuk mendirikan berhala pada majelis mereka dan menamakannya dengan nama nama mereka Maka mereka pun melakukan hal itu dan saat itu berhala berhala itu belum disembah hingga mereka wafat sesudah itu setelah ilmu tiada maka berhala berhala itu pun disembah Riwayat di atas menceritakan sejarah berhala yang berawal dari kaum Nabi Nuh dan menyebar ke masyarakat Arab Berhala sesungguhnya berawal dari nama nama orang shalih atau tokoh yang dmuliakan pada zamannya Namun pembelokan kekaguman dan penghormatan masyarakat menjadi pemberhalaan adalah bagian dari tipu muslihat setan dalam diri manusia Baca Juga Hikmah Sammamah Masuk IslamPada zaman Nabi Nuh terdapat seorang pria yang taat kepada ajaran Allah serta memiliki kepribadian dan ahlak yang mulia Ia banyak di cintai oleh masyarakat di sekitarnya Suatu waktu pria itupun meninggal dunia kesedihan menyelimuti semua masyarakat yang mengenalnya Di tengah suasana duka Iblis tampil memerankan tugasnya untuk memperdayai manusia Dia mulai mengubah wujudnya menyerupai manusia Kemudian berkatalah Iblis Aku melihat kalian begitu bersedih karena kematian orang ini Izinkan aku membantu kalian membuat patung yang menyerupai dirinya yang nantinya bisa kalian letakkan di tempat kalian berkumpul agar kalian mudah untuk mengenangnya Merekapun menjawab Silakan Mulailah iblis membuat patung pria tersebut dan diberikannya patung tersebut kepada masyarakat untuk mengenang pria itu Begitu antusias dan bahagia orang orang melihat patung yang dibuat oleh Iblis lantas diletakkan patung tersebut di sebuah tempat khusus untuk mengenang pria itu Melihat antusiasme orang orang lalu Iblis menawari mereka untuk membuat patung lagi Bolehkan aku membuatkan kembali patung dirinya untuk disimpan di rumah kalian masing masing sehingga pria baik ini akan berada di setiap rumah semua orang dan kalian bisa mengingatnya setiap saat Bahagianya orang orang tersebut akan tawaran sang Iblis Mereka semua menerima tawaran Iblis dengan senang hati Dalam riwayat lainnya Al Tabari menjelaskan Terdapat orang orang saleh yang hidup pada periode antara Adam dan Nuh mereka memiliki pengikut yang menjadikan mereka sebagai teladan Setelah kematian mereka sahabat sahabat mereka yang biasa mencontoh mereka akhlak orang orang saleh ini berkata Jika kita membuat patung patung mereka itu akan lebih memudahkan kita untuk beribadah dan akan mengingatkan kita tentang mereka Ketika patung itu sudah diturunkan kepada penerus mereka mulailah Iblis kembali mendatangi mereka seraya membisikkan Nenek moyang kalian dulu menyembah mereka dan melalui ibadah itu mereka mendapat hujan Maka terbentuklah pemahaman baru yang membuat para generasi baru itu menyembah berhala menjadi Tuhan mereka Iblis dengan tipu daya membuat patung patung orang alim membuat akidah mereka yang pada mulanya hanya kekaguman dan penghormatan menjadi pemberhalaan dan sesembahan Patung yang awalnya menjadi sarana untuk mengenang menjadi berhala yang mampu membuat para manusia hilang kendali akidah Cerita ini menjadi pengingat bagi kita bahwa sesungguhnya mengagumi dan mengidolakan tokoh dan figur tidak melampaui batas semestinya Menghormati ulama kiayi ustad dan tokoh merupakan sesuatu yang sah dilakukan Namun memberhalakan tokoh dan seakan tokoh tertentu tidak pernah salah justru masuk dalam memberhalakan mereka

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …